Saat aku turun dari kamarku kulihat sudah ada Ka Fadhil bersama keluarganya di ruang tamu, segera aku menuju ke ruang tamu dan memberi salam kepada Ka Fadhil dan keluarganya, setelah itu kami berbicang-bincang bersama dan aku baru tau ternyata ka Fadhil itu anak tunggal.
"Bunda dan Tante temen SMA?" Tanyaku kaget ternyata Bundaku dan uminya Ka Fadhil teman SMA.
"Iya sayang.. Tante sudah lama mencari bundamu untuk menagih janji, Alhamdulillah Allah mempertemukan kita lagi ya Zah" Ucap Tante Lia, umi dari Ka Fadhil.
"Iya Li ternyata memang kita berjodoh hehe" Ucap Bunda
Aku masih tetap bingung dengan semua ini, ku lihat Ka Fadhil tampak risau, apa dia mengetahui sesuatu?
"Sudah sudah keliatannya nak Alya sudah semakin bingung itu umi, segera jelaskan maksud kedatangan kita ke sini saja mi" Ucap Om Redi, Abi dari Ka Fadhil
"Oh iya.. Maaf ya nak Alya, jadi maksud kami ke sini ingin menagih janji Bundamu" Ucap Tante Lia
"Janji apa Tante?" Tanyaku
"Dulu Bunda dan Tante Lia memiliki janji akan menjodohkan anak kami nantinya" Jawab Bunda.
"WHAT!!" Ucapku karena kaget.
"Alya.." Tegur Bunda karena aku berteriak, om Azis dan Tante Dea hanya tertawa yang melihat sifat asliku muncul.
"Maaf" Ucapku malu
"Tapi kalo anak Bunda dan Tante sama-sama perempuan atau sama-sama lelaki gimana? Masa mau dijodohin si?" Tanyaku
"Tapi anak kami bukan sama-sama perempuan atau lelaki kan, anak Tante lelaki dan anak bundamu perempuan jadi bisa dijodohkan deh" Ucap Tante Lia dengan wajah gembira.
"Jadi bagaimana nak Fadhil kamu mau Terima anak Tante?" Tanya Bunda.
"Bunda ko malah nanya Ka Fadhil si harusnya kan nanya aku dulu" ucapku, aku benar-benar tak perduli kalau sifat asliku muncul lagi, habis perjodohan? Iya si Ka Fadhil perfect tapi gak ada rasa untuknya.
"Alya.. Bisa tenang sebentar" Ucap Bunda.
"Bismillah, InsyaAllah Tan bila Alya menerima Fadhil juga akan terima" Jawab Ka Fadhil
Haduhh ini si Ka Fadhil ya, kenapa minta jawaban aku si bukannya nolak aja kan jadi bebannya ke aku.
"Bagaimana nak Alya?" Tanya om Redi, tatapan Om Redi seperti Ayah aku merasakan kenyamanan lewat tatapan Om Redi dan aku kangen Ayah.
"Iya" Tanpa sadar aku berucap.
"Alhamdulillah" Ucap semua orang serempak.
"Ih i.. Itu maksud Alya" Ucapku
"Terimakasih sayang akhirnya Tante bisa punya anak perempuan juga" Ucap Tante Lia bahagia
Apa yang telah aku lakukan, harusnya aku berkata tidak tadi, tapi ada apa dengan Ka Fadhil raut wajahnya benar-benar susah diartikan.
_________________________
"Kenapa kamu Al? Ko lemas banget si?" Tanya Ana yang sedang duduk disampingku, hari ini Ana dan aku sengaja berangkat ke kampus bersama karena Ana sedang ada urusan dengan dosen.
"Dunia ku runtuh An, aku Gegana" Ucapku
"Ih Alay.. Kamu kenapa?" Tanya Ana.
Saat aku ingin cerita tiba-tiba Ka Fadhil menghampiri kami.
"Assalamualaikum" Salamnya
"Waalaikumsalam" Jawab kami berdua
"Bisa bicara sebentar Al?" Tanyanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Bismillah, Be Myself
Spiritualité(Selesai) Aku hanya ingin menjadi diriku sendiri, terserah orang mau bilang apa yang penting aku tetaplah aku, aku tetap di jalur yang benar dan tidak melanggar aturan, tapi itu dulu sebelum aku menjadi seperti sekarang ini.. Inilah kisahku.