"Bagas kelihatan galau banget lho Al. Kamu nggak kasihan ya?" Al mendongak dari adonan kue yang sedang dia aduk, Mama-nya Bagas berjalan mendekat membawa seplastik tepung.
"Biarin aja ah Ma, lagian dia keterlaluan banget." Al menjawab sebal, diikuti senyum geli Mama-nya Bagas. "Ma, ini dikasih tepung seberapa?"
Dengan sigap Mama-nya Bagas menambahkan tepung dan membantu Al mengaduk adonannya. Hari ini Al membantu Mama untuk membuat kue, sekalian belajar katanya. Lagian dia juga nggak ada kerjaan, udah hampir seminggu dia berantem sama Bagas. Jadi otomatis tiap pulang sekolah, dia langsung pulang. Jadi setelah 2 hari mengeram di rumah, beberapa terakhir ini Al rajin banget ke rumah Mama.
"Ini tinggal masukin loyang, terus di oven deh." Gumam Mama dengan nada puas, dituangkannya adonan ke sebuah loyang berbentuk hati yang dibawa Al.
"Mama pinter banget sih bikin kue" Al memuji sambil memasukan loyang kedalam oven, "Aku aja tiap masak pasti rasanya sulit didefinisikan Ma." Mama tertawa kecil, geli mendengar kata-kata polos Al. Baru ini dia ketemu anak yang se-blak2an ini.
"Belajar dong makanya Al." Dilihatnya Al membawa waskom dan beberapa alat yang udah digunakan ke wastafel, dan tanpa disuruh, Al langsung mencucinya. Setelah itu sempat-sempatnya Al bercerita tentang hal-hal lucu yang membuat Mama tertawa tepingkal-pingkal.
------
"Gas, anterin aku pulang yuk." Bagas menoleh ketika merasakan sebuah tangan menyentuh lengannya, dilihatnya wajah Tika yang kelelahan. "Aku nggak ada yang jemput."
Dengan tidak kentara, Bagas melepaskan tangan Tika dari lengannya. "Aku habis ini mau ke rumah Al, Tik." Gumam Bagas mencoba tega, walaupun sebenernya dia nggak tega juga membiarkan Tika pulang sendiri. Tapi entah kenapa, perasaannya lebih berat untuk bertemu Al.
"Ke rumah Al kan bisa nanti Gas, aku capek nih habis ekskul lari." Tika merengek dengan manja, hal yang biasanya bisa meluluhkan hati Bagas. Tapi ternyata Bagas lebih tertarik dengan jawaban Tika tadi.
"Ekskul lari? Bukannya kamu dikeluarin Tik?" Bagas bertanya heran. Dia sangat mengenal pelatih lari disekolahnya itu, beliau tidak mudah dibujuk.
Tika tampak berfikir, kemudian menjawab "aku belum cerita ya? Pacar kamu ngundurin diri dari lomba, dan ngrekomendasiin tim aku buat maju lomba. Al juga ngebujuk Pak Basril buat batalin pengeluaran aku." Bagas terpana.
---- vvvv ----
"Al kan pas itu kejepit ruji Ma, eh tapi terus sepupu Al cerita kalau pas itu sebenernya mereka mau gangguin anjing di deket rumah." Al bercerita dengan ekspresif, membuat Mama tertawa terbahak.
"Masa kecil kamu nggak ngebosenin Al, Mama dulu nggak sebebas kamu." Kata Mama disela-sela tawanya.
Drrrt... Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia ... Drrrtt
Al melirik layar ponselnya. BgsQ calling. Al menyuekin panggilan itu dan melanjutkan obrolan. Mama yang mengetahui itu panggilan dari anaknya, tidak berkomentar apa-apa.
Drrrt.. Drrrtt.. 1 pesan masuk. Al menekan buka, dan membaca pesan masuk dari Bagas itu.
From : BgsQ
km dmn? Al please jwb tlp-ku.
"Al, bukannya Mama mau ikut campur ya. Tapi ini udah jam 5, dan Bagas belum pulang. Pasti dia cariin kamu daritadi." Mama mencoba menasehati, membuat Al memikirkannya lagi. Iya juga ya? Pasti sekarang Bagas belum makan, dan sekarang pasti dia masih di rumah Al. Al jadi khawatir juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caramu mencintaiku.
Teen FictionCopyright © 2013 by luthfia_AF WARNING: CERITA BELUM DIREVISI SAMA SEKALI, KESALAHAN DALAM PENULISAN DAN INFORMASI YANG TERMUAT DI DALAMNYA DIBIARKAN APA ADANYA. TERIMAKASIH UNTUK PENGERTIANNYA. Alifia dewi shashani. Cewek manis yang ceria dan hiper...