Bagian XII

12.6K 398 2
                                    

Alifia Prov!!

“ Elo serius nggak mau makan lele Al? Bukannya elo suka ya? “ Aku menoleh mendengar pertanyaan temannya itu. Aku harus jawab apa? Karena penyakit itu, sekarang aku harus melakukan diet super ketat. Dan aku juga harus mengurangi asupan lemak ditubuhku, dan menjadi vegetarian adalah pilihan paling efektif untukku sekarang. "Al?" Ha? Aku menoleh lagi pada Fara.

"Oh iya, lagi nggak pengen aja kok Far" Elakku sambil berusaha mengusir bayangan lele dipikiranku, eh bayangan lele?

"Elo kenapa sih Al? Belakangan ini elo jadi aneh banget." tiba-tiba Mita berkomentar denga wajah heran, tatapannya penuh dengan selidik.

"Aneh gimana sih? Perasaan biasa aja kok." Aku menjawab dengan nada yang ku-usahakan terdengar ringan dan tenang.

"Kalau nggak aneh, sekarang kamu tanya. Ini udah satnite ke-berapa elo habisin sama kami?" Telak! Aku menutup mulutku, tidak tau harus ngejawab apa. Duh Ya Allah, kenapa aku malah di introgasi gini sih?

"Tuh kan elo nggak bisa jawab! Elo nggak kasihan ya sama Bagas?" Fara bertanya lebih telak lagi. Dan seperti biasa, hatiku terasa sakit tiap nge-denger nama Bagas. Tentu aja aku kasihan, tentu aja aku nggak tega, tapi aku juga bingung! Kalau intensitas aku ketemu Bagas tetep seperti biasa, dia pasti bakal sering liat aku kumat! Padahal aku nggak mau dia sampe tau tentang penyakitku. Nggak sama sekali.

"Bisa bahas yang lain nggak sih?" Aku menggerutu sebal menjawab pertanyaan mereka, tapi mereka malah melihat ke satu arah dibelakangku. Degan penasaran, aku menoleh ke belakang. Bagas dan KAK TIKA memasuki resto singanga, dan duduk di salah satu meja didekat pintu. Mereka tidak melihat ke arah kami, karna Bagas sibuk dengan Hp-nya sedangkan Kak Tika membelakangi kami.

"Al, kalau mau pulang sekarang juga nggak apa-apa kok." Fara menatapku mengerti, tapi aku hanya menggeleng. Aku cemburu, tentu saja. Tapi kali ini, aku memikirkan hal lain. Bukankah tidak apa-apa jika mereka bersama? Toh kalau penyakit ini nggak bisa sembuh, dan nggak ada pendonor jantung baru untukku, Bagas masih ada Kak Tika. Iya kan? Aduh, kenapa mata gue perih?

"Al, Hp lo bunyi gak?" Mita tiba-tiba bertanya, membuatku otomatis menarik Hp-ku yang aku taruh di saku tas pundakku. Daritadi memang mode-nya aku bikin silent. Aku menatap layar Hp, BgsQ calling.

"Yep, dia emang tlp gue." jawabku enteng, tanpa menjawab panggilan itu. Mita dan Fara menatapku dengan menyelidik, "kenapa?"

"Elo nggak cemburu?" kenapa daritadi pertanyaan mereka kayak introgasi sih?

"Nggak kok." Jawabku sambil senyum maksa.

"Idih, elo lagi ngapain sih Al? Senyum apa nangis itu?" Mita nyeletuk dengan muka sok disetting bingung, aku tertawa kecil dan memukulnya pelan dengan buku menu. "Nah gitu dong, biarpun cemburu harus tetep ceria."

"Ihh udah dibilang gue nggak cemburu! Rese lo" Aku langsung mengelak lagi dengan wajah cemberut.

Caramu mencintaiku.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang