Bagian IX

12.3K 395 0
                                    

Bagas terbangun dengan kepala berat seperti batu, tapi mag-nya sudah nggak terlalu sakit. Bagas menatap ke sekeliling, ini dimana? Beberapa saat kemudian, Bagas mengenali ruang tamu ini adalah ruang tamu Tika. Kok dia bisa ada disini? Dan dimana Tika?

Oh itu dia, Bagas mencoba berdiri untuk menghampiri Tika yang sedang berdiri membelakanginya didekat pintu depan yang terbuka sedikit. Dilihatnya Tika sedang menelpon, tunggu! Itu kan Hp-nya Bagas? Tika ngapain telpon pake Hp dia?

"Nggak adik kelasku sayang, aku lagi dirumahku." Bagas berhenti mendengar nada suara sinis Tika, dan adik kelas? Siapa yang Tika telpon?

"Tik!" Tika terlonjak kaget dan langsung mematikan sambungan telpon yang sekilas Bagas liat bertuliskan "AlQ". Brarti Tika tadi menelpon Al! "Elo nelpon siapa, Tik?" Bagas bertanya marah.

"Ng-nggak kok Gas, ini tadi..."

"Elo telpon siapa?!!" Bagas membentak keras, direbutnya Hp ditangan Tika.

"Eh gas! Itu ... "

Benar! Tadi memang Al. "Kita selesein besok!" Bagas berjalan keluar tanpa memandang ke arah Tika lagi. Dilajukannya mobilnya dengan kecepatan gilagilaan.

"Al, please jangan marah lagi." Bagas bergumam sendiri, berharap apa yang dia harapkan terkabul. Semoga Al nggak marah lagi, semoga Al nggak lebih marah dari kemaren.

Bagas memarkirkan mobilnya dengan serampangan dan langsung berlari masuk. "Mbak, Mbak minah! Al udah pulang?"

"Belum den, tadi sih katanya mau mampir ke rumah Den Bagas." Tanpa mendengar kelanjutannya, Bagas langsung melajukan mobilnya ke arah rumahnya. Sudah tidak dirasakannya lemas yang daritadi dia rasakan, yang ada dipikirannya adalah menemukan Al.

Ketika sampai di rumah, Bagas melihat Al didepan pintu. Berdiri berhadapan dengan Papa Bagas, dengan sigap Bagas langsung berlari menghampiri.

"AL!"

HHHH HHHH

"Kamu nggak apa-apa Al?" Mama bertanya pelan.

"Ma, Kak Bagas apa nggak apa2 ya? Daritadi pagi belum makan, terus sekarangpun malah ke rumah Kak Tika. Kak Bagas nggak apa-apa kan?" Al bertanya panik. Al mencoba berpikiran dingin, dan tidak langsung marah pada Bagas. Dan jadinya dia malah khawatir. Tapi belum sempat Mama menjawab, terdengar suara laki-laki dibelakang Al.

"Al?" Al menoleh diikuti Mama. Loh?

"Om Bowo? Ngapain disini?" Al bertanya heran banget. Kok bisa sih Om Bowo ada disini? Oh iya, Om Bowo itu adalah direktur di perusahaan yang dulu jadi sponsor Pensi yang diadain di SMP Al. Dan kenapa Al kenal bahkan sampai manggil Om?

"Al, dia ini Papa-nya Bagas. Mas, ini pacarnya Bagas."

Caramu mencintaiku.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang