Bagian XI

12.8K 396 2
                                    

"Maaf ya Al." Bagas melirik sedikit ke pacarnya yang duduk disebelahnya. Al yang sedang menatap ke jendela, menoleh heran.

"Kamu bilang apa?"

"Maaf." Bagas menjawab, tanpa mengalihkan tatapan dari jalanan.

"Buat apa?"

"Yah karna aku nggak bisa bikin hari ini spesial buat kamu." Bagas mengangkat bahu sambil menoleh sebentar pada Al.

"Menurutku hari ini spesial banget kok, Gas" Al bergumam pelan, "Karna aku punya kamu, Mama, dan Papa. Dan, " Al berdeham sebentar. "Ada Kak Tika juga."

Bagas mengelus rambut Al dengan sayang, lalu tatapannya kembali ke jalanan.

"Apa kamu bahagia, Gas?" Al tiba-tiba bertanya dengan suara pelan, tatapannya lurus ke depan. "Aku harap iya. Karna setelah mengenal kamu, salah satu impian terbesarku adalah membuat kamu bahagia. Karna aku."

Bagas terdiam sesaat. Nggak menyangka mendengar pernyataan Al itu. Kemudian, "Sebelum kenal kamu, aku nggak ngerti apa itu bahagia." Bagas menoleh sesaat, dan tatapan mereka bertemmu. "Tapi lalu kamu membuatku mengenal yang namanya bahagia. Kamu mencintaiku dengan caramu, membuatku bahagia. Aku suka caramu mencintaiku." setetes air mata mengalir di pipi Al.

"I love you more than anything." Al bergumam pelan, "And I hope this feel, can I keep until forever."

### ### ###

"Dek, emangnya Mas Soni nggak ganteng po?" Kak Sekar bertanya jail dengan muka geli. Mulut Al yang daritadi sudah manyun, jadi tambah cemberut lagi.

"Nggak, gantengan Kak Bagas." Jawab Al cuek sambil berlari-lari ditempat, melakukan pemanasan.

"Kowe iw ngopo to? Ngejak gelut e sekar i!" Terdengar suara Mas Soni yang marah-marah, tapi teman-temannya malah pada ngakak. Tadi Mas Soni bilang : kamu itu kenapa sih? Ngajak berantem e sekar tu.

Al menonton dengan malas adegan di depannya. Mereka kok PD aja sih ngejekin dia sama Mas Soni? Bukannya mereka juga pada kenal sama Bagas? Nggak takut di gigit? -___-

"Jangan bercanda terus! Ayo kalian segera ukur waktu, lari satu putaran." Pak Bas langsung mencak-mencak melihat anak didiknya malah sibuk bercanda. Al yang merasa risi diantara kakak kelas-nya ini segera beringsut ke arah Fara dan Alda mengobrol.

"Duileh, anak eksis kitaaaa."

"Apa sih Far? Bete tau." Al menjawab galak, mukanya disetel suntuk. "Elo kenapa sih Al? Hari ini suntuk amat. Nggak kayak biasanya." Alda bertanya mewakili dirinya dan Fara.

"Emangnya iya? Perasaan biasa aja." Al menjawab cuek, masih dengan nada galak.

"Jangan bilang ini gara-gara hari ini anniv ke 6 bulan-mu sama Kak Bagas?" Fara bertanya menyelidik.

"Ha? Emangnya aku sama Kak Bagas udah 6 bulan ya?" Al bertanya kaget, Fara dan Alda langsung menjitak kepala Al.

"Aduh, sakit tau" Al mengelus kepalanya sambil cemberut.

"Woy itu cewek gue jangan dijitak-jitak, ntar tambah o'on dia." tiba-tiba terdengar celetukan dibelakang Al, Al menoleh. Bagas.

"Huahahahahahahaha" Alda dan Fara ngakak mendengar celetukan Bagas.

"O'on apaan coba! Genius begini juga" Al membalas sengit. Bagas tertawa mendengar kata-kata Al tapi tidak membalas karna dia langsung berjalan ke lapangan basket. Hari ini dia ada ekskul basket.

"Al! Kamu ngapain malah berdiri? Cepet ukur waktu" Pak Bas menunjuk-nunjuk ke Al yang kaget karna namanya dipanggil mendadak.

"Eh iya Pak, Ampun!!" Al langsung berlari mengelilingi lapangan. Tapi sakit itu kembali datang, rasa sesak dihatinya terasa sangat menyiksa. Tapi Al berusaha bersikap biasa dan tetap berlari. Ayo Al, finish udah deket. Ayo! Hap.

Caramu mencintaiku.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang