5. KEHIDUPAN PERNIKAHAN

5.8K 255 5
                                    

~

Bahagia itu mudah, menemukannya yang susah

~

Maura bangun pagi - pagi sekali untuk melakukan kewajibannya sebagai seorang istri. Maura sangat bangga menyebut dirinya dengan kata istri, tapi setelah kesadarannya pulih, ia tersadar bahwa hubungan ini hanya pura-pura saja. Alvano, suaminya itu membencinya. Tidak masalah, toh ia juga sudah terbiasa dibenci.

Kata orang benci dan cinta itu beda tipis, pepatah juga bilang bahwa cinta akan tumbuh karena terbiasa. Bukankah benci kepanjangan dari benar - benar cinta? Maura tersenyum, itu caranya untuk menghibur diri sendiri, sederhana bukan.

Maura bangkit dari tempat tidur, yah Alvano benar, kamarnya saat ini sangat mirip bahkan hampir tidak ada perbedaan sama sekali dengan kamarnya dulu, bukankah itu artinya Alvano memikirkan kenyamanan Maura? Maura terkekeh, bahkan hanya dengan memikirkan Alvano membuat pipinya merona.

Maura keluar dari kamar, sebentar menatap pintu kamar Alvano yang masih tertutup rapat, mungkin Alvano masih tidur karena masih sangat pagi memang.

Maura menuruni tangga, memasuki dapur untuk memasak. Kata orang masakan bisa membuat suami lengket dengan istrinya, berhubung Maura pintar memasak ia akan memasakkan Alvano, persetan dengan Alvano yang menolak , ia tidak peduli yang jelas ia akan mencobanya.

Setelah cukup lama berkutat didapur, makanan pun sudah siap, Maura menunggu Alvano bangun seraya membersihkan seluruh bagian rumah ini. Sudah jam sepuluh, ini bahkan sudah tidak pagi lagi , hampir siang Alvano belum juga bangun, Maura menghangatkan makanan, dan akan membangunkan Alvano, tapi langkahnya terhenti, saat orang yang ia tunggu sejak tadi melangkahkan kakinya menuruni tangga dengan muka bantal serta rambut acak - acakkan, dalam penampilan seperti itu pun, Alvano tetap terlihat tampan, dan Maura dibuat terpesona olehnya.

"Kamu sudah bangun, makanlah dulu" ucap Maura meletakkan makanan di meja. Alvano turun dan duduk disalah satu kursi di meja makan.

Alvano mencicipinya, Alvano sangat menyukai makanan ini, menurutnya ini makanan terlezat yang pernah ia makan,sedikit berlebihan, tapi memang itu kenyataannya. Makanan resto bintang lima mungkin masih kalah dengan makanan ini, tapi tunggu Alvano baru ingat sesuatu, makanan ini? Masakan siapa ini? Jangan jangan..

"Loe beli dimana?"tanya Alvano

"Kamu suka?"tanya Maura tidak menghiraukan pertanyaan Alvano

"Jawab pertanyaan gue, loe beli dimana?"kata Alvano

"Aku yang masak. Lagi pula untuk apa buang - buang uang untuk beli makanan, kalau aku bisa memasaknya" jawab Maura, dengan senyum yang selalu menghiasi wajahnya.

Pyarrr

Alvano membanting piring yang berisi masakan Maura, meludahkan makanan yang masih ada dalam mulutnya "Loe budeg ya ? Gue udah bilang , jangan pernah kasih gue makanan yang loe buat dengan tangan loe itu, gue gak sudi makan masakan loe!! Ngerti !! " bentak Alvano sebelum naik ke kamarnya.

Maura hanya bisa tersenyum. Maura tidak boleh lemah. Maura telah bersumpah akan membuat Alvano jatuh cinta padanya, tidak peduli bagaimanapun caranya, maka dengan satu bentakan dari Alvano tidak akan mematikan jutaan semangat Maura, Maura akan terus berjuang.

***

Keesokan harinya Maura tetap memasakkan makanan untuk Alvano, tidak peduli Alvano mau memakinya seperti apa. Tidak peduli.

Maura yakin Alvano masih punya hati dan cepat atau lambat hatinya pasti akan luluh, Maura yakin itu.

Ting Tong

WEKKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang