34. KAMU DAN KENANGAN

1K 47 8
                                    

~
Kamu dan kenangan adalah dua hal yang berbeda

Kamu adalah sekarang dan masa depan

sedangkan

Kenangan adalah masa lalu yang telah melebur bersama kehidupan

Terimakasih

untuk tetap bertahan
~

#Play musik dulu sebelum baca yah...

Tangan kecil itu meraih uluran tangan seseorang dihadapannya "Eh eh gak kena wleeee" ujar pria yang sedikit menyebalkan tepat saat tangan kecil itu hampir saja menyentuh kulitnya

"Ommmm gennnn.... Huaaaaaaaaa" teriaknya diakhiri dengan tangisan yang dibuat - buat agar semakin dramatis

"Ehhh bayiii, ayooo bangunnn sendirii... Cowo gaboleh manjaa.... gaboleh nangisss.... nanti tikusnya suka lho"

"Om gennnn... Lafa gak suka tikusss"

"Tikus itu suka sama anak yang suka nangis.... ayo cepet bangunnn... tikusnya datang lho"

"Enggak.. Tikusnya gak ada kok"

"Om gen panggil yah? Tikussss inii ada anak namanya Rafa baring - baring di rumput, sini tikusss Rafanya manis gigit aja"

"AAAAAAAAAA" teriakan nyaring yang keluar dari mulut seseorang yang masih tergolong bayi itu menyebar seantero taman, hingga menembus tembok membuat semua orang berlarian menuju ke arah suara itu berasal

Rafa sontak bangkit kemudian berlari menghambur memeluk Gensa menautkan kedua tangannya di pinggang Gensa, dan kedua kakinya di kaki Gensa. Memeluknya erat mengusahakan agar tidak se-inci pun dari anggota tubuhnya menyentuh tanah , seraya menenggelamkan wajahnya dalam - dalam.

"Gak mau tikuss... gak mauuuu.... om gennnn tikusnya jangan dipanggil" cicitnya masih bergelantungan di tubuh Gensa

"Tikuss siniiiii ada anak namanya Rafa, manisss tikusss" kata Gensa sedikit teriak

"AAAAAAAAA..... Bohonggg tikussss, Lafa pahitttttttt...." sahut Rafa histeris

"Aaaaa takuttt takutttttt" teriaknya lagi
Gensa membalas pelukannya dengan menepuk punggung kecil itu dengan usaha kerasnya menahan tawa.

"Yaampunnn gue kira apaan" suara Rama terdengar diambang pintu, disusul langkah Aldi yang mendekat kearah Gensa dan Rafa

"Tikusss pergiii husshh hushhhh, Rafa pahit jangan dimakan" ujar Aldi mengambil alih tubuh Rafa, kemudian menggendongnya

"Tuh udah pergi kan, gak ada kan tikusnya"

"Om Aldi, Om Gensa nakal. Panggil tikus dia" adu-nya

"Nakal dia yah?" tanya Aldi

Tawa Gensa meledak, sambil memegangi perutnya berusaha menghentikan tawanya yang sudah seperti rem blong.

"Nakal diaa..." rengek Rafa

"Biar om pukul yah" sahut Rama

"Iyaa... eh jangannn cubit ajahh" ujar Rafa yang terlalu baik, tidak tega Gensa dipukul
Rama bersiap menyubit lengan Gensa, sedangkan Gensa mengubah ekspresinya seolah-olah ketakutan menutup matanya bersiap menahan sakit, "Ommm Lamaa jangannn... Lafa gak jadi marah deh sama Om Gensa"

"Aaaaaaa macak cihhhhhh ciniii ciniii" Gensa mengulurkan tangannya yang disambut hangat Rafa dengan pelukan "Tapi jangan panggil tikus lagi"

Gensa mengangguk patuh "Siappp laksanakannn... Maafin Om Gensa yahh"
Rafa mengangguk dengan senyuman manisnya, sangat menggemaskan

WEKKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang