24. JIKA HARUS MEMILIH

3.6K 194 35
                                    

~

Aku tidak pernah bermimpi akan memilikimu suatu hari nanti, bahkan aku tidak pernah berpikir akan hidup bersamamu dengan seluruh hidupku

~

#Play musik sebelum baca ya 😄🎶

Hembusan angin yang cukup kencang sesekali menerbangkan jas bagian bawah yang ia kenakan. Beruntung hari ini tidak turun hujan, langit begitu cerah malam ini.

"Mau apa loe kesini?" tanyanya

Arsen menghembuskan napas panjang "Menurut anda untuk apa saya kesini?"

"Gue lagi gak ada mood ngeladenin loe"

Arsen terkekeh "Mungkin saya bisa menghibur anda"

"Gue gak butuh hiburan" jawab Alvano ketus

"Sepertinya bukan itu yang ingin anda katakan"

"Loe bisa diam gak sih"

"Mungkin anda lupa isi pesan saya. Saya kesini untuk bicara bukan untuk melihat anda"

Arsen maju beberapa langkah hingga sejajar dengan Alvano. Menatap lurus ke depan, pemandangan malam yang indah. Lampu - lampu di sepanjang jalan, lampu rumah - rumah penduduk, kendaraan, lampu yang berasal dari gedung-gedung pencakar langit, juga cahaya bulan. Sungguh perpaduan yang begitu memukau jika dipadukan dengan gelapnya angkasa.

"Besok, kami akan berangkat ke Paris. Mungkin akan menetap di sana"

Alvano tidak merespon. Arsen menoleh, memiringkan tubuhnya menghadap Alvano.

"Apa anda yakin akan melepaskannya?"

"Gue rasa loe udah tahu jawabannya"

"Bagaimana jika saya menikahinya setelah perceraiannya dengan anda selesai?" tanya Arsen masih menghadap Alvano. Arsen menyadari perubahan raut wajah Alvano. Rahang pria itu mengeras, seperti ada sesuatu yang ditahannya.

"Terserah loe" jawab Alvano ketus.

"Setelah anak itu lahir, maka saya yang akan menjadi ayah sahnya, saya harap anda tidak keberatan"

Arsen tersenyum tipis seraya merubah posisi tubuhnya menghadap ke depan.

"Semoga anda tidak menyesalinya, karena setelah ini anda tidak bisa menarik kembali kata-kata anda"

Hening. Hanya suara kendaraan di bawah sana yang mengisi kesunyian. Arsen mengeluarkan kedua tangannya yang ia simpan di saku celana sejak tadi.

Sebelum berbalik Arsen sempat mengatakan sesuatu pada Alvano "Hanya itu yang ingin saya bicarakan. Rasanya aneh mengatakan ini pada anda, mengingat anda masih suaminya. Tapi saya hanya ingin anda tahu, bahwa saya mencintainya"

Arsen melangkah menjauh setelah mengucapkan kalimat itu. Melangkah perlahan meninggalkan rooftop perusahaan milik Alvano.

Kurang beberapa langkah lagi ia mencapai tangga. Arsen memperlambat langkahnya, mengulur jarak selagi menunggu reaksi Alvano yang sepertinya tidak terpengaruh dengan kata - katanya.

"Gue harap loe bisa buat dia bahagia" ujar Alvano akhirnya

Arsen tersenyum sejurus dengan langkahnya terhenti "Sebelumnya, saya tidak pernah memberikan kesempatan ketiga kepada orang lain, tapi kali ini saya memberikan kesempatan itu pada anda"

Arsen memutar tubuhnya menghadap Alvano yang masih membelakanginya "Seberapa besar arti Maura bagi anda?"

Alvano menghela napasnya lelah "Apa perlu loe tanya pertanyaan itu ke gue"

WEKKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang