"Lo becanda kan" Melody mengangkat tinggi alisnya, tidak percaya dengan apa yang Firza katakan.
"Sebenernya diantara semua cewek disekolah ini gue. Eng.. gue cuma ngeliat ke elo" Melody bungkam, tidak tahu lagi harus berkata apa. Ada yang aneh dalam dirinya, harusnya dia senang bisa disukai oleh super stars yang diam-diam juga ia kagumi disekolah tapi entah kenapa perasaannya saat ini malah bimbang.
"Gue.."
"Melody" Bagaikan penyelamat, Remi datang dari balik pintu membuyarkan segala hal. Cewek itu sendiri tidak bersama Eza.
"Gawat mel gawat" Konsentrasi Melody segera pecah.
Melody berlari sekuat tenaga menuju lapangan kosong dibelakang gedung perpustakaan bersama Remi tentunya. Kabar Eza sedang dibully bocah kelas 10 masih terngiang jelas ditelinga Melody. Itu gara-gara Ucapan-nya mengenai Eza adalah pacar Rangga. Entah darimana siswi kelas 10 itu mendengar, yang pasti para fans Rangga kelas 10 sedang mengamuk, Melody ngeri Heran hari ini gak cukup gue jadi korban bully fansnya Firza. Eza juga kena ampun!! Batin Melody kesal.
"Kalau cewek cantik itu emang pacar gue gimana?" DEG. Batin Melody serasa sesak mendengar ucapan itu. Rangga ternyata sudah lebih dulu menghampiri Eza. Gadis itu sedang meringkuk ketakutan diujung lapangan bersama 3 gadis kelas 10 yang salah satunya adalah fans Firza juga.
"Sayang berdiri, kalau mau pipis jangan disitu" Rangga mengambil tangan Eza hingga gadis itu berdiri. Tampangnya benar-benar datar hingga membuat salah satu siswi disitu terkekeh pelan, dua orang lainnya masih menatap tajam melihat tangan Eza dipegang oleh Rangga.
"Heh lo anak baru aja belagu!" Siswi itu mengomel lagi, Rangga hanya menatap tajam.
"Anak barunya kelas 11 loh kok berani sih. Itu bet hijau-nya silau" Rangga menunjuk bet hijau kelas 10 siswi itu, berusaha menyindir maksutnya. Mereka bertiga terdiam sedetik kemudian bergegas pergi meninggalkan Eza dan Rangga, sindiran itu rupanya berhasil.
Melody dan Remi mendekat, sejak tadi Remi terus tertawa melihat aksi konyol Rangga.
"Lo gakpapa za" Tanya Melody menatap sahabatnya kasian karena wajahnya pucat.
"Kalau lo gakpapa?" Kali ini Rangga yang bertanya. Bukan pada Eza tapi pada Melody. Melody tidak menghiraukan pertanyaan itu, dia masih fokus pada sahabatnya Eza.
"Ck" Rangga berdecak karena merasa tidak dihiraukan oleh Melody, memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana kemudian mengulum bibir merahnya.
"Rangga-Eza, lo berdua lucu banget sih pacarannya" DEG. Kalimat dari Remi barusan makin membuat wajah Melody panas, entah kenapa itu terjadi yang jelas saat ini sorot mata Melody tidak enak. Eza, gadis itu seakan dapat membaca fikiran Melody.
"Gue gakpapa mel" Ada senyum usil pada wajah pucat Eza. Rangga masih fokus memandang Melody, sedetik berlalu kemudian Rangga segera pergi disusul dengan teriakan Eza yang berucap Terimakasih.
---
Melody menunggu bus dihalte depan sekolah. Cewek itu melirik samping kirinya, ada Rangga dan Eza sejak tadi dua sejoli itu bertengger didinding halte tidak jauh darinya. Melody sengaja tidak menghiraukan, Eza terus melirik Melody dengan tawa usil sedangkan Rangga hanya menatap lurus kedepan sesekali memainkan kakinya ke aspal halte. Melody tidak habis fikir dipagi hari pun Rangga sengaja tidak membawa mobilnya, dia malah mengikutinya bersama Eza naik bus.
Jeessssss...
Pintu bus terbuka Melody masuk diikuti oleh Eza dan Rangga. Melody tidak duduk, dia hanya berdiri karena kursi sudah penuh dengan penumpang. Tidak jauh darinya ada Rangga yang juga berdiri memegang gantungan tangan diatas sana dan menghadap jendela bus, sedangkan Eza mendapatkan duduk diujung bus bersama wanita paruh baya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REASON [COMPLETE]
Teen FictionNote : Ini cerita pertama saya. Jika ada kalimat tidak enak atau bahkan tidak nyambung sama sekali. Harap maklum karena masih abal banget! Kalau gak mau baca, next book aja. Book yang lain sudah rapih dan kalimatnya sudah benar wkwk ..... Buat Mep...