SMA Alber dihari pergantian semester memang selalu ramai. Setiap angkatan pasti merayakannya. Masing-masing, tentu saja. Kali ini teman seangkatan Melody merayakan pembukaan hari liburnya di lapangan upacara Smaber yang sengaja dibikin pesta kecil-kecilan. Ada pentas kecil dengan beberapa susunan bangku didepan sana.Melody menyesap air jeruknya ditangan. Sembari mendengarkan desas-desus pemandu acara melalui radio smaber yakni Gaza dan Robi, katanya mereka berdua sudah jadian. Hah! Sudah bisa ditebak bukan, mereka memang sangat cocok.
"Serius lo Rem." Tanya Melody. Gelasnya diletakkan lagi dimeja. Kakinya membenarkan posisi berdirinya yang kurang PW.
"Iya. Haha kocak ya. Sering ngisi radio bareng, eh malah jadian." Seru Remi sedikit berteriak karena acara benar-benar sangat ramai dan menyenangkan. Melody hanya mengangguk, setuju dengan apa yang dikatakan Remi.
"Mel.. Rangga tampil tuh. Liat yuk." Eza buru-buru menyeret Melody masuk kedalam sela-sela penggemar Rangga yang sudah mampang dibagian depan panggung. Remi mengikuti langkah mereka.
Melody sedikit melongok karena panggungnya sedikit agak tinggi, "Ah, lo mah mau nonton Firza nyanyi kan. Kampret." Ujar Melody melihat lebih teliti siapa saja personil band yang tampil, selain Firza yang memang menjadi vokalis.
Happy listen bro and sis...
Suara Gaza menyeruak dari dalam speaker sekolah. Melody fokus lagi. Seseorang yang disebutkan oleh Eza tadi benar-benar ikutan tampil. Ah, dia Rangga. Pacarnya sendiri. Buru-buru Melody membenarkan rambutnya yang sedikit terbang menutupi mata. Hape disakunya segera dikeluarkan dengan cepat sebelum akhirnya Dion datang di ssla-sela mereka.
"Oi bang. Dateng juga lo?" Bisik Melody sedikit mendekat pada Dion. Dion sendiri mengangguk dan ikut mendongak melihat penampilan band diatas panggung.
Entah bagaimana rule ini bisa tercipta, yang jelas saat ini Melody dan Eza saling pandang menatap Remi yang sejak tadi memandangi Dion dengan tatapan, eng, terkesima. Lucu kan bagaimana tadinya Remi sangat takut dengan Dion kini mendadak merubah tatapannya menjadi sedikit kagum. Rambut Dion memang betul-betul dipangkas seperti kata Melody, seragamnya dari 2 hari lalu juga sudah normal dan tidak berantakan seperti tidak diurus lagi. Sepatunya yang hitam dekil sudah diganti dengan sepatu ket adidas pemberian Sendra, lengkap dengan tas, gel rambut dan beberapa perlengkapan sekolah lainnya. Ganteng, jujur Dion memang ganteng. Bukan hanya itu, sekarang dia sangat wangi dan bersih. Masalah belajar? Sejak keluar dari rumah sakit minggu lalu, Dion seperti mendapat anugerah, dia sangat bekerja keras saat ulangan. Berkat bantuan dari teman barunya yang mendadak mendekat. Entah, mungkin Dion sudah tidak dicap sebagai bad boy lagi.
"Egrm." Eza menyenggol lengan Remi membuat semu merah dipipi cewek itu. Melody terkekeh, kemudian tangannya menoel dagu Remi dengan tatapan usil.
"Bang, lo jomblo kan?" Tanya Melody tiba-tiba, sontak membuat Remi terbatuk-batuk.
"Haha." Eza ketawa puas, Remi bena-benar salah tingkah.
Dion menaikkan alisnya, tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh adiknya itu.
"Remi jomblo juga kan?"
"Uhuk-Uhuk!!" Remi makin salah tingkah.
"Aaaaaaa..."
"Rangga....."
"Firzaaa...." Eza melotot, menoleh kebelakang setelah tau beberapa siswi memanggil nama pacarnya. Bahasan mengenai Remi jadi tidak dilanjutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REASON [COMPLETE]
Teen FictionNote : Ini cerita pertama saya. Jika ada kalimat tidak enak atau bahkan tidak nyambung sama sekali. Harap maklum karena masih abal banget! Kalau gak mau baca, next book aja. Book yang lain sudah rapih dan kalimatnya sudah benar wkwk ..... Buat Mep...