7

9.3K 571 9
                                    

"MELODY" Sendra sudah didepan mata Melody.

"I-iya tan" Melody gugup, gadis itu sejak tadi memandangi kamarnya yang sedikit tertutup, ada Rangga didalam sana. Saat Sendra mendekat, Rangga tiba-tiba melepas dekapannya dan masuk kedalam kamar. Tentu, kamar Melody. Detik berikutnya, Sendra datang dengan memicingkan mata.

"Saya akan pergi ke bandara menjemput Reno dan akan menginap di bogor, ditempat nenek tuan muda  selama seminggu. Kamu jaga rumah sama bi Inem dan.." Sendra menghela nafas panjang, matanya sedikit melirik kekiri. Melody tahu ekspresi wajah itu tidak iklas dengan apa yang akan dikatakan selanjutnya. Melody tetap menunggu, sesekali melirik kamarnya. "Kamu jagain tuan muda besar. Tapi ingat! Jangan coba-coba membuatnya lelah atau semacamnya. Apalagi mencoba mendekatinya! Kamu cukup mengawasinya dari jauh. Paham" Jelas Sendra panjang lebar, Melody hanya mengangguk, tidak terlalu memperhatikan ocehan Sendra, gadis itu menahan debaran jantung karena takut ketahuan tuan muda besarnya ada didalam kamar.

Setelah Sendra pergi dan suara deruan mobil menjauhi rumah.

"Rangga" Melody membuka pintu kamarnya, matanya melotot melihat pemandangan diatas kasurnya "Buset, ni bocah malah tidur" Melody duduk dipinggiran kasur. Gadis itu tidak sengaja menyungging sedikit senyuman.

Melody jadi ingat, dulu mereka bertiga sering bermain dikamarnya. Mulai dari mengerjakan PR, sampai bermain monopolipun dikamar ini, bahkan plastation dikamar Rangga sering ia gotong kekamar Melody. Jika kemalaman bermain, Eza akan senang hati menginap tidur bersama Melody diatas kasur dan Rangga sering sekali tertidur diatas karpet karena kelelahan bermain PS. Pernah sekali Sendra menangkap basah Rangga tertidur dikarpet kamar Melody. Tidak usah ditanya, dia langsung dimarahi habis-habisan oleh Sendra karena membuat anak semata wayangnya sakit karena masuk angin.

"Mel makan sini" Suara Eza membuyarkan lamunan Melody. Melody bangkit, menutup pintu kamarnya, membiarkan Rangga tidur disana kemudian menuruni anak tangga menuju dapur.

"Rangga mana?" Tanya Eza sembari meletakkan omlet diatas meja.

"Tidur" Jawab Melody seadanya. Eza dan Remi hanya mengangguk-ngangguk. "Idiw! Gosong gini emang enak?" Melody mencibir melihat omlet buatan Eza setengah gosong.

"Lumayan kok, gue udah nyobain" Remi menyeringai, tangan Eza membentuk huruf L didagunya.

"Asem gosong gimana gitu. Njir pingin nikah lo ya, asin banget lagi!" Melody mengernyitkan dahinya kemudian meneguk air putih dimeja. Remi tertawa puas karena berhasil membohongi Melody. Eza menyungging senyum kuda kemudian wajahnya berubah sedih yang dibuat-buat.

"Eh iya itu tadi mama lo ya Mel" Ujar Remi sambil meletakkan piring dan gelas diwastafel dapur.

"Oh tante Sendra. Iya mama angkat gue"

"Oh.. eh gue balik dulu deh ya nyokap udah nanyain nih" Ujar Remi berjalan keluar dapur ingin mengambil tasnya diruang tamu.

"Eh, nebeng dong Rem, gue juga mau balik deh Mel. Dah.." Eza mengikuti langkah Remi dan berdadah ria.

---

Melody sudah mengganti rok abu-abunya dengan celana pendek rumahan. Rambutnya dicepol karena gerah dan poninya dibiarkan menutupi jidat. Melody sengaja menyetel lagu dessert by Dawin kencang, agar lelaki diatas kasurnya itu bangun. Ditambah dengan suara Melody yang sedang menyanyi membuat tubuh Rangga bergerak karena terganggu.

"Etdah berisik banget" Rangga langsung terduduk dan mengumpat kesal pada Melody yang duduk dibagan jendela kamar yang terbuka.

"Bodo. Pergi sanah, kamar siapa juga" Saat ini Rangga sedang menatap gadis itu lekat, tidak biasanya ekspresi Melody tenang seperti itu, biasanya gadis itu akan sangat gugup karena takut ketahuan oleh Sendra. Apalagi dengan keadaan sekarang, Rangga tertidur dikamarnya.

REASON [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang