Mama Melody
Satu kata yang akan aku junjung tinggi-tinggi diusiaku yang menginjak umur 16 tahun, mama.. aku sayang mama. Mama, kau tau aku tidak akan mau menjadi sepertimu yang terluka di usia 16 tahun-mu, tapi aku akan selalu ingat bagaimana kau menceritakan kisahmu dengan papa, kuanggap itu sebagai pelajaranku. Cinta.. ngomong-ngomong soal itu, aku belum banyak mengerti, mama. Aku akan lanjut mendengarkan kau cerita sampai usiamu menginjak 17 tahun. Mama, terimakasih sudah melahirkanku ke dunia. Satu-satunya cinta, mama. (Bukan berarti tidak ada cinta kedua dan ketiga, ada)Papa Rangga
Satu kata yang akan aku terbangkan ke angkasa, naik pesawat, dengan astronot, yaitu papa sendiri. Papa Rangga, kau adalah orang kedua yang aku cintai selain mama Melody. Papa, aku mau jadi sepertimu, yang selalu memperjuangkan mama. Tapi aku tidak mau jadi pengecut sepertimu, yang hanya bisa melihat mama dari jauh tanpa menggapai tangannya. Well, papa... Wanita itu butuh sandaran tanpa harus ditawari, wanita itu harus langsung dipeluk kalau lagi sedih, papa kurang peka! Tapi papa hebat, bisa tetap sehat, berkat semangat cintamu buat mama, yakan? Iya. But, papa... Selera humor papa kayaknya harus diasah lagi deh. Ini serius.Nenek Sendra
Satu bom peledak yang tidak dinyalakan, grandma Sendra terhormat, cinta ketigaku untuk anda, juga untuk grandpa. Siapa yang bilang nenek galak? Iya aku. Siapa yang bilang nenek cerewet? Iya aku. Siapa lagi yang suka mengomeliku saat aku lupa melepas sepatu masuk kedalam kamar? Ya, nenek. Tapi, tapi, dan tapi, i love her so much. Kenapa? Ya, kalau kata papa sih, gak butuh alasan buat cinta dan sayang buat seseorang, apalagi dari orang yang sedarah. Nenek ini, meski sedikit agak terkesan galak, tapi nasihatnya benar-benar manjur banget buat aku. Contoh saja saat aku sedikit meninggikan suara pada mama karena kesal, eh tau-tau nenek memberi petuah yang panjangnya kalau ditulis bisa sampai selembar hvs, dan itu manjur. Karena pas aku gak dengerin omongan nenek, aku beneran kualat. Astagfirlullah, gak mau lagi, kapok. Jatuh, nyungsep, di got yang jorok itu rasanya, sakit!Om Dion
Bulan yang kuanggap sebagai pelindung dimalam hari. Om Dion, kalau om Dion masih punya umur yang sama sepertiku, aku mau sama Om Dion. Dia gentle, tampan, baik hati, gak sombong, suka meluk aku. Dan selalu melindungi aku, meski kadang suka jail kayak papa. Tapi, Om Dion, aku sayang om Dion, juga istri Om, tante Eza yang cerewetnya macam nenek Sendra. Kata mama, Om Dion pernah gak naik kelas dua tahun, gara-gara kerja, atau gara-gara mama? Aku lupa. Yang jelas, masa bodo mau gak naik berapa tahun, yang penting, aku suka main sama om Dion, apalagi kalau ditraktir, lebih-lebih kalau dikasih tiket nonton gratis. Huh, emang Om Dion, yang paling ngertiin aku, ketimbang papa. Ah, pokoknya, Om Dion, bulanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
REASON [COMPLETE]
Teen FictionNote : Ini cerita pertama saya. Jika ada kalimat tidak enak atau bahkan tidak nyambung sama sekali. Harap maklum karena masih abal banget! Kalau gak mau baca, next book aja. Book yang lain sudah rapih dan kalimatnya sudah benar wkwk ..... Buat Mep...