I can't just stop loving you
And if i stop, then tell me "just what will i do"
I just can't stop loving you"Bosen sih dengerin lagu ini mulu. Ganti ih." Pinta Eza yang sibuk membaca buku biologinya. Kamar Melody jadi sangat berisik karena Rangga terus memutar lagu itu di speaker kecil milik Melody.
We can change all the world tomorrow,
We can sing songs of yesterday,
I can say hey farewell to sorrow,
This is my life and I want to see for you always"Rangga! Lo budek ya."
Tek. Eza langsung memencet dan mencabut kabel penghubung antara hapenya dan speaker kecil itu dengan paksa. Dia sama sekali tidak konsen belajar karena secara tidak sengaja dia malah menghafal lagu yang diputar oleh Rangga puluhan kali.
Melody menggeleng-gelengkan kepala. Dia terkekeh, buku biologinya ia taruh lalu mencolokkan kembali kabel penghubung itu. Tek.
"Mel, ih resek lo njir." Omel Eza lagi melihat Melody malah membela Rangga. Lagunya berputar lagi. Rangga melebarkan senyumannya. Menatap Melody tenang kemudian bernyanyi mengikuti lagunya.
"Lagu ini khusus buat lo, Melody yang gue cintai, selamanya." Ujar Rangga. Eza dan Melody sama-sama menatap cowok itu. Eza dengan wajah kesalnya, sedangkan Melody dengan wajah meronanya. "Dan gue janji, suatu saat nanti lagu ini bakal gue puter lagi."
"Kenapa?." Tanya Melody.
"Gak bakal. Pas kita udah SMA nanti, lo gak bakal suka sama ni lagu lagi. Tau kenapa? Karena bakal banyak lagu yang lebih enak dan lebih menyenangkan untuk didengerin." Cerocos Eza rupanya masih kesal.
"Kenapa?." Tanya Melody lagi, kali ini Eza diam dan menyimak kearah Rangga yang sebelumnya menyenggol lengan Melody karena geregetan.
"Gue janji karena gue tau cinta gak akan bertahan selamanya. Eza bener, lagu yang lebih bagus akan menggeser lagu lama. Tapi kalau sampe beneran gue muter lagu itu lagi, berarti gue lagi ngingetin orang itu, berarti gue sedang mempertanyakan ke orang yang gue cintai..." Rangga menarik nafas, menatap lekat kearah Melody yang menaikkan alis. "Mempertanyakan, apakah dia masih mencintai gue atau enggak, jika enggak, gue akan tanya lagi, apa yang harus gue lakuin buat gak mencintainya lagi. Karena disaat itu pasti gue sedang bingung."
"Bingung kenapa?." Tanya Eza. Melody sepertinya juga sependapat dengan pertanyaan Eza.
"Entahlah. Semoga aja gue gak bingung. Karena kalau sampe iya, gue bakal nyariin tiang."
"Eh, buat apa?." Tanya Melody. Sedangkan Eza bersiap mengambil bantal disampingnya. Alisnya sudah naik tinggi.
"Nyari aja buat pegangan. Biar gak bingung."
Bukkk!!!
"Tai lo alay!!." Umpat Eza benar-benar melempar bantalnya kearah Rangga. Ia sudah memprediksi apa yang akan Rangga ucapkan. Pasti melenceng dari keseriusan. Benar kan!
Melody terkekeh pelan.
"Udah ah. Kasian kan." Melody menepuk kepala Rangga dengan pelan.
"Iya nih Eza Mel. Galak ya." Rengek Rangga membuat Eza semakin jijik. Makin jijik lagi saat Melody meladeni Rangga untuk bermanja-manja padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REASON [COMPLETE]
Teen FictionNote : Ini cerita pertama saya. Jika ada kalimat tidak enak atau bahkan tidak nyambung sama sekali. Harap maklum karena masih abal banget! Kalau gak mau baca, next book aja. Book yang lain sudah rapih dan kalimatnya sudah benar wkwk ..... Buat Mep...