31

7.7K 447 5
                                    

Sekolah dijam sesiang ini sudah dipadati siswa Alber. Melody sengaja turun dipinggir jalan tidak jauh dari SMA Alber, iya, karena fans alay Rangga. Jujur dia masih tidak mau hubungan spesialnya dengan Rangga dijadikan bahan gosip dan bully. Meski didalam mobil bukan hanya diisi oleh mereka berdua, tapi ada Dion juga. Hah! Bahkan ada cowok bad boy itu, rasanya Melody tidak bisa membayangkan apa jadinya gosip yang nanti pasti akan menggila di mading sekolah. Sudah cukup ada gosip aneh paska hukuman memalukannya bersama Dion di lapangan basket tempo hari, apa! Melody dicap sebagai bad girl. Sial. Mulut para siswi kelas 12 memang minta dirobek. Dan entah kenapa Melody tidak suka ada yang mengejek Dion yang kelakuannya macam preman pasar itu. Bahkan ada yang ikut-ikut menghina dirinya sama seperti Dion. Tidak bisa didiamkan lagi, mulut mercon mereka memang harus dimusnahkan.

Mobil Rangga sudah melesat masuk, Melody juga sudah berada diambang gerbang SMA Alber yang benar-benar padat. Entah gerombolan didepannya itu apa. Yang jelas dia lihat sebuah motor distandarkan tidak jauh digerombolan itu. Motor Firza? Ah, pasti Eza sekarang sedang menjadi sorotan para fans alay Firza.

"Pengumuman semuanya..." Ujar Firza membuat langkah Melody masuk kesela-sela beberapa bahu siswi Alber yang jumlahnya sekitar 5 orang. "Gue akan secara resmi nembak Eza didepan lo semua sekarang." Katanya membuat Melody sedikit memicingkan mata dan mempertebal pendengaran. Sedangkan Eza yang dilihat Melody amat gugup mengusap punggung tangannya.

Beberapa detik kemudian gerbang masuk sekolah dipadati banyak siswi yang menonton. Melody bersendekap, masih menunggu eksen selanjutnya yang dilakukan Firza.

"Za, gue sayang sama lo.." Firza menatap lekat mata Eza. Tangannya menguatkan gandengan. "Gue cinta sama lo, dan.." Firza menarik nafas. Eza memandangi balik mata Firza, sedangkan Melody mengangkat alis. Gila, beneran ditembak di tempat umum. Sweet banget. Batin Melody.

"Lo mau gak jadi pacar gue?" Jantung Eza mungkin sekarang sudah meloncat. Melody sedikit tersedak, cewek itu memandangi Eza yang sudah memasang wajah merah meronanya. Gugup, mungkin itu yang ada dibenak Eza. Momen terindah, Melody juga akan sepemikiran jika itu yang ada difikiran Eza saat ini. Dan Ah! Betapa irinya Melody dengan Eza yang ditembak secara terang-terangan didepan umum oleh Firza, si perfek yang dulu ia kagumi.

Melody menggigit bibir bawahnya. Dia jadi ingat semalam Rangga menyatakan cinta nya pada Melody. Tidak! Cowok itu tidak menembaknya, hanya sekedar menyatakan perasaannya saja dan tidak mengajaknya pacaran. Ah, bahkan setelah itu mereka bercanda. Iya, Rangga dengan obrolan mengesalkan seperti biasa. Bagaimana mungkin cowok itu bisa sweet macam Firza.

"Gue mau lo jadi bidadari cantik gue yang selalu nemenin gue sampai kapanpun." Ujar Firza lagi mengeluarkan setangkai mawar merah dari ransel belakangnya. Bener-bener romantis banget! Kampret, Melody benar-benar iri dengan Eza.

Eza malu-malu mengangguk, pipinya sudah memerah macam tomat. Tidak lama pemilik tubuh mungil itu ditarik kedalam pelukan Firza, dan spontan yang lain meneriaki.

"Swit banget Firza." Setuju.

"Ah, iri deh gue sama tu cewek." Setuju.

"Cocok sih." Setuju.

"Hua terharu.." Lebay!

Selamat Za. Semoga lo bisa bahagia sama Firza. Gue dukung kalian.

Senyum Melody kemudian melesat keluar dari kerumunan siswi itu. Dia berjalan masuk melewati koridor yang sepi, merasakan pundi-pundi udaranya yang sedikit kempis karena rasa irinya masuk kedalam sana. Tangannya masuk disaku rok sekolahnya dan jalannya sedikit melambat.

Selamat pagi temen-temen SMA Alber 27. Salam hangat pagi dari gue, Gaza. Happy day, hari ini jam pertama akan kosong karena kepsek lagi ngadain rapat dadakan bersama guru lainnya.

REASON [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang