Di umur 5 tahun.
Saya senang, akhirnya saya punya teman. Namanya Melody, nama yang cantik, secantik wajahnya. Tapi saya tidak suka, soalnya dia selalu menangis. Dia cengeng! Apalagi mama selalu membelanya. Saya suka sebel dan menjambak rambutnya.Di umur 10 tahun.
Menginjak kelas 6. Melody sangat bodoh sampai-sampai saya harus mengajarkannya berulangkali untuk mengerti perhitungan bagi-kali. Saya pusing, dia banyak sekali mengomeli saya. Padahal kan saya hanya berkata 'kamu tulalit, lemot, bloon'.Di umur 16 tahun.
Saya mencintainya, entah bagaimana awalnya. Rasanya janggal jika dia memanggil saya dengan sebutan tuan muda. TUHAN, bantu saya melindungi dia? Saya harap Melody tidak terluka lagi karena mama. Dan saya harap Melody tidak menghindari saya lagi. Karena kalau sampai iya, saya akan terus mengejarnya sampai dia bosan dan kembali ke saya.Di umur 17 tahun.
Kepala saya suka pusing. Saya tidak kuat lagi. Saya ingin pergi saja dari dunia. Tapi tidak saat Melody akhirnya berani menatap saya. Saya fikir akhirnya saya harus mencoba membiarkan Melody sendiri dan memberinya waktu untuk berfikir. Saya tidak akan goyah. Saya tetap akan mencintai Melody. TUHAN, bantu saya untuk membuka pintu hati mama?Di umur 18 tahun.
Saya yakin Melody masih mencintai saya juga. Saya akan terus berjuang. Asal kamu tau, Melody, saya sakit berjuang sendirian. Saya minta TUHAN agar kamu bisa berjuang bareng saya, ngelawan mama. Saya akan berdoa, bahwa kamu jodoh saya. Saya berdoa, agar kamu baik-baik saja. Dan jika kamu bukan jodoh saya, saya akan memaksa!
CINTA yang kamu cari alasannya, tidak akan pernah ada ujungnya, bahkan tidak akan pernah ada alasannya. Kecuali kamu percaya, padaku. Kecuali kamu percaya, pada kamu sendiri.
CINTA, sehangat secangkir kopi yang aku seduh barusan. Panas dilidah, tapi aku suka, dan akan terus menyesapnya sampai habis. Seperti kamu, akan dihati saya, selamanya. Dan SAMPAI KAPANPUN.
KAMU SEDANG MEMBACA
REASON [COMPLETE]
Dla nastolatkówNote : Ini cerita pertama saya. Jika ada kalimat tidak enak atau bahkan tidak nyambung sama sekali. Harap maklum karena masih abal banget! Kalau gak mau baca, next book aja. Book yang lain sudah rapih dan kalimatnya sudah benar wkwk ..... Buat Mep...