- 3; realita -

167 37 10
                                    

"Yang terpenting aku tersenyum, bukan?"
----

"Selamat pagi!" ucap Hana seraya menuruni tangga dengan senyum lebar di wajahnya.

"Kenapa Mama dan Papa menonton televisi?! Kita tidak sarapan hari ini?!" lanjutnya tidak memedulikan raut wajah kedua orang tuanya itu.

"Oke, baiklah. Kita bisa melewati sarapannya. Aku ke rumah Jeongguk dulu, ya?" ucap Hana dan segera berjalan keluar rumah sembari bersenandung ria.

"Dia kenapa?" tanya ayah Hana, dan mendapat gelengan tidak tahu dari istrinya.

"Aku akan ke rumah Jeongguk sekarang~ dududu~" Hana membuka gerbang rumahnya.

Dan sampailah dia di depan gerbang rumah Jeongguk, "Tidak ada siapapun.."

Detik selanjutnya, dia membalikkan badan dan kembali ke dalam rumah, membuka gerbang dan melewati kedua orang tuanya lagi, "Kenapa rumahnya kosong, ya?"

"Itu anak kenapa, Ma?" tanya ayah Hana itu.

"Tadi dia sudah kesana, bukan?" bukannya menjawab pertanyaan dengan jawaban, Ibu Hana itu malah menjawab pertanyaan dengan pertanyaan lainnya.

*

tutt..

"Ayo, angkat panggilanku.." ucap Hana mendekatkan ponsel ke telinganya.

Sementara itu di seberang sana

tutt...

"Siapa yang menelepon disaat aku sibuk seperti ini?!" gerutu Jeongguk merogoh kantung celananya.

.

Hana (dul set)

.

Jeongguk terdiam sebentar saat melihat caller ID itu, lalu menekan tombol hijau.

"Ha--"

"Ya! Eodiga? Kita sudah tidak bertemu seminggu dan kau tidak ada di rumah?!" ucap Hana sedetik setelah orang di seberang sana menjawab teleponnya. (Hey! Dimana kau?!)

"Hana-ya.. Mian.."

"Maaf? Untuk apa?"

"Sudahlah, jangan seperti ini.."

"Apa maksudmu?"

"Jangan berpura-pura seperti ini.. Aku tau kau tidak percaya yang kulakukan ini, tapi tolong jangan seperti ini.."

"Aku tidak mengerti maksudmu.."

"Aku pergi ke Seoul seminggu kemarin, aku audisi. Kukira itu waktu yang cukup untukmu mempersiapkan segalanya sebelum aku pergi, tapi ternyata--" ucapan seseorang membuat Jeongguk tertegun.

"Hana! Gwaenchana?!" (kau tidak apa-apa?!)

"Papa.." ucap Hana yang sudah berada di dalam pelukan ayahnya dengan posisi yang sama.

"Ada apa? Siapa yang sedang kamu telpon?" tanya ayahnya lagi.

"Ani, aku tidak menelepon siapapun.." jawab Hana dengan senyuman. (Tidak)

"Hana?! Ada apa disana?!" Jeongguk yang tidak tahu apapun tentang keadaan Hana di kamarnya bersuara lagi, dia mendengar percakapan antara ayah dan anak tersebut.

Ayah Hana yang mendengar suara dari dalam telepon anaknya itu segera mengambil ponsel tersebut dari dalam genggaman anaknya, lalu melihat caller ID yang tertera.

Jeon(cena) Jeongguk

"Ada apa? Ada apa dengannya?" tanya ayahnya lagi.

"Tidak ada apa-apa, Papa. Percaya padaku. Lihat, aku tersenyum sekarang!"

"Bagaimana Papa bisa percaya saat kamu menangis sambil tersenyum seperti ini?!"

DEG

Denyut jantung Jeongguk berhenti saat mendengar itu.

Ditambah lagi saat Hana menjawab perkataan ayahnya itu, "Yang terpenting aku tersenyum, bukan?"

Dream [BTS Jungkook FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang