"... Mau pakai gelang tanda pertemanan?"
---------------"Pagi!" sapa seorang gadis bers, dia mendekati orang yang ia sapa.
"Oh? Ya, pagi." orang yang ia sapa tersenyum lebar.
"WOW! Hana, hari apa ini?!" tanya gadis tadi.
"Tentu saja hari Senin! Kau bisa melihatnya di ponselmu jika memang tidak mempunyai kalendar," ucap Hana dengan dahi berkerut.
"Tidak, maksudku, selama aku menjadi teman sebangkumu, aku tidak pernah melihatmu tersenyum seperti tadi selain ke Jeongguk! Woah, perubahan besar!" ucapnya berapi-api.
"Oh ayolah, apa seaneh itu?" tanya Hana geram, orang yang duduk disebelahnya itu mengangguk cepat.
"Baiklah, Jinhee. Aku tarik senyumku yang tadi," Hana memutar bola matanya.
"Silahkan sa--"
"Dan hubungan pertemanan yang baru saja kumulai tadi," potong Hana.
"Baik--" seakan koneksi dari otaknya baru saja terhubung, dia sadar akan sesuatu.
"Tunggu. Maksudmu kita berteman?!" Hana mengangguk angkuh sebagai jawaban.
"Ki-ta?! Kau dan aku?! Jinhee dan Hana?!" Hana mengangguk lagi.
"Wow! Omong-omong, aku temanmu yang ke berapa?" tanya Jinhee lagi.
"Empat,"
"Aku tidak yakin temanmu sebanyak itu,"
.
"Sebentar.. Ini pujian atau hinaan?" Hana berfikir sejenak.
"Hinaan. Baik, sebutkan."
"Ayahku, ibuku, Jeongguk, dan kau."
Jinhee terdiam.
"Ya, aku sudah menyangka ini. Jadi temanmu hanya aku dan Jeongguk?" Hana mengangguk lagi.
"Woah aku benar-benar senang bisa menjadi temanmu. Mau pakai gelang tanda pertemanan?"
"Apa itu diperlukan?" tanya Hana bingung.
"Ya.. Mungkin.."
"Tapi.. Temanmu ada banyak, dan kau tidak memakai gelang satupun hari ini.."
"Ya.. Karena aku tahu mereka adalah teman yang palsu,"
Hana berfikir lagi.
Jadi.. Spesies 'teman yang palsu' itu ada? pikirnya."Kau tahu darimana tentang itu?"
"Gampang, kau lihat saja matanya. Aku berpengalaman dalam hal ini,"
"Tunggu, kau peramal?!"
"Tentu bukan! Hana yang ada di pikiranku berbanding terbalik dengan kenyataannya. Kau tahu, kalau aku adalah seorang peramal, aku tidak akan berada disini.." ucap Jinhee dengan memelankan suaranya.
"Benarkah? Lalu dimana?" tanya Hana antusias.
"Di dalam kamar mandi dorm para oppa, memperhatikan seluruh roti sobek yang ada di tubuhnya.." ucap Jinhee dengan memejamkan matanya. Membayangkan jika memang itu terjadi pada dirinya.
Surga dunia baginya. Ralat, surga dunia para fangirl.
"Hei, bangun! Kau sudah gila ya? Aku tahu roti sobek memang enak, tapi tidak seperti ini caranya. Kita akan membelinya nanti, oke?"
"Ah, sudahlah. Hei! Kita sudah berteman, bukan? Aku berjanji tidak akan mengecewakanmu, dan akan menjadi teman yang baik! Aku janji!" ucap Jinhee semangat.
Hana tersenyum.
Ya, terima kasih Jeongguk.
Terima kasih karena telah memberikanku kesempatan kedua untuk berteman.
Terima kasih.
••••••••♪•••••••••••••••♪••••••••••••••
VOMMENT JUSEYONG~
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream [BTS Jungkook FF]
FanfictionDream = Mimpi. Mimpi = ... mimpi /mim•pi/ n ¹sesuatu yang terlihat atau dialami dalam tidur ² ki angan-angan bermimpi /ber•mim•pi/ v ¹melihat (mengalami) sesuatu dalam mimpi ²berkhayal; berangan yang bukan-bukan memimpikan /me•mim•pi•kan/ v ¹bermimp...