"... maafkan aku sudah membuatmu trauma untuk berteman. ..."
---------------Kim Hana.
Seorang pelajar yang duduk di kelas tiga Menengah Awal atau Sekolah Menengah Pertama.
Gadis cantik berumur 14 tahun yang dingin, populer, dan...Dekat dengan Jeongguk.
Aku, Michelle, juga seperti dia, cantik dan populer. Namun..
Yang terakhir memang sulit untuk didapatkan.
Karena..
Ya, aku sudah mencobanya dua tahun terakhir. Itu sangat sulit. Dan sia-sia. Padahal..
Jika aku dekat dengannya, popularitasku bisa meningkat drastis! Sangat disayangkan.
Namun, ada yang mengganjal.. Dimana Jeongguk? Sudah satu minggu aku tidak melihatnya. Dan sekarang, orang yang selalu berada di sisinya ada di hadapanku.
Sedang duduk menikmati makannya bersama dengan Jinhee. Tertawa riang bersama tanpa memedulikan sekitarnya yang menatap aneh.
Oh, ayolah. Sekarang sedang di kantin, dan Hana tidak bersama Jeongguk? Itu aneh. Sangat aneh.
Dan dimana teman-teman se-gengnya Jinhee? Dicampakkan begitu saja demi Hana?
Ya, aku tahu mereka memanfaatkan Jinhee. Tapi, mereka menyerahkan orang yang sangat bermanfaat itu begitu saja? Lalu, dengan uang siapa teman se-gengnya itu akan makan di kantin setiap harinya nanti?
Oke, baiklah. Aku tidak akan kehilangan fokusku. Aku akan menanyakan Hana dimana Jeongguk setelah satu minggu tidak terlihat.
*
"Hana, dimana Jeongguk?"
"Maaf, apa aku mengenalmu? Kalau tidak, tolong jangan ganggu acara makanku, ya?" ucap Hana sembari melanjutkan acara makannya. Tak melihat orang di depannya, Jinhee, sedang menggigiti jarinya. Takut padaku.
"Aku ulangi, dimana Jeongguk?"
Dia tetap melanjutkan makannya, membuatku geram.
"AKU BI--"
Aku terkejut saat Hana menghentakkan meja.
"Jinhee-ya, kita makan di kelas saja, ya? Disini panas, ada pengganggu." ucapnya sembari beranjak.
"Eoh," jawab Jinhee. (Oke,)
Apa-apaan mereka? Ingin mempermalukanku di depan orang banyak? Tidak bisa kubiarkan!
Aku menarik tangan Hana dengan kasar, berharap ia akan jatuh. Namun yang terjadi, dia hanya berbalik menghadapku.
"Apa? Kau menyukai Jeongguk?" tanyanya dengan mata sinis. Membuatku ingin mencolok kedua mata tajam itu.
"Tidak,"
"Lalu apa?"
"Aku hanya ingin tahu dimana dia, sehingga menyebabkanmu bersama dengan orang cupu seperti dia." ucapku to the point dengan dagu seakan menunjuk Jinhee.
Tiba-tiba saja dia menendang kakiku, lalu memasukkan tangannya ke dalam saku rok sekolahnya.
"Jangan berbicara tidak sopan dengan temanku, catat itu."
"Oh, jadi kalian berteman sekarang?"
"Ya, kenapa? Kau ingin bilang aku merebutnya? Menyedihkan sekali,"
Aku bungkam.
Entah mengapa, kejadian beberapa tahun yang lalu terputar kembali.Saat aku..
.
.
.
Ah, sudahlah! Mengapa memikirkan hal tidak penting seperti ini?!
"Ada apa? Kau kalah kali ini? Atau.." ucapnya gantung.
.
.
.
"Kau teringat sesuatu tentang 'menyedihkan seka--'"
"Kutunggu di tempat biasa. Pulang sekolah," kupotong ucapannya, dan berlalu. Berjalan menuju kelas.
Tidak, aku tidak akan kalah di depan banyak orang. Tidak akan.
*
Author POV
"Tempat biasa?" tanya Jinhee seraya duduk di kursinya, memakan roti yang ia beli di kantin tadi.
"Ya," jawab Hana singkat.
"Kalian berteman?"
Belum sempat berkata-kata, bel pertanda istirahat telah selesai berbunyi. Membuat Hana dan Jinhee sesegera mungkin menghabiskan roti mereka, lalu bersiap untuk pelajaran selanjutnya.
Ya, mungkin belum waktunya..
*
"Ada apa?" dua kata yang sukses membuat Michelle terkejut.
Dia memang sedang menunggu Hana untuk datang, dan sempat menyusun kata demi kata yang akan ia ucapkan nantinya. Namun, semuanya buyar saat Hana sudah datang.
Michelle menatap mata Hana dalam.
Bodoh! Bisa-bisanya aku lupa akan bicara apa disaat yang seperti ini!
"Cepatlah, aku tidak punya waktu. Apa yang ingin kau bicarakan?" lanjut Hana.
"Tidak ada, aku hanya memotong perkataanmu tadi supaya kau tidak melanjutkannya."
"Ha-ha, seharusnya aku tahu tentang ini. Mengapa aku tidak memikirkan ini?" ucap Hana dengan senyum merendahkan dan berjalan mendekati Michelle.
"Menyedihkan sekali," lanjutnya tepat di sebelah telinga kanan Michelle.
"Wow, hebat. Melakukan hal yang sama persis seperti yang kulakukan beberapa tahun yang lalu. Dengan lokasi yang sama pula,"
"Ya, taman ini. Taman yang penuh kenangan.. Namun, kenangan hanyalah kenangan." ucap Hana dan melanjutkan perjalanannya menuju rumah.
Meninggalkan Michelle dengan sejuta penyesalan di dalam hatinya.
Tak lama, air mata menetes dari pelupuk matanya.
Dulu keadaannya sangat berbeda! Ini berubah 180 derajat! Mengapa ini terjadi?!
Dulu..
Dulu...
Dulu--
Flashback
"Merebut teman orang lain secara diam-diam?! Menyedihkan sekali," ucap Michelle dengan segala amarahnya.
"Apa maksudmu?" Hana tak mengerti dengan arah pembicaraannya.
"Minji, dia temanku!" Michelle menunjuk dirinya sendiri.
"Tapi aku tidak merebutnya. Dia selalu berdiam diri dan sendirian di kelas saat kau pergi ke luar kota selama satu bulan, apa salahnya jika aku berteman dengannya?"
"Terserah apa katamu! Yang jelas kau telah merebut temanku!" ucap Michelle dan berlalu begitu saja.
Mama, apakah aku salah untuk mempunyai teman?
Ayah, tolong aku.
Tolong, siapapun!
Aku tidak berdaya.
Aku telah merebut teman seseorang, aku jahat!
Ini semua--off
Michelle terduduk dengan tangisnya sekarang. Entah, lututnya gemetar dan terasa lemas sekali.
Dan secara tiba-tiba, seseorang melemparkan satu pack tissue berukuran saku ke hadapannya.
"Ambillah, aku tidak mau ini terjadi lagi. Lupakan semuanya, aku sudah memaafkanmu. Ini sudah cukup,"
Ucap seseorang dan berjalan meninggalkannya. Kali ini ia benar-benar pergi.
"Hana, maafkan aku sudah membuatmu trauma untuk berteman. A-aku sungguh minta maaf,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream [BTS Jungkook FF]
FanfictionDream = Mimpi. Mimpi = ... mimpi /mim•pi/ n ¹sesuatu yang terlihat atau dialami dalam tidur ² ki angan-angan bermimpi /ber•mim•pi/ v ¹melihat (mengalami) sesuatu dalam mimpi ²berkhayal; berangan yang bukan-bukan memimpikan /me•mim•pi•kan/ v ¹bermimp...