- 8,2; bully?(2) -

114 12 3
                                    

"Ya, entahlah. Aku benar-benar mengenalnya.."

Jeongguk tersenyum, menatap mentari dari jendela mobilnya. Namun entah mengapa, dia merasakan sesuatu.

Sesak.

Aku merasa tidak enak..

Seperti rasa khawatir dicampur takut? Aku tidak mengerti, apa ini?!

Jeongguk membelalakkan matanya.

"HYUNG!!! NAMJOON HYUNG!!! TOLONG HENTIKAN MOBILNYA!!"

******

"Jeo-jeongguk?!"

"Ya.. Aku selalu membolos dengannya.." Hana masih menundukkan kepalanya.

"Bu-bukan itu maksudku, ta-tapi.." secara tiba-tiba Jinhee tak bisa bicara, dia menelan ludahnya sembari menunjuk sesuatu di belakang Hana.

Hana memutar kepalanya perlahan, ini bukan hantu atau semacamnya 'kan?

Mata Hana terbelalak saat melihat Jeongguk yang sedang berdiri menetralkan nafas dengan kedua lengan ditumpukan di lutut.

"Ha-hana-ya, gwaenchana?!" Jeongguk mendekati Hana yang sedang terpaku di tempatnya.

Dia mengitari Hana, memperhatikan Hana dari depan sampai belakang. Mengidentifikasi bagian manakah yang terluka.

Sedangkan Hana, terpaku dengan posisinya yang masih saja seperti tadi.

Jinhee yang berada di sebelah Hana pun hanya bisa diam, dan tentu saja terkejut dengan kejadian di depannya ini. Sebegitu pedulinya kah?

"Hana-ya! Katakan! Apa yang terjadi?!" lagi-lagi Jeongguk berteriak panik.

"A-apa?" Hana mengeluarkan suara terbata-bata.

"Aku merasakan sesuatu tadi, hatiku gelisah. Tidak terjadi apa-apa, bukan?!"

"A-apa.." Hana menyiapkan hatinya. Ini harus ku lakukan. Harus!

Dia mulai mengangkat kepalanya, dan mencoba untuk menatap mata Jeongguk.

"Yang kau lakukan?" lanjut Hana.

"A-apa maksudmu?" Jeongguk seketika melemah saat Hana menatap matanya dengan penuh amarah.

"Apa yang kau lakukan? Apa yang kau lakukan padaku?! Apa yang kau lakukan pada hidupku?!" Hana meninggikan nada suaranya.

"Pergi begitu saja tanpa alasan yang jelas, menghancurkan seluruh hidupku, menghancurkan seluruh tembok tameng besar pertahanan kekuatan hatiku yang aku bangun susah payah, lalu kembali secara tiba-tiba seperti ini dengan sikap sok peduli?!"

"Bu-"

"Tolong, pergilah. Kau tidak bisa memporak-porandakan hati dan hidupku seperti ini,"

"Ani-"

"Dan ingatlah, aku tidak akan membiarkan hal ini terjadi selamanya. Aku tidak memberimu izin,"

"Hana-ya, kita harus bicara berdua sekarang. Ikut aku,"

"Mengapa harus berdua? Dia temanku, kau tidak bisa--"

"Ah, aku lapar sekali.." ucap Jinhee dan membalikkan badannya, berlalu pergi meninggalkan mereka berdua.

Sementara Hana hanya menatap temannya itu sampai badannya ikut berbalik.

Jeongguk tersenyum riang, "Benar-benar teman yang pengertian,"

"Katakan," suruh Hana, masih dengan tubuh yang menghadap ke arah Jinhee. Membelakangi Jeongguk.

"Berbaliklah dan tatap mataku,"

"Tidak mau,"

"Kenapa? Takut pertahananmu runtuh lagi?"

"Eoh," (Ya,)

"Woah, jujur sekali. Bagus, aku suka!" ucap Jeongguk sembari mengacak rambut Hana, dan sukses membuat Hana merona.

"Ya! Jangan sentuh aku!" Hana berbalik dan menatap mata Jeongguk.

"Woah~ Hana-ku sedang marah, ya?" Jeongguk merangkul Hana.

"Hana-ku apanya?! Mau aku bunuh?!"

"Tidak, aku masih mau hidup. Dan makan,"

"Lalu apa urusannya denganku?!"

"Jadi, kau harus menemaniku makan sekarang!"

"Ti--"

Tangan Jeongguk melingkari pundaknya lalu berkata, "Kantin, kami datang!!!"

Dream [BTS Jungkook FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang