[1] Janji Suci

9.1K 475 70
                                    

Sudah satu tahun lamanya Lidya dan Melody menjalin tali kasih. Banyak hal yang sudah mereka lalui. Layaknya pasangan kebanyakan, hubungan mereka juga dihiasi dengan pertengkaran-pertengkaran kecil yang berakhir dengan ngambeknya salah satu dari mereka. Orang yang selalu ngambek itu adalah... siapa lagi kalau bukan Melody.
Melody akan mendiamkan Lidya berjam-jam, seharian bahkan bisa sampai berhari-hari.

Jika sudah seperti itu, Lidya harus berjuang keras untuk membujuk sang kekasih. Mulai dari memberikan bunga, melontarkan kata-kata romantis, mengajak ke mall untuk belanja, membelikan makanan favorit Melody dan masih banyak cara lainnya yang ia lakukan.

Walaupun Melody lebih tua dari Lidya, tapi justru yang lebih sering mengalah dan pasrah adalah Lidya.
'Nanti kualat kalo ngelawan yang lebih tua, lebih baik mengalah daripada dicuekin' Begitulah prinsipnya.

Ia akan melakukan apapun demi sang kekasih. Selagi dia mampu dan sanggup, Lidya akan memberikan yang terbaik.

***

Lidya sedang berjalan-jalan di sebuah mall. Kali ini dia pergi sendirian tanpa ditemani oleh Melody. Ia memang sengaja tidak mengajak Melody karena sebuah alasan.

Lidya sedikit memperlambat langkahnya kala memasuki beberapa deretan toko-toko perhiasan. Dia kemudian masuk ke salah satu toko saat yakin bahwa tempat yang ia cari sudah benar.

"Selamat pagi," sapa pegawai disana.

"Selamat pagi, saya mau mengambil pesanan yang dua minggu lalu saya pesan. Apa sudah selesai?"

"Bisa minta bukti pemesanannya?"

"Oh iya." Lidya merogoh kantong belakang celananya untuk mengambil bukti pemesanan itu. Kemudian ia menyerahkannya pada pegawai tadi.

"Tunggu sebentar ya," ucap pegawai itu setelah membaca nota tersebut. Ia kemudian permisi kebelakang untuk mengecek barang yang Lidya cari.

Lidya hanya menganggukkan kepalanya lalu memainkan ponselnya sembari menunggu.

Selang beberapa saat, pegawai itu pun kembali dengan sebuah paper bag di tangannya.

"Ini mbak barangnya. Silahkan diperiksa kembali."

Lidya membuka kantong itu, mengambil sebuah kotak merah yang ada di dalamnya lalu membukanya. Ia tersenyum saat melihat sebuah benda berbentuk lingkaran terpasang rapi di dalam kotak itu. Ia tak bisa membayangkan bagaimana reaksi Melody saat menerima benda itu.

"Sebentar lagi," ucapnya penuh arti.

***

Malam ini Lidya mengajak Melody berjalan-jalan ke sebuah tempat yang sedikit berbeda. Bukan restoran bintang lima atau ke sebuah tempat mewah seperti biasanya. Ia mengajak Melody ke tempat yang belum pernah Melody datangi sebelumnya.

Setelah kurang lebih 45 menit diperjalanan, mereka pun sampai di tempat tujuan. Melody mengernyitkan keningnya saat turun dari mobil.

"Pasar malem?" tanyanya pada Lidya.

"Iya, kenapa? Ga suka ya?"

"Bukan gitu, tapi aneh aja. Tumben kamu ngajak aku jalan-jalan ke tempat yang kayak gini."

"Sekali-sekali ke tempat yang berbeda kan gapapa sayang." Lidya mencubit hidung mancung Melody.
"Kata temen aku, lagi ada festival makanan disini. Jadi, kita bisa sekalian nyoba berbagai jenis makanan. Tempatnya juga nyaman dan bersih, jadi kamu ga usah khawatir."

One Year LaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang