-Orion-
'Sorry for hurting you, babe'
BRAK!
"Bladeee!!!" Aku mendobrak pintu kelas, yang sebenarnya tak dikunci. Dan alhasil malah pintunya rusak..
"ORION! APA YANG KAU LAKUKAN DENGAN PINTUNYA BODOH!? HIKS..." Aku tak menghiraukannya dan berlari menatap Auren yang tak sadarkan diri.
Akupun langsung membawanya ke dalam gendonganku. "Blade, lu bawa barang-barangnya dia, cepet!" Bladepun mengangguk dan aku membopong Auren ke ruang UKS.
.
.
.
"On.., gua mau tanya sesuatu sama lu." Akupun menengok kearah Bladen. Yah.. sekarang kami sudah berada di dalam UKS. Dan aku sedaritadi memegang jari-jari Auren, khawatir karena ia belum sadar juga.
"Apa?"
Bladen hanya diam sejenak dan membuang nafasnya kasar. Aku tak mengerti mengapa ia kelihatan begitu gusar? Waduh! Matilah aku kalau ketauan sama si empretnya dia?
"Kau apakan, Auren?"
Deg!
Aku apakan, Auren?
Jadi ini benar-benar kesalahanku lagi?
Dan tak terasa aku hanya memandang wajah cantik gadis-ku sendu?
Hahaha..
Bisakah aku memanggilnya gadis-ku? Sementara ia menolakku mentah-mentah dari awal?
Awalnya memang ia menyukaiku, tapi setelah mengenalku lebih dekat.. sepertinya dia illfeel melihatku?
Tak sadar aku hanya tertawa renyah.
"Kenapa lu ketawa? Jadi benar ini gara-gara lu?" Sepertinya Bladen mulai berapi-api..
"Dengar! Ini semua memang salahku! Tadi aku cemburu karena ada lelaki bangs*t yang menciumnya. Dan aku menariknya ke gudang belakang, dan tanpa sadar langsung menciumnya kasar. Aku tahu aku salah.. dan aku menyesali itu.." Pandanganku mulai meredup. Keadaan hening, tak ada yang membuka suara setelah aku berbicara.
Aku melirik Bladen yang ternyata memandangku lelah dan juga marah? Sudah pasti dia memandangku seperti itulah ...
Orang aku menyakiti sahabatnya..
Ya...
Selalu menjadi pengusik dan musibah baginya..
Akupun tersenyum kecut menyadari kenyataan itu.
"On.. gua gak tau mau ngomong apalagi sama elu. Gua marah? Iya.. tapi gua gak bisa marah gitu aja, karena gua tau lu punya alasan. Tapi gak seharusnya lu ngelakuin itu ke Auren.. tadi .. dikelas dia nangis, sampe akhirnya pingsan. Dan gua tau kalian itu saling tersakiti disini. Gua mohon selesaikan ini baik-baik, okay?"
Aku hanya tertawa sumbang mendengarnya, tak terasa sebenarnya air mataku ada dipelupuk, siap tumpah. Aku tahu, aku ini lelaki. Dan aku tak pernah seperti ini, sebelum papaku meninggalkanku bersama mamaku dan juga adikku sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Monster's ✔ (Proses Revisi)
Fiksi Penggemar#SERIESKUTUEMPRET2 Orion Christopher terkenal tampan dan genit kepada para perempuan semenjak SMA. Hal itu terus berlanjut sampai di masa kuliahnya. Tapi disitulah masa dirinya menemukan seseorang yang selalu ingin dia kejar terus menerus. Bermula d...