Bab 11

205 9 0
                                    

"Ruiz..berhenti depan kawasan perkuburan tu sekejap.Aku nak melawat kubur mak ayah aku." Ruiz Naufal memberhentikan kereta.Putri Izreen melilit sehelai kain di kepalanya.

Mereka menghampiri dua kubur di bawah pokok. "Assalamualaikum ayah..mak.Putri datang ni.Putri nak bagitau sesuatu ni.Putri nak sambung belajar kat bandar.Putri tak pernah pergi sana.Putri takutlah.Putri tiada siapa nak mengadu nanti." Dia mencabut rumput2 yang banyak di atas kubur mak ayahnya.

"Putri berharap yang mak ayah boleh doakan Putri.Tapi,mestilah tak boleh,kan?" Ruiz Naufal hanya memandang Putri Izreen sayu.Putri Izreen memang tabah.Kalau dia..mesti dah menangis teruk. "Ouh..Putri nak kenalkan seseorang ni.Nama dia Ruiz Naufal."

Putri Izreen menyuruh Ruiz Naufal duduk di sebelahnya. "Dia yang akan bawa Putri pergi sana.Dia ni bukan kawan Putri tau.Dia musuh Putri.Tahu tak,dia ni penakut..Susah nak bangun tidur.Penat betul layan dia."

Putri Izreen menceritakan segalanya seolah-olah dia bercakap dengan seseorang.Dia ketawa dan tersenyum seorang diri.Ruiz Naufal hanya memerhatikan dia.Dia berasa kasihan pada Putri Izreen.Dia hanya kehilangan ayah..
Tapi Putri Izreen kehilangan kedua-duanya.

"Oklah..jom.Kita dah kena gerak.
Assalamualaikum pakcik..makcik." Mereka masuk ke dalam kereta semula. "Ermm..bila mak ayah awak meninggal?" Putri Izreen menjelingnya. "Tapi..Kalau awak tak nak jawab takpelah." Ruiz Naufal meneruskan pemanduannya.

"Diorang meninggal waktu umur aku 5 tahun.Waktu tu nak raya..Tapi,jadi majlis pengebumian pulak.Aku pun duduklah dengan atuk dan nenek." Ruiz Naufal mengangguk. "Saya dah kehilangan ayah.Tahun lepas.Dia sakit jantung.Tapi,saya pasti awak lagi sedih berbanding saya,kan?'

Putri Izreen tersenyum hambar.Mereka membisu.Ruiz Naufal hanya fokus di jalan raya.Putri Izreen pula melihat pemandangan di luar tingkap. "Awak tak nak tidur ke? Jauh lagi perjalanan kita ni."

Putri Izreen menggeleng. "Aku nak tengok pemandangan.Aku mana pernah jalan jauh2.Sekali je pernah,itupun pergi kem.Jauh beberaoa kilometer je pun dari kampung." Ruiz Naufal tersenyum.

"Yelah..tengoklah puas2.Nanti kita singgah solat zohor ye.Rasanya sampai rumah saya waktu asar nanti." Putri Izreen tersengih. "Wei,aku datang bulanlah.Nanti kau solat jelah sorang2." Ruiz Naufal mengangguk.
Putri Izreen malu. "Awak tak payah malulah.Saya pun ada mak dan adik perempuan.Saya fahamlah benda2 ni."

"Aik..bila masa pula aku kata aku malu? Kau ni memfitnah je,kan?" Ruiz Naufal tergelak kecil.Putri Izreen comel bila malu. "Eleh..nak coverlah tu.Nanti awak boleh kawan dengan adik saya.Dia pun 19 tahun.Sebaya dengan awak." Putri Izreen hanya mengangguk.
~~~~~~~~~~~~~
Ruiz Naufal menutup enjin kereta.Dia memandang Putri Izreen di sebelahnya. 'Lenanya budak ni tidur.Kalau tidur..jinak je.Kalau bangun..liar sangat.' Dia menggoncang bahu Putri Izreen lembut.

"Iz..bangun.Dah sampai ni.Iz..bangun." Buk! Putri Izreen menumbuk muka Ruiz Naufal kuat.Putri Izreen yang baru sedar terkejut melihat buku limanya di pipi Ruiz Naufal.

"Ya Allah..minta maaf sangat2.Aku tak sengaja.Tadi aku mimpi yang aku tengah berlawan.Muka kau okey tak? Sorry sangat2." Putri Izreen membelek muka Ruiz Naufal.Ruiz Naufal tersenyum melihat kegelisahan.Putri Izreen berasa berdebar melihat senyumannya dan jarak mereka yang dekat.

Putri Izreen berdehem. "Muka kau okey kan? Dahlah..jom keluar." Ruiz Naufal mengeluarkan beg pakaian Putri Izreen. "Biarlah aku bawa.Bukan berat mana pun." Putri Izreen merampas begnya.Ruiz Naufal merampas semula.Putri Izreen terkedu melihat rumah banglo yang tersergam indah itu.Macam istana.

"Assalamualaikum Mummy." Mereka mendekati Datin Elina yang sedang menonton televisyen. "Waalaikumussalam..Balik pun Ruiz." Mereka bersalaman. "Mummy,ni orang yang Ruiz ceritakan haritu." Putri Izreen menyalami Datin Elina. "Apa khabar,puan? Eh..Datin..Eh..puan kot? Ke datin?"

Datin Elina dan Ruiz Naufal ketawa. "Panggil je Mummy.Takkan selama kamu duduk sini nak panggil puan atau datin." Putri Izreen tersengih. "Nama siapa? Nak panggil apa?"

"Nama saya Putri Izreen.Tapi panggil Iz." Datin Elina mengangguk. "Boleh tak mumny nak panggil Putri? Sedap sikit." Putri Izreen diam seketika sebelum mengangguk.Ruiz Naufal pelik. "Ruiz..
pergilah tunjuk bilik Putri.Mesti dia penat."

Putri Izreen mengekori Ruiz Naufal ke sebuah bilik.Terpaku dia melihat hiasan di dalam bilik itu.Semuanya sangat cantik.
Tiada cacat cela. "Wah..cantiknya." Dia terus baring di atas katil. "Empuknya." Dia melompat-lompat seronok di atas katil.Ruiz Naufal ketawa kuat.Putri Izreen seperti kanak2.

Putri Izreen melihat bilik air yang berada di dalam bilik. "Ruiz..Ruiz! Apa tu?!" Ruiz Naufal menghampirinya. "Ouh..itu bathtub.Awak isilah air sampai penuh.
Lepas tu, rendamlah badan.Tapi,jangan lupa tutup lubang tu." Putri Izreen mengangguk.

"Ruiz..Ruiz! Apa tu?!" Ruiz Naufal ketawa kecil. "Itu aircond." Ruiz Naufal mengambil remote aircond dan menekan butang 'on'. "Wah..sejuknya.Ada ais ke dalam tu? Kenapa sejuk sangat?" Meledak ketawa Ruiz Naufal.Putri Izreen tersenyum. "Ceh..
aku tahulah itu aircond.Aku saja nak buat kau gelak.Tadi kan penat bawa kereta."

Ruiz Naufal berhenti ketawa. "Anyway,
thank you because give me ride.I'm so happy." Ruiz Naufal memegang bahu Putri Izreen. "Welcome..awak rehatlah dulu ye.Saya pun nak tidur sekejap.Bilik saya kat sebelah.Anything,knock my door,okay? Tapi,jangan intai bilik saya.Malu.."

Ruiz Naufal menutup mukanya.Putri Izreen ketawa.Ruiz Naufal Terpaku melihat ketawa Putri Izreen yang sangat ikhlas baginya.
Putri Izreen sangat manis bila ketawa. "Apalah kau ni..Mengada-ngada nak malu.Ok..aku nak tidur.Keluar2.."

Putri Izreen menutup pintu biliknya.Dia merebahkan dirinya di atas katil.Dia terus lena dibuai mimpi.
~~~~~~~~~~~

Budak Kampung Vs Budak Bandar Where stories live. Discover now