14. Anxious

1.9K 257 38
                                    



__Destiny Chapter 14 "Anxious"__

Pesawat baru saja mendarat beberapa menit yang lalu, Jimin tampak menggerek kopernya dengan Jiyeon di samping dan Sujeong di belakang mereka. Ia hanya memakai pakaian simple dan kacamata hitam namun tampak serasi dengan Jiyeon yang tampak elegan dengan gaunnya.

Jiyeon dan Jimin tampak saling melontarkan senyum, "Dasar pasangan aneh!" gumam Sujeong kesal.

"Sebentar malam datanglah ke apartemenku, Ibuku ingin bertemu denganmu. Alamatnya akan ke kirimkan nanti" Ujar Jiyeon.

Jimin menganggukkan kepalanya, "Baiklah!"

"Supirku sudah menungguku, kita berpisah di sini!" ujar Jiyeon, mereka berdiri berhadapan.

"Baiklah, aku akan datang malam nanti" Jimin mendekatkan tubuhnya pada Jiyeon lalu memeluk gadis itu. Apa aku harus menciummu di hadapan temanmu?" bisik Jimin.

"Aku akan memukulmu nanti!" balas Jiyeon berbisik.

Jimin melepaskan pelukannya dan mengecup kening gadis itu. Jiyeon hanya membelalakkan matanya terkejut dengan perlakuan Jimin, kalau saja Sujeong tak ada mungkin saja ia sudah menendang keras tulang kering lelaki itu.

"Hati-hati!" ujar Jimin

Sujeong menghela napasnya malas lalu segera memasuki mobil diikuti oleh Jiyeon. Gadis itu memasuki mobilnya sembari melambaikan tangan pada Jimin dan setelah mobil benar-benar menjauh dari lelaki itu, tangan Jiyeon bergerak naik menyentuh dahinya, ada kehangatan yang tersisa di sana hingga membuat Jiyeon tanpa sadar tersenyum.

.

.

.

Jimin melangkahkan kakinya keluar dari lift, ia berhenti sejenak menatap orang-orang suruhannya yang di tugaskan menjaga adiknya berada di luar pintu apartemen, "Jungkook ada di dalam?"

"Ya, tuan!"

"Apa Hong ahjumma sudah datang?"

"Dia sudah datang, tuan!"

Jimin menganggukkan kepalanya mengerti lalu berjalan memasuki apartemennya itu.

"Tuan sudah datang?" seorang wanita paruh baya mendatangi Jimin dengan sopannya, ia membungkuk 90 derajat.

"Apa Jungkook ada di kamarnya?" tanya Jimin

"Maaf tuan, saya baru datang. Jadi, saya belum mengecek ke kamar tuan muda," ujarnya lagi.

"Tidak apa-apa. Lanjutkan saja pekerjaan ahjumma!"

"Saya permisi tuan!" Jimin hanya tersenyum kecil, ia lalu melangkah mendekati kamar Jungkook.


Tok tok tok


"Jungkook-ah, kau sudah bangun?" tak ada jawaban, "Apa mungkin dia masih tidur?" gumamnya pelan, ia berbalik menjauh namun tiba-tiba saja Jimin berhenti. Ia kembali memandang pintu kamar Jungkook, lalu kembali mendekat dan mengetuknya, "Jungkook-ah, bangunlah! Kau harus kerja. Selama aku di Jeju, kau tidak pernah ke kantor, kan?"

Lagi-lagi tak ada jawaban. Jimin akhirnya memegang kenop pintu kamar lalu memutarnya. Tidak terkunci. Ia membuka pintu perlahan, namun setelah terbuka tak ada siapapun di sana.

Destiny ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang