Delapan

3.3K 233 7
                                    

Prilly memasuki kamarnya. Ia bersenandung riang. Hana yang sedang duduk di meja belajarnya, melirik ke arah Prilly.

"Ada apa denganmu?"

"Aku berteman dengan Ali!" Prilly menjawab riang. Alis Hana mengernyit. "Berteman dengan si Merchone itu?" Prilly mengangguk. "Well.. Aku pikir lebih baik kita berdamai daripada menjadi rival terus-menerus."

[SKIP]

Prilly memasuki kelas matematika dengan semangat. Kemarin sore ia baru mendapat paket dari paman bibinya. Ia mendapat susu greentea favoritnya yang diolah sendiri oleh bibinya. Karena itulah mood nya bagus hari ini.

"Pagi, Mrs. Jane!" sapa Prilly. Mrs. Jane berdehem. "Pagi. Duduklah." Prilly duduk di kursi kosong yang terletak di barisan ketiga dari depan bagian tengah.

Mrs. Jane mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas. "Baik, anak-anak, hari ini, kalian akan-"

Brak!

Seseorang membuka pintu dengan kuat. Seorang laki-laki berseragam Special School. Mrs. Jane menatap tajam laki-laki itu. "Hosh.. hosh... Maaf, Mrs. Saya terlambat... Hosh... Saya... hosh.." Laki-laki itu berusaha menjelaskan dengan nafas terengah-engah.

"Duduk, tuan Merchone! Aku tidak butuh penjelasanmu!" Laki-laki tadi yang ternyata adalah Ali, berjalan ke kursi kosong di sebelah kanan Prilly.

"Hari ini, kalian kedatangan dua teman baru. Silahkan masuk!" seru Mrs. Jane.

Masuklah dua orang ke dalam kelas matematika. Yang satu perempuan berpipi chubby-bahkan lebih chubby dari pipi Prilly-dan seorang laki-laki berwajah orang barat. Tampan, sih.

Prilly memperhatikan perempuan berpipi chubby. Ia merasa tidak begitu asing.

"Silahkan perkenalkan nama kalian. Dimulai dari kau dulu, nona."

"Ehm... Namaku Boo Seunghan. Supaya lebih akrab, panggil saja aku Boo. Aku dari Korea Selatan, sebelum pindah ke sini, aku dari Special School desa Grey. Bangapseumnida, ehm.. Maaf, maksudku, mohon bantuannya." Boo Seunghan-atau Boo-membungkukkan badannya. "Oh.. Kau Divaboo dari Special School desa Grey, kan? Namamu lumayan terkenal sebagai Diva disana," tanggap Mrs. Jane. Boo atau Divaboo itu hanya tersenyum menanggapi perkataan Mrs. Jane. Seketika suasana kelas matematika menjadi berisik mendengar seorang Diva atau biasa dipanggil Divaboo pindah ke sekolah mereka.

Tuh, kan. Pantas aku tidak asing. Dia seorang Diva. Batin Prilly. Prilly mengetahui tentang Divaboo dari desa Grey dari seorang temannya-Zheng Fei dari China-yang bersekolah di Special School desa Grey.

"Tenang, anak-anak! Nah, sekarang giliran kau, tuan." Mrs. Jane mempersilahkan murid laki-laki yang memperkenalkan diri.

"Pagi, namaku Hansol Vernon Chwe. Cukup panggil aku Vernon atau Hansol, yeah tentu saja karena Chwe itu margaku. Aku blasteran dari Amerika dan Korea Selatan. Itu saja, terima kasih."

Lagi-lagi suasana kelas kembali ricuh. Tentu karena seorang laki-laki tampan masuk ke sekolah mereka. "Vernon, kau mirip Leonardo DiCaprio!" celetuk seorang siswi.

"Kau Prince of Headphone, kan? Em.. Biar kutebak. Kalian sepasang kekasih?" tanya Mrs. Jane. Baik Boo atau Vernon tidak ada yang menjawab, tetapi mereka hanya tersenyum penuh arti pada Mrs. Jane.

Mrs. Jane yang mengerti hanya tersenyum. "Baik, kalian silahkan duduk!"

"Vernon tampan sekali." Prilly berbisik pada Ali. "Dia sudah punya Boo," jawab Ali cuek. "Hei, aku tidak lupa akan fakta itu," protes Prilly. "Supaya kau tidak lupa, aku ingatkan."

Super ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang