Merindukanmu

31.3K 1K 73
                                    

Kuremas rambutku frustasi, ini sudah hampir sebulan, dan rasa manis bibir Iren masih sangat jelas dilidahku. Aku sudah mencium ratusan bibir wanita, entah itu kekasihku, partner one night standku, atau wanita yang aku sewa, tapi belum ada bibir yang membuatku ketagihan seperti bibir Iren.

"kamu kenapa sih Joe gusar gitu? Jangan bilang ada perempuan yang kamu hamilin" aku hanya menggeleng

"terus kamu kenapa?" tanya bunda lagi.

"enggak apa-apa kok bun" jawabku seadanya

"ya udah, aku mau tidur dulu bun" kutinggalkan bunda di ruang tengah berjalan pelan menuju kamarku.

Didalam kamar boro-boro bisa tidur, aku justru semakin kepikiran sama dokter Iren. Terbayang wajahnya, senyumannya, aroma tubuhnya, rasa bibirnya. Huh, kuraup wajahku kasar. Apa yang harus aku lakukan Tuhan?

Kubalikkan tubuhku kekiri lalu kekanan, ini tidak bisa dibiarkan. Kuraih kunci mobilku dan berjalan meninggalkan kamarku.

"mau kemana Joe?" huh bunda masih diluar ternyata, padahal ini sudah jam sebelas malam. Bukannya tidak baik seorang wanita hamil begadang?

"aku malem ini nginep diapartemen, bunda istirahat sana" kucium tangannya layaknya anak pada ibunya.

Meskipun dia bukan ibu kandungku, dan usianya dibawahku, setidaknya aku mendapatkan kembali sosok ibu didiri bunda Sashiku.

Mobil yang kukendarai melaju meninggalkan rumah. Setelah 20 menit perjalanan, akhirnya aku tiba di gedung apartemen yang dulunya paling aku hindari.

Lift membawaku ke lantai 20. Unit apartemen Irena Retasha. Kutekan bel unit apartemennya. Pintu terbuka setelah beberapa menit aku menunggu. Sosok yang kurindukan akhirnya berdiri tepat didepanku.

Kupeluk tubuhnya, kucium aroma vanila ditubuhnya. Aku sadar tubuhnya menegang, tapi aku tak perduli.

"lo kenapa?" cicitnya masih dalam dekapanku. Kurenggangkan pelukanku, namun tak kulepaskan. Pipinya tampak merah merona.

"gue kangen lo" jawabku. Kulepaskan pelukanku dan kutarik dia masuk kedalam apartemennya.

"tidur gih, udah malem" kututup pintu apartemennya.

"tidur? Kalo gue tidur lo gimana?" tanyanya bingung.

"ya gue juga tidur" jawabku seadanya. Aku duduk di sofa empuk miliknya, perkiraanku, sofa ini cukup nyaman untuk dijadikan kasur.

"tidur disini?" tanyanya dengan mata yang melotot.

"iya. .kamu mau tidur sekarang, atau akau akan tidurin kamu" ancamku.

"AAAAAAAAA" teriaknya seakan aku akan memperkosanya. Ternyata dia cukup menghibur

-----TBC------

Segini dulu ya. . .

Aku tunggu vote dan komennya.

Kalo enggak ada respon, aku stop disini

Aku sayang kalian.

MenikahimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang