Part 5

12.3K 86 1
                                    

Tika merasa bersalah dengan Exsa karena telah melanggar janjinya. Tika tahu, niat Exsa sebenarnya baik. Exsa tidak mau jika Tika sama seperti dirinya, Dessy ataupun Velin yang rusak karena mengenal dunia malam.

Pagi ini Tika berniat untuk menemui Exsa dikamarnya. Tika berniat untuk meminta maaf pada Exsa.

Tika membuka pelan pintu kamar Exsa. Dilihatnya Exsa sedang tertidur dengan pulasnya. Tika membelai lembut rambut Exsa. Exsa tiba-tiba saja membuka matanya lalu menatap heran wajah Tika.

"Sa gue minta maaf ya masalah semalem. Gue tahu kok Sa kalo maksud elo itu baik." ujar Tika meminta maaf pada Exsa.

"Iya gue maafin kok Tik. Sorry ya kalo semalem sikap gue cuek ke elo. Gue cuma ngga mau elo masuk ke dunia malem Tik." sahut Exsa sambil membelai lembut rambut Tika hingga membuat Tika menghambur ke dalam pelukan Exsa.

Exsa memeluk tulus sahabatnya itu. Wajah Exsa mulai mendekati wajah Tika. Bibir Exsa mulai mendekati bibir Tika.

"Gue balik ke kamar dulu Sa." ujar Tika sambil berlari keluar kamar Exsa.

Exsa menghembuskan nafasnya kasar melihat Tika yang lari keluar dari kamarnya.

Gerimis pagi ini menemani langkah Velin masuk ke dalam rumah kos bunda.

Velin sengaja pergi ke rumah kos bunda pagi-pagi karena suasana di rumah sedang sangat buruk. Semalam ia bertengkar hebat dengan mamahnya.

"Vel tumben pagi-pagi gini lo udah disini?" ujar Exsa yang melihat Velin sudah duduk di sofa rumah kos bunda.

"Gue bete di rumah. Gue lagi ngga akur sama nyokap gue." sahut Velin dengan tatapan datar.

"Yaelah elo mah ngga pernah akur sama nyokap elo."

"Oh iya Sa, gue denger kata Olla kemarin malem Tika ngikut si Dessy nari ya?" tanya Velin dengan nada penuh penasaran.

"Iya. Bukan Dessy yang ngajak Tika, dia mau sendiri nari. Katanya dia butuh uang buat biaya operasi nyokapnya." Jawab Exsa sambil duduk di samping Velin.

"Gila tuh anak! Dunia kita itu ngga akan pernah baik buat dimasuki Tika." sahut Velin.

Exsa hanya menatap Velin lalu terdiam menghisap rokoknya.

Suasana menjadi hening. Velin dan Exsa hanya diam menikmati rokoknya.

"Vel nih ada surat buat elo." sahut salah seorang penghuni rumah kos bunda juga.

"Dari siapa?" tanya Velin sambil mengambil amplop berwarna hitam pekat.

"Gue si ngga tahu dari siapa. Dia tadi make jaket. Mukanya di tutup Vel. Dia cuma bilang kalo surat itu buat elo." jawabnya.

"Hmm yaudah thanks."

Velin menatap amplop hitam pekat itu. Ia menerka-nerka siapa pengirimnya.

"Buka gih Vel. Gue penasaran." sahut Exsa yang penasaran akan isi amplop itu.

Velin hanya mengangguk lalu membuka isi amplop itu dan menemukan surat yang bertuliskan:

Dear Velin
Apa kabar? Semoga hidup elo selalu baik-baik aja ya sebelum akhirnya gue bakal ngancurin hidup elo! Tunggu gue ya Velin sayang.

Abjad1

Exsa benar-benar terkejut melihat isi dari surat itu. Lalu mencoba mencari identitas pengirim di amplop berwarna hitam pekat yang membungkus surat itu. Namun nol, tidak ada identitas pengirim surat itu.

VirginiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang