Setelah keluar dari ruang kepsek Velin memutuskan untuk ke taman sekolah sekedar untuk membakar sebatang rokok sambil menikmati pemandangan hijau Taman sekolahnya sebelum akhirnya ia tak bisa menikmati pemandangan Taman sekolahnya karena setalah ini ia tak akan pernah menginjakan kakinya di sekolah ini.
Velin melihat ada seorang murid perempuan yang sedang menangis duduk di salah satu bangku yang ada di Taman sekolahnya. Velin memutuskan untuk menghampiri murid perempuan itu.
"Kayanya gue pernah liat elo deh. Tapi dimana ya?" sahut Velin saat baru saja duduk di sebelah murid perempuan itu.
Murid perempuan itu masih saja menangis tanpa mau membuka mulutnya untuk bicara dengan Velin.
Velin menatap bingung perempuan itu. Matanya tak hentinya mengeluarkan butiran-butiran air mata yang terus membasahi pipi perempuan itu.
"Yaelah nih anak diajak ngomong malah nangis mulu. Nih di minum biar elo tenang." ujar Velin sambil memberikan sebotol minuman greentea.
Perempuan itu menerima botol minuman yang Velin berikan padanya lalu segera meminumnya.
"Gue Velin." sahut Velin memperkenalkan dirinya.
"Gue Tika." sahut perempuan itu menyebutkan namanya.
"Pantes aja gue ngga asing liat muka elo ternyata kita satu sekolah haha. Elo kenapa nangis?" sahut Velin.
"Gue dikeluarin dari sekolah."
"Hah elo dikeluarin dari sekolah? Sama dong kalo gitu. Udah deh ngga usah ditangisin. Elo nangispun ngga ada gunanya."
Tika hanya tersenyum miring.
"Terus sekarang elo mau balik kemana?"
"Gue ngga tahu. Gue takut buat balik ke rumah."
"Yaudah gini aja, kalo elo mau lo bisa tinggal di kamar kos temen gue buat sementara waktu ini."
"Ini serius?"
"Yaelah gue ngga suka bercanda lagi."
"Iya gue mau Vel. Thanks banget ya Vel."
"Haha selaw Tik. Yuk mending kita sekarang ke kamar kos temen gue."
Tika hanya mengangguk. Velin dan Tika pun segera melangkahkan kakinya menuju ke kamar kos tempat dimana Tika akan tinggal untuk sementara waktu.
Setelah sampai di rumah kos tempat Tika akan tinggal, Velin mengetok salah satu pintu, kamar kos.
Tok tok tok!!!
Sudah berkali-kali Velin mengetok pintu kamar itu namun penghuni kamar itu tak kunjung membukakan pintunya.
"Woy Sa bangun woy!!!! Udah siang nih!" sahut Velin sambil mengetok pintu kamar itu lagi.
"Iya iya bentar." sahut seseorang dari dalam kamar kos itu.
Tak lama kemudian pintu kamar terbuka dan memperlihatkan seorang perempuan tomboi dengan rambut ikal pendeknya yang baru saja bangun dari tidurnya.
"Ngapain si elo Vel? Pagi-pagi gini udah ganggu orang tidur aja!" sahut Perempuan itu.
"Kenalin Sa ini temen baru kita namanya Tika. Untuk sementara waktu ini dia bakal tinggal di sini. Gue minta elo ngejagain dia. Dan Tika kenalin ini Exsa dia orangnya rada cuek gitu tapi dia baik kok." sahut Velin menjelaskan.
"Hay gue Tika." sapa Tika pada Exsa namun Exsa tidak merespon sapaan Tika.
"Udah kalem aja dia orangnya cuek kok." sahut Velin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Virginia
RandomTika gadis berumur 16 tahun yang mengalami masalah dengan keluarganya hingga ia tidak berani untuk kembali ke rumahnya tak sengaja bertemu dengan Velin gadis yang terkenal sebagai mucikari siswi Smu di sekolah Tika. Velin yang merasa iba melihat Ti...