Part 12

9.1K 92 4
                                    

Seperti biasa di setiap malam Velin, Dessy, Exsa dan Tika selalu berada di club malam favoritnya hingga malam berganti menuju fajar.

Dessy yang baru saja selesai menari menghampiri Velin dan Tika yang sedang duduk di bar.

"Capek ya Dess?" tanya Tika saat melihat tubuh Dessy yang dipenuhi keringat. Dessy hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan Tika. Suasana kembali hening tak ada suara selain musik dj yang sengaja diputar di club itu.

"Tik nanti lo balik sama Velin atau Dessy aja ya. Gue ada urusan jadi gue ngga bisa balik bareng elo." sahut Exsa yang baru saja menghampiri ketiga sahabatnya itu.

"Iya Sa. Nanti elo baliknya ati-ati ya Sa." ujar Tika sambil tersenyum dan dibalas dengan senyuman Exsa.

"Elo mau kemana Sa?" tanya Velin dengan tatapan tajam ke arah Exsa.

"Gue ada urusan Vel. Penting banget." jawab Exsa beralibi.

Velin masih menatap tajam Exsa. Ia mencoba mencari kebohongan di mata Exsa namun ia tak menemukannya. Exsa memang sangat pandai menyembunyikan kebohongannya.

Exsa segera berlalu meninggalkan ketiga sahabatnya itu sebelum Velin terus mendesaknya hingga akhirnya ia tak bisa berbohong karena Velin lah yang selalu bisa membuat ia mengaku jika ia berbohong.

"Mau balik sekarang?" tanya Dessy tiba-tiba.

"Yaudah elo ganti baju dulu. Abis itu kita langsung balik." jawab Velin datar membuat Dessy berlalu untuk berganti pakaiannya.

Tak lama kemudian Dessy sudah selesai berganti dengan pakaiannya dan ia segera kembali menemui Velin dan Tika. Setelah Dessy kembali, Velin memutuskan untuk segera keluar dari club itu. Dessy dan Tika mengikuti langkah Velin menuju mobil jazz yang terparkir di area parkir club tempat dimana mereka sering menghabiskan waktu malam mereka. Velin masuk ke dalam kursi kemudi dan mengemudikan mobilnya setelah ia pastikan jika kedua sahabatnya sudah berada di dalam mobilnya.

******

Setelah memastikan ketiga sahabatnya sudah angkat kaki dari club ini, Exsa segera melangkahkan kakinya menuju salah satu minimarket yang berada tak jauh dari club itu untuk menemui seseorang.

Pemuda itu sudah menunggu kehadiran Exsa. Exsa dengan mantap melangkahkan kakinya menuju pemuda itu.

"Mana uangnya!" bentak pemuda itu saat melihat Exsa yang baru saja datang.

"Gue baru ada segini. Please kasih gue barang satu aja. Gue butuh banget. Please gue mohon." sahut Exsa seraya memberikan beberapa lembar uang seratus ribuan pada pemuda itu.

"Segini?! Haha gila lo ya! Elo kira elo bisa dengan mudah dapet barang tanpa uang?! Jangan terlalu tinggi berharap kalo gue bakal ngasih tuh barang ke elo yang sama sekali ngga ada duitnya!" maki pemuda itu kasar.

"Gue mohon. Please, gue janji bakal bayar semua utang gue kalo gue udah punya duit. Please kali ini aja elo kasih gue barang. Gue butuh banget barang itu butuh banget." ujar Exsa memohon pada pemuda itu agar pemuda itu memberikan apa yang ia mau.

Pemuda itu hanya menunjukan senyum sinisnya "kalo elo butuh barang, elo harus punya duit buat ngebelinya." sahut pemuda itu sambil berlalu meninggalkan Exsa di minimarket itu.

'Shit! Gue mesti cari kemana barang itu?' batin Exsa sambil berlalu meninggalkan minimarket.

Exsa benar-benar terkejut ketika melihat mobil polisi sudah terparkir dengan manis di depan minimarket yang baru saja ia kunjungi. Beberapa polisi turun dari mobil itu dan berjalan menghampiri Exsa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VirginiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang