Part 4

13.8K 112 0
                                    

Penghuni rumah kos bunda masih belum mau bangun dari tidurnya. Hanya sedikit yang sudah bangun dan menikmati sarapan pagi ditemani sinar matahari pagi.

KRING KRING KRING KRING

Suara telfon terdengar pagi itu hingga membuat salah satu penghuni rumah kos bunda mengangkat telfonnya.

"Halo?" sahutnya menyapa seseorang yang menelepon.

"Hallo? Ini rumah kos tempatnya ka Tika ya?"

"Iya ini siapa?"

"Ini adiknya ka Tika. Ka Tika ada?"

"Ada. Sebentar gue panggil dulu Tikanya."

Tika segera mengangkat telfonnya.

"Hallo dek?" ujar Tika mengawali percakapan dengan adiknya lewat telfon.

"Hallo kak. Ibu sakit dan harus dioperasi. Biaya operasi 20 juta. Kita dapet uang darimana kak?" sahut adik Tika dengan suara memelas.

"Kamu jangan khawatir ya dek, kaka bakal nyari uang buat operasinya ibu kok. Kamu tenang aja." ucap Tika mencoba menenangkan adiknya.

"Aku tunggu ya kak."

Tika menutup sambungan telponnya lalu berpikir keras bagaimana caranya agar ia bisa dapat uang sebanyak itu dalam waktu singkat.

Setelah beberapa menit berpikir, Tika memutuskan untuk ke kamar Dessy.

Tok tok tok

Tika mengetok pintu kamar Dessy. Setelah cukup lama ia berusaha mengetok pintu kamar Dessy, barulah penghuni kamarnya bangun dari tidurnya dan segera membuka pintu kamarnya.

"Dess, gue mau ngomong sama elo." ujar Tika pelan pada Dessy.

"Ngomong apaan si ah? Elo ganggu gue tidur aja deh ah!" sahut Dessy kesal.

"Gue boleh masuk?" tanya Tika membuat Dessy mengangguk.

Tika duduk diatas ranjang yang ada di kamar kos yang biasa dihuni Dessy.

"Dessy." panggil Tika lirih.

Dessy hanya melirik ke arah Tika lalu menyalakan korek api untuk membakar sebatang rokok yang sudah ada di tangannya.

"Gue mau ikut lo nari." ujar
Tika.

"Gila ya elo! Udah deh ngga usah neko-neko!" sahut Dessy dengan tatapan tajam ke arah Tika.

"Gue butuh banyak duit Dess buat biaya operasi nyokap gue. Cuma itu jalan satu-satu buat gue dapetin duit Dess." ucap Tika lirih.

"Asal lo tau ya Tik, jadi penari kaya gue itu ngga gampang! Elo harus siap nahan malu dan elo harus siap dikatain pelacur. Elo bisa?" ujar Dessy sambil menatap Tika tajam.

"Gue yakin gue bisa Dess. Please gue mohon." sahut Tika memohon.

"Elo yakin?"

"Gue yakin Dess. Gue siap nerima apapun resikonya. Cuma elo satu-satunya orang yang bisa bantu gue. Please Dess." sahut Tika memohon.

"Yaudah nanti malem elo ikut gue ke club."

"Thanks ya Dess. Maaf ya gue ganggu elo tidur. Yaudah gue balik dulu ya ke kamar. See you." sahut Tika dengan tersenyum lalu berlalu keluar dari kamar Dessy.

Dessy memandang pemandangan luar kamarnya dari balik jendela kamarnya.

Dessy benar-benar terkejut ketika melihat laki-laki yang akhir-akhir ini sedang mengawasinya ada di depan rumah kosnya.

VirginiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang