Chapter 6: He's Found Me.

5K 251 5
                                    

Arian berdecak saat ponselnya berdering terus menerus, dia sedang malas diganggu siapapun. Setelah kembali bertengkar dengan Sesil, dia memilih untuk duduk di sebuah cafe dan memesan Americano kesukaannya.

Bunyi ponselnya kembali berdering setelah diam beberapa menit, Arian dengan malas melihat caller id yang tertera. Tante Renata.

Arian langsung menegakkan tubuhnya dan berniat mengangkat telepon tersebut. Ada apa tante dari gadis kembar tersebut menghubunginya?

"Halo, Tante Renata."

["Hai Arian. Kamu hari ini lihat Sesil?"]

"Iya tante, tadi sebelum jam kelasnya Sesil. Kenapa ya?"

["Nggak, cuma mau nanya aja. Makasih ya nak Arian. Tante tutup ya teleponnya."]

"Iya tante." Telepon ditutup.

Arian mengernyitkan keningnya, Tante Renata aneh menurutnya. Kenapa dia tidak menghubungi Sesil saja?

Kenapa banyak hal dari keluarga Sesil yang dia tidak ketahui? Dirinya teringat obrolan Adrian dan Selin, apa benar itu bukan alasan Sesil pergi?

"Jangan bengong!" Sebuah suara membuat Arian mendongak dan mendapati Sesil telah berdiri di hadapannya.

"Kamu disini? Aku kira kamu marah." Sesil diam namun dia duduk di seberang Arian.

"Kamu beneran marah?"

"Apa sih? Kamu ngusir aku secara halus?" Arian berdecak.

"Bukan gitu, kan kamu itu-"

"Udah deh, lupain aja yang tadi. Tunggu! Kamu bolos jam?" Arian hanya bisa memamerkan deretan giginya.

"Jangan kaya remaja labil, punya masalah sedikit aja bolos." Sesil memutar bola matanya malas.

"Iya janji, aku nggak ulangin. Ini baru sekali aku bolos." Sesil hanya memggumam.

"Tadi tante kamu nelpon, nanya tentang kamu." Sesil hanya mengangguk.

"Kamu kenapa bisa bareng Revin?" Tanya Arian penasaran.

"Dia nawarin, ya aku terima. Lagipula dia sepupunya Helen." Jawab Sesil sambil memainkan ponselnya.

"Bukan karena kamu naksir, kan?" Sontak Sesil tertawa.

"Ya nggak lah, anak tengil kaya gitu juga." ucap Sesil sambil berusaha meredam tawanya tanpa dia tahu jika Revin mendengarnya.

***

Selin menghela napas sambil memandangi ponselnya, berharap Sesil kembali menghubunginya. Namun, itu hanya harapannya.

Selin membuka kontak dan mencari satu nama yang bisa ia hubungi untuk menanyakan kabar saudara kembarnya itu. Sekaligus orang yang ia cintai.

["Halo, Sel. Kenapa?"]

"Kamu dimana?"

["Ini mau jalan ke rumah sakit. Ada yang mau kamu beli?"]

"Nggak ada. Cuma mau nanya sesuatu."

["Tanya aja, Sel."]

Same but Different (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang