Sesil melambaikan tangannya ketika mobil Revin bergerak meninggalkan gedung apartemen. Sesil memutuskan untuk mampir ke kedai kopi dekat apartemennya, namun seseorang menepuk pundaknya.
"Anda siapa?" Tanya Sesil saat melihat laki-laki berjas yang menepuk pundaknya.
"Saya mengantar surat ini atas suruhan Ibu Renata," jawab laki-laki itu sambil menyerahkan amplop coklat kepada Sesil.
"Surat? Baiklah, terima kasih." Laki-laki itu mengangguk lalu segera pergi menuju mobil yang berada tak jauh dari Sesil.
Sesil mengernyitkan dahinya sambil membolak-balikan amplop di tangannya. Kenapa harus surat jika Renata dapat menemuinya langsung? Ia menggedikan bahu acuh tak acuh lalu melanjutkan niatnya yang tertunda.
"Satu caramel macchiato," ucap Sesil memesan kopi kesukaannya.
Sesudah membayar dia menunggu pesanannya dengan duduk di salah satu meja dekat kasir, mata Sesil berpendar mengamati keadaan kedai kopi yang terlihat dipenuhi dengan pasangan yang sibuk bercanda tawa. Entah kenapa dia tiba-tiba memikirkan Revin yang tersenyum lembut, Sesil menggelengkan kepalanya.
"Ini pesanannya, Mba." Sesil tersenyum lalu mengucapkan terima kasih dan segera menuju apartemennya.
Sesil menekan tombol naik pada lift lalu bersenandung kecil sambil menunggu pintu lift terbuka, ponsel Sesil berdentang singkat menandakan ada pesan singkat masuk. Dia merogoh ponselnya sambil menyeruput cairan coklat tersebut.
Revin AN
Udah sampe apartemen?
Bentar lagi
Read
Revin AN
Oh
Beli kopi?
Itu tau
Read
Revin AN
Minum kopi terus ga baik
Banyakin air putih
Ck iya
Read
Revin AN
Besok pagi aku jemput
Mau apa?
Read
Revin AN
Nanti juga tau sendiri
Bawa jaket ya
Apa sih?
Dan tak ada tanda-tanda Revin akan membalas bahkan membaca pesannya, entah kenapa jantung Sesil berdetak tak normal menebak-nebak apa yang akan terjadi besok. Revin terlalu misterius hari ini, sekarang begini lalu sepuluh menit kemudian berubah lagi begitu seterusnya.
Begitu tiba di apartemennya, Sesil memutuskan untuk membersihkan apartemennya. Melupakan amplop yang berada di meja depan televisi bersama tasnya hingga dia tertidur karena kelelahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Same but Different (COMPLETED)
Romanzi rosa / ChickLitCERITA INI SUDAH LENGKAP "Anda bahkan tidak tahu apapun. Urusi saja anak kesayanganmu itu yang bahkan hanya berbeda dua menit denganku!" - Sesilia Claudia Ayuda. "Papah cukup! Aku benci papah!" - Selina Claudia Ayuda. "Kamu itu cantik dan pintar...