Final Chapter: Now

3.5K 120 4
                                    

Lima Tahun Kemudian

Sesil berjongkok di sebelah sebuah makam yang baru ia datangi setelah empat tahun tidak berkunjung, dia beberapa kali menghapus cairan yang meluncur. Sesil menoleh saat menangkap seseorang dari ekor matanya dan mendapati Revin tersenyum lembut kepadanya dan membuat aliran air matanya makin deras.

"Sudah, dia sudah tenang disana." Ucap Revin sambil mengusap air mata Sesil.

"Aku sayang padanya," gumam Sesil lirih sambil terisak.

Revin tersenyum maklum lalu tanpa ragu mendekap Sesil masuk dalam pelukannya yang tentu saja dibalas dengan kedua tangan Sesil yang melingkari tubuhnya. Sang perempuan, yang kini berstatus kekasihnya, mencengkram erat bagian belakang kemeja hitamnya.

"Kita ke mobil sekarang." Ucap Revin sambil merangkul Sesil untuk membantunya berjalan menuju mobil yang ia parkirkan dan tak jauh dari tempat mereka berada.

Sesil terus menunduk sejak meninggalkan area pemakaman dan itu membuatnya resah lalu memutuskan untuk menepikan mobilnya di tempat aman.

"Kamu kenapa?" tanya Revin begitu mobil berhenti.

"Vin, ka-kalau aja aku—"

"Semua yang udah terjadi, ya sudah. Kamu nggak bisa nyalahin siapapun, mau itu kamu atau pihak kepolisian. Ayah kamu kabur dari kantor polisi dan tembakannya meleset lalu membunuh Arian itu jelas bukan salah kamu."

"Ta-tapi Vin—"

"Gini ya, nggak ada kan rencana buat bantuin Ayah kabur? Dia yang gegabah karena ngeliat kamu kacau minta bantuan kesana-kemari nggak dapet apa-apa."

"TAPI KAMU DIMANA!?" tanya Sesil dengan emosi memuncak.

"Aku tahu kalau di waktu kejadian itu aku nggak ada dan mengasingkan diri. Tapi kamu jelas tahu alasanku seperti itu, udah lah mau kita berantem nggak ada untungnya."

"Maaf." Gumam Sesil lirih.

"Gini aja, kita pulang sekarang. Kasian Selin kalau lama-lama bareng Helen," ucap Revin yang dibalas senyum kecil oleh Sesil.

***

Sejak lima tahun lalu, banyak perubahan drastis dalam hidup Sesil. Penangkapan ayahnya berdampak besar bagi kehidupannya, baik maupun yang buruk. Ya setelah dua bulan dalam pemeriksaan, Adrian resmi dijatuhi hukuman lima belas tahun yaitu setiap tiga kasus mendapat lima tahun penjara.

Selama dua bulan Sesil menghubungi kenalannya yang merupakan pengacara namun semuanya segera angkat tangan saat melihat bukti-bukti yang polisi miliki. Hal itu mengganggu Arian lalu mengambil tindakan sendiri dengan berencana membantu Adrian kabur dari penjara.

Dan saat rencana Arian sudah setengah jalan, polisi dapat menemukan mereka lalu memberikan tembakan peringatan namun malah mengenai Arian yang saat itu terjatuh dan mengenai kepalanya. Membuat Arian tewas di tempat saat itu juga, Selin histeris hingga membuatnya koma tiga hari.

Setahun kemudian, Sesil tak sengaja bertemu Revin yang membukakan pintu rumah Helen membuat mereka terjebak hampir sejam di ruang tamu karena Helen sengaja ingin membuat mereka berdua berdamai. Bahkan tak lama kemudian, mereka resmi menjalin hubungan sebagai pasangan kekasih.

Di samping itu, Selin juga sudah keluar dari rumah sakit sejak Adrian telah dipenjara sebulan. Selin juga rajin mengunjungi ayahnya di sel, tentu saja ditemani Sesil namun adik kembarnya enggan ikut untuk masuk dan memilih menunggu di luar.

Bukannya Sesil menyukai ayahnya dipenjara, namun dia tidak ingin menambahi pikiran ayahnya dan membuat beliau stress menghadapi masalahnya. Melihat dari jauh cukup baginya walaupun dulu ia sangat malas bertemu Adrian karena terus dicaci maki.

Same but Different (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang