Yuna pov
Waktu istirahat terlalu cepat. Aku ingin lebih lama lagi bersama kak Rael. Dia orang yang baik. Meski pun terkadang tingkahnya terlalu ke kanak-kanak kan, kak Rael adalah orang yang baik.
Pelajaran selanjutnya, aku benar-benar tak bisa fokus. Kak Rael bilang, dia akan mampir ke rumah ku. Dia akan menunggu ku di sana. Jadi tak sabaran ingin pulang.
"Yuna, kau tak apa?" Ternyata Sui sadar kalau aku sedang banyak melamun.
"Eh, aku tak apa kok. Memangnya kenapa?"
"Dari tadi kau senyum-senyum terus. Memangnya, apa yang di lakukan kakak genteng itu pada mu? Hm?" Selau saja. Sui selalu menggoda ku.
"Kak Rael tak melakukan apa pun. Kami hanya berbincang sedikit." Terang ku.
"Sedikit apanya? Kalian menghabiskan waktu istirahat yang tersisa tau." Sui mendekatkan meja nya dengan meja ku.
"Soalnya kami sudah lama tak bertemu. Jadi, banyak yang kami bicarakan."
"Apa sih yang kalian bicarakan? Aku jadi penasaran."
"Eeh, i-itu, kami hanya membicarakan....."
Flashback ON
Kami masih pada posisi yang sama. Masih berhadapan, dan masih di depan gerbang. Aku juga masih bisa melihat mobil kak Rael dengan jelas.
"Yuna, sebenarnya, ada yang ingin ku katakan pada mu."
"Ya, katakan saja."
"Hm, itu. Yang ingin ku bicarakan adalah...." kak Rael berhenti bicara.
"Ada apa Kak?"
"Sebenarnya aku..."
"Jadi begini. Aku punya adik sepupu. Sepupu jauh. Dan dia, kata ayahnya dia akan sekolah di sini."
"D-di sini? SMA Ye Ran?!" Entah kenapa aku jadi sedikit histeris.
"I-iya, tapi, kenapa wajah mu terlihat riang begitu?"
"Kyaa~ Akan ada murid baru! Jadi, kapan adik sepupu perempuan mu itu akan sampai?" Aku menggerakkan dua jari ku berulang.
"Eh? Bagaimana kau tahu kalau dia perempuan? Dan kenapa kau bisa tahu kalau dia belum sampai di Korea?" Hihi, kak Rael semakin menggemaskan.
"Hehe, Yuna gitu loh." Ku kedipkan satu mata ku.
"Apaan sih? Pasti kak Lazark ya yang memberi tahu mu." Kak Rael asal tunjuk aja.
"Nggak kok. Kalau kak Lazark memberi tahu ku, aku tak kan terkejut saat tahu kalau kakak ada di sini. Ya, kan?"
"Haha, kau ini memang pandai bicara ya."
Suasana menggelikan ini yang sudah lama ku nanti. Sayangnya Kak Lazark tak ada. Aku tahu, sekarang kak Lazark sudah memimpin suatu perusahaan besar. Meski pun masih dalam bentuk cabang, perusahaan keluarga Kertia tak main-main besarnya.
"Jadi, kapan?" Dari pada terus tertawa, lebih baik ku hentikan sebelum waktu istirahat ku habis.
"Entahlah."
"Heh??" Aku jadi bingung.
"Aku juga tak tahu. Sebenarnya aku sedang liburan, dan kebetulan ayahnya Seira meminta bantuan pada ku untuk mendaftarkannya di sekolah terbaik di Korea."
"Oh, jadi namanya Seira ya?"
"Bagaimana, k-kau bisa tahu lagi?" Kak Rael memang pelupa.
"Hihi, rahasia. Tapi, kenapa kau memilih SMA Ye Ran. Gelar sekolah terbaik tak di pegang oleh sekolah ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Friend For My Friend (Fanfic Noblesse)
Fiksi PenggemarAku mencintai mu. Tapi dia, Cintanya lebih besar dari cinta ku pada mu. ~