Shinwoo pov
Jam istirahat tiba. Seperti biasa, kami berlima, eh ada tambahan. Kami bertujuh pergi ke kantin. Yang kami pesan pun juga makanan biasa. Ramyeon.
"Selamat makan!" Aku berteriak keras tepat sebelum menyuap ramyeon ke mulut ku. Makanan di depan ku habis dengan cepat. Ikhan juga.
"Hei, kalian berdua. Makannya pelan-pelan." Sui sok mengatur lagi.
"Seira, ayo makan." Ku hentikan kegiatan ku. Suara indah Yuna yang menpersilakan Seira untuk makan, membuat ku menatap teduh ke arahnya.
Seira mengangguk. Tapi dia tetap diam. Sejak pertama kali mereka berdua masuk, Seira yang paling banyak diam. Sedangkan Regis banyak bicara.
"Ada apa?" Tanya Yuna lagi.
"Hm, mungkinkah." Ikhan menggantung kata-katanya. Aku dan Sui menatapnya heran.
"Apakah Seira juga menunggu mi-nya mengembang?" Jits- Aku kira apa.
"Hahahaha, ya, mungkin." Aku tertawa keras. Seisi kantin menatap ku dengan tatapan tak senang.
"Seira juga ya. Aku kira hanya Rai saja yang begitu. Hihi," Sui dan Yuna tertawa kecil. Beberapa lama kemudian, Rai dan Seira akhirnya makan.
"Pulang sekolah nanti, ayo kita ke warnet!" Ajak ku pada yang lain.
"Hm, huk, huk." Yuna tersedak.
"Yuna! Kau tak apa?!" Aku panik dan mendekat ke Yuna. Ku sodorkan segelas air padanya. Dan dia meminumnya.
"Iya. Aku tak apa." Batuk Yuna segera reda setelah beberapa menit. Aku duduk di sampingnya. Sui ku singkirkan begitu saja.
"Ekhem, Shinwoo. Maaf sebelumnya. Tapi, kau tak boleh terlalu dekat. Hihihi." Sui dan Ikhan tertawa kecil.
Setelah ku sadari, ternyata jarak ku dan Yuna memang sangat dekat. Hingga aku terkejut dan terduduk mundur. Rai, Seira dan Regis juga.
"M-ma-maaf Yuna. A-aku tak sengaja." Salting aku.
"Hm, iya tak apa." Wajah Yuna merona. Dia sedikit tertunduk. Manis sekali. Aku terhanyut dalam wajahnya.
"Shinwoo sadarlah. Wajah mu memerah!" Sorak Ikhan. Kata kata itu justru membuat ku semakin salah tingkah. Beberapa alat makan jatuh ke lantai karena ku.
"Haha, Yuna, Shinwoo menyukai mu." Teriak Sui.
"Eh?!! Apa sih Sui. Diamlah!" Jawab ku.
Bel masuk sudah selesai berdering. Kami lekas menuju ke kelas. Duduk seperti biasa, dan melakukan hal yang biasa. Aku, ya, tidur. Biasanya saat bel pupang sekolah telinga dan otak ku bekerja sama dengan baik. Jadi aku bisa langsung bangun mendengarnya.
~~
Yuna pov
Istirahat tadi, aku malu sekali. Mendengar apa yang dikatakan Shinwoo membuat ku hampir mati tersedak. Pulang sekolah, aki ada acara. Meski sebenarnya aku sangat ingin pergi bersama Shinwoo, tapi aku tak bisa.
"Yuna, yang ini caranya bagaimana?" Tumben sekali Sui menanyakan pelajaran.
"Oh, yang ini, begini." Aku menjelaskan soal yang ditanyakan Sui. Setelah selesai, aku kembali melamun.
Pandangan ku memang lurus ke papan tulis. Tapi pikiran ku pergi ke mana-mana. Shinwoo sedang tidur. Tapi saat bangun nanti, dia pasti akan mengajak ku ke warnet lagi.
Oh, ya. Di kantin, wajah ku pasti merah sekali. Apa lagi saat Sui mengatakan bahwa Shinwoo menyukai ku. Rasanya aku mau pingsan.
Tapi sekarang, cerita itu malah menggelitik perut ku.
![](https://img.wattpad.com/cover/78387099-288-k51790.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Friend For My Friend (Fanfic Noblesse)
FanfictionAku mencintai mu. Tapi dia, Cintanya lebih besar dari cinta ku pada mu. ~