Shinwoo pov
Tabrakan tadi, sepertinya agak keras. Yuna sampai terjatuh karenanya. Tapi aku kan tak sengaja. Lagi pula aku sudah minta maaf.
Tapi kakak yang itu, apa dia kekasihnya Yuna. Aku menoleh ke arah Yuna. Dia terlihat bahagia. Tertawa lepas bersama pria yang ada di sampingnya. Sepertinya mereka sedang membicarakan sesuatu. Dan Yuna terlihat sangat bahagia.
Mungkin tak seharusnya aku berfikir untuk memilikinya dan merebut kebahagiaannya. Tapi, bahkan untuk sejam saja tak memikirkannya, otak ku serasa mau lepas.
"... lalu kita akan menang. Untuk rencana berikutnya, Shinwoo? Shinwoo? Shinwoo!!" Ikhan yang dari tadi tak ku dengarkan merasa kesal. Dia sedikit membentak ku. Dan pastinya aku sedikit tersentak.
"Eh?! Apa sih? Kenapa berteriak begitu?" Aku juga sedikit marah.
"Kau dengar tidak sih?!" Aku tak menghiraukan Ikhan lagi. Tetap ku tatap Yuna yang berjalan bahagia meninggalkan luka. Ya, aku.
"Oh, kau kasmaran lagi ya? Dengar ya Shinwoo, kau serahkan saja semua jawaban pada waktu. Kalau Yuna memang lebih memilih pria asing itu dari pada kau, ya terima saja."
"Heh*seringai. Kau pikir aku akan menyerah secepat itu?! Enak saja. Pokoknya,hari ini kita harus menang! Apa pun yang terjadi, pecahkan recor kita yang sebelumnya! Ayo!!" Aku berlari dengan penuh semangat.
"Hei Shinwoo, kau sudah gila ya. Recor kita yang kemarin 3 kali lipat dari recor sebelumnya tau!! Shinwoo! Dengar tidak sih?" Ikhan berlari kecil di belakang ku.
~~
Rael pov
Setelah berjalan-jalan dan mengantar Yuna pulang, tanpa basa-basi aku langsung pulang ke apartemen. Kaki ku terasa pegal. Aku yakin Yuna sengaja mengajak ku berjalan kaki untuk mengerjai ku.
"Hhah, melelahkan." Aku terbaring di ranjang.
"Teman-temannya Yuna, sangat tak berkelas. Terutama si berandalan itu. Aku yakin. Tatapan mata itu," Ku ingat kembali bagaimana tatapan mata si berandalan itu saat melihat ke arah Yuna.
"Cinta."
~~
Yuna pov
Di sekolah masih sepi. Meski tak begitu sepi, di sini tak seramai waktu istirahat.
"Sui, bagaimana sesi pemotretannya kemarin?" Tanya ku pada Sui yang duduk di samping ku.
"Hm, semua berjalan baik. Terima kasih atas ucapan semangatnya kemarin ya."
"Ah, itu bukan masalah."
"Yuna, kau kemarin ke mana dengan kakak itu?" Ikhan sudah di belakang ku.
"Eh? Kau pergi dengan kakak ganteng itu kemarin?"
"A-aku..."
"Iya. Kemarin kami bertemu. Shinwoo bahkan menabrak Yuna sampai jatuh. Dan kakak itu memarahi Shinwoo. Ya kan Shinwoo?" Saat Ikhan menoleh ke arah meja Shinwoo, dia sudah tertidur.
"Belum juga masuk. Dia sudah tidur. Dasar tukang tidur." Dengus Ikhan.
"Sudahlah biarkan. Mungkin dia lelah. Oh, ya. Kalian pergi kencan ke mana?" Sui selalu saja begini.
"K-kencan? Kencan apanya? Aku menganggap kak Rael sebagai kakak ku kok." Elak ku.
"Mengaku saja Yuna. Kami akan jaga rahasia kok. Tenang." Apaan sih.
"Lagi pula, kau dan kakak ganteng itu cocok sekali. Tapi, dia orang luar ya?"
"Hm, ibunya orang Korea. Dan ayahnya, paman Rayga berasal dari Lukedonia."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Friend For My Friend (Fanfic Noblesse)
FanfictionAku mencintai mu. Tapi dia, Cintanya lebih besar dari cinta ku pada mu. ~