"Naomi, bukain, gua sama Luke ada didepan nih.", ujar Adinda lewat sambungan telepon.
"Oh iya, iya! Bentar.", aku berlari kebawah. Mobil hitam matte milik Luke bertengger didepan halamanku. Aku mengunci pintu rumah lalu menghampiri mobil Luke."Buruan, keburu malem.", ujar Adinda lewat jendela. Aku duduk disebelah kursi supir karena dibelakang ada Adinda dan dus besar milik Mom Liz, jadi... Ya, terpaksa.
"Din. Ngobrol dong sama kardusnya.", ledek Luke. Aku tertawa.
Adinda mencibir gak jelas sambil memutar bolamatanya.
"Anyway, Clara kenapa gak dibawa?", tanyaku sambil masih terkekeh.
"Uhm, gue udah gak sama dia.", jawab Luke sambil memutar stir mobil.Aku ber-oh panjang. Tadinya aku mau bertanya alasan mereka putus, tapi rasanya aku gak terlalu minat menanyakan itu untuk saat ini.
"Gak usah modusin Naomi lagi lo.", celetuk Adinda. Luke terkekeh. Aku memutar bolamataku.
"Iya lah, orang dianya juga gamon.", ujar Luke blak-blakan.
"Tai.", aku mencibir sebal. Luke dan Adinda tertawa.Akhirnya kita sampai dirumah Calum. Rasanya udah lama banget gak kesini, hehe.
"Mereka ada dihalaman belakang, ayo.", ujar Luke menyadarkanku. Adinda udah kabur duluan. Aku terkekeh sambil turun. Sekarang aku dan Luke jalan beriringan.
"Uhm, ohiya.", Luke tiba-tiba.
Aku menoleh dan mendongak.
"Nom, uhm, itu, soal, ng... Ciuman itu-- itu bukan maksud apa-apa kok. Itu cuma ciuman 'persahabatan'.", ujar Luke gugup sambil menggaruk tengkuk lehernya.
MMMM IYE.
YEU ANJENG SAHABATAN PAKE CIUM BIBIR.
AH GALON KOPONG.
Aku terkekeh menjaga image.
"Yaelah selo. Gue juga khilaf.", aku tertawa kali ini.
"O-OH, Yaudah khilafnya lebih sering ya. Biar saik.", Luke ikut tertawa sambil menutup pintu.
"Najis. Mupeng.", aku menempeleng wajahnya yang bersih itu. Dia baru aja mencukur bulu diwajahnya dan, oh! Dia memakai jambul hari ini. Sungguh menawan.Sungguh menawan (2)
"Sejak kapan lo pake jambul?", tanyaku sambil tertawa.
"Sejak putus. Stres gua, putus langsung buang bulu sambil ganti penampilan, buang sial. AHHAHAHAHAAHAHHAHHAHAHA.", Luke tertawa keras.Padahal gak lucu.
Tapi ketawa aja deh.
Mengapresiasi sedikit.
"Haha, haha, hehe.", aku ikut ketawa terpaksa. Luke menatapku senewen.
"Heyo! Naomi!", teriak Ashton dari gazebo. Aku ikut teriak dan berlari kearahnya. Aku mencubit pipinya dan mencolok lesung pipinya. Ashton menggertak sebal tapi kubalas dengan kekehan. Aku memeluknya sebentar lalu beralih ke Stella dan Mikey.
Aku hanya tersenyum ke Jean dan Cal.
"Kemana Bry? Belum sembuh?", tanyaku sambil menyeruput sirup yang disediakan.
"Belum. Dia mah, baru ditinggal setengah taun aja udah sakit, terharu ah.", ujar Ash frowned.Aku memukul lengannya sambil tertawa.
Aku melirik Calum.
Rasanya, bertemu dengannya aja sesenang dan selega ini, walaupun dia asik bersama yang lain.
Aku menatap Calum lagi yang sekarang sedang sibuk membantu Jean membuat ayam bakar.
Mengetahui sesuatu didalamku kembali retak dan pecah dan hangus. Seperti abu dari kayu bakar. Begitu detail, tak tersisa lagi.
••••••••••••••
Ojon di line g akan dilanjut. W lanjut disini smw.
KAMU SEDANG MEMBACA
O-Zone [ft. Calum Hood]
FanfictionGimana sih rasanya punya hubungan friendzone yang melingkar-lingkar? Semuanya rumit sampai-sampai kita gak sadar mana yang tulus mana yang modus. highest rank #55 on 27 may [ adopted from Mozaet's Faketext ]