Mikey dan Stella masuk. Aku menggigit pipi dalamku.Stella berlari kearahku.
"Nom, im sorry. Im so dumb to act like that, i shouldve known that youre his bestfriend and thats fine, im sorry.", dia memelukku. Rasa lega terasa dihatiku. Aku mengangguk.
"I know, thats okay. You just jealous. I know that.", ujarku.Kemungkinan terbesar Jean memaafkanku adalah 0,08 % untuk saat ini. Aku melakukan sesuatu yang sangat fatal.
Yang aku tau, kalau aku menjadi Jean, aku akan melakukan hal yang sama.
Aku melihat Ashton datang, dan Jean dibelakangnya.
Aku melepaskan pelukan dari Stella.
Semuanya terduduk.
Aku memperhatikan wajah mereka.
Adinda menatapku nanar.
Ashton seperti biasa, menunjukan garis dibibirnya dan lesung pipinya yang dalam.
Mikey dan Stella menatapku bingung.
Luke menatapku hangat, meyakinkanku.
Calum, menatapku kosong. Sangat kosong, tak tersirat apapun didalam mata coklat teduhnya.
Jean.... Dia berkutat pada jari lentiknya yang sepertinya lebih menarik daripada menatap wajahku yang sepertinya sudah ia benci.
"Uhm, so...", aku memainkan ujung jaketku.
"Gue mau minta maaf... Terutama buat Ashton, ini seharusnya jadi holiday yang panjang dan bagus buat dia, tapi gue ngehancurin itu semua.", ujarku tanpa ekspresi yang pasti.
Ashton terkekeh senang, entahlah, dia selalu seperti itu.
"Dan, gue sebenernya gak tau apa yang terjadi. Maksud gue, Nezza, gue gak tau maksud dia apaan. Yang gue tau, Nezza merekam omongan gue sama Mikey, dan memotretnya, malam itu.", semua masih sibuk mendengarkan penjelasanku.
"Gue minta maaf, Jean. Tapi sumpah, lo bisa denger kan disitu? Gue mabok, Cal mabok, gue juga bener-bener gak pengen hal itu terjadi, sungguh.", aku melirik Jean yang menatapku nanar.
Cal menatapku kecewa.
"Dan, lo denger, gue mikirnya Cal itu Luke. Dan itu bener.", Luke menatapku dengan matanya yang berbinar.
Cal menatapku lebih kecewa.
"Stella, i swear, Mikey is just my walking diary, you know. He will always be.", aku tersenyum tipis.
"Dan... Gue tau, Nezza bakal ngelakuin ini, karena dia kemaren udah ngancem gue.", ujarku.
"Ngancem?", tanya Luke.
Aku mengangguk cepat.
"Dia bakal ngasih vn itu ke Ybn dan ngasih foto ke Stella, kecuali...", omonganku terputus. Aku menggigit bibir bawahku.
"Kecuali?", sekarang suara berat itu bersuara."Kecuali gue bikin Nezza deket sama lo.", jawabku secepat kilat.
Semua orang tersentak.
"Shes the actual bitch.", geram Adinda.
"Gue berharap dia cuma bercanda, tapi enggak, dia serius. Dan sekarang, gue tau kalian bakal berpikir banyak hal tentang gue. Terutama lo, Jean. Gue ngerti kalo lo bakal ngebenci gue, gue paham.", ujarku dengan senyum getir.
"Gue cuma, gue cuma mau minta maaf. I truly am. Dan gue udah pikir panjang buat hal ini. Gue gak mau semuanya makin parah.", aku menggigit bibir bawahku yang bergetar, menahan nangis.
"Gue tau kalian mikir gue murahan, pho, cewek gatel--",
"Nom, lo lanjutin sekata lagi nyebutin sesuatu yang bukan diri lo, gue gak bakal ragu buat ngehajar Nezza. Im being serious.", ujar Cal dengan mata sengitnya.
"Im sorry, but, you know,", aku tergagap.
Aku berdeham lagi.
"Gue pengen...", ucapanku terputus.
"Gue pengen keluar, apapun namanya kita, gue gak bisa sama kalian lagi.", ujarku dengan tegas.
Dengan cepat, Mikey mengumpat keras.
••••••••••
Ribet satu squad sm org femes, pgn keluar aja ah.
KAMU SEDANG MEMBACA
O-Zone [ft. Calum Hood]
FanfictionGimana sih rasanya punya hubungan friendzone yang melingkar-lingkar? Semuanya rumit sampai-sampai kita gak sadar mana yang tulus mana yang modus. highest rank #55 on 27 may [ adopted from Mozaet's Faketext ]