basket dong

769 137 1
                                    

"Nomi! Buruan ih basket bego.", celetuk Adinda gak sabaran.

Well, bulan berlalu, sekarang semuanya hampir seperti normal, bedanya aku kembali puasa ngobrol dengan Calum. Dan sejak sebulan lalu aku, Adinda dan Nezza memutuskan untuk masuk ke club basket.

Dan untungnya, disana gak ada Jean.

"Buruan gila mau mulai tuh.", ujar Nezza sama gak sabarannya.
"Iya ish gua lagi nguncir dulu elah, bawel lu pada.", aku menenteng minumku.

Adinda berlari lebih dulu, dia menghampiri Luke yang sedang pemanasan.
"Fuck.", aku mendengar Nezza mengumpat. Aku menoleh.

"Liat itu, astaga, muscle nya. Damn it.", Nezza menatap seseorang, aku tertawa sambil menggeleng pelan.
"Bayangin kalo dia marah terus dia nyium gue gimana ya, anjir. Ena.", Nezza nyerocos gak jelas.
"Apaan si lu najis otaknya!", aku mendorong bahunya. Aku dan Nezza tertawa.

"But seriously, Calum is so hot.", ujarnya lagi. Aku sontak melotot dan mendongak.
"W-what?", aku tertawa awkward. Nezza tertawa.
"Hes so fuckin hot. You know, tan skin, big arms, jawline, Jean must be so lucky.", tambah Nezza.

Excuse me?

"Yeah, she is.", aku tertawa lagi lalu berlari kearah Luke dan Adinda. Nezza masih dibelakang dan sesekali tersenyum miring padaku. Aku menggeleng sambil tertawa bercanda.

-skip-

"Naomi!", Adinda berteriak saat aku tak sengaja membuka botol minum dan membuat airnya berceceran. Aku terkekeh.

Gak banyak yang dipelajari di club basket hari ini, hanya beberapa pengulangan. Aku sesekali melirik Nezza yang bertingkah aneh hari ini; dia terus tersenyum dan memperhatikan Cal. Aku melirik Cal yang juga sedang melirikku.

"Wei! Bagi kek.", ujar Luke. Aku terkaget lalu memukul lengannya dan memberinya botol minumku.
"Eh minggu depan pada mau ngumpul nih, si Ash balik.", ujar Luke setelah meneguk minumku.

Aku sedikit mendongak

"Oh ya? Dimana?", aku angkat bicara.
"Di rumah Calum.", jawab Luke sambil tersenyum simpul.

Nezza yang tadinya memperhatikan Calum dan duduk disebelah Adinda langsung mendongak dan melirikku.

Matanya tak bisa kubaca, banyak perasaan disana.

Apa yang salah dengannya?

"Lo mau ikut Nez?", tawarku sambil senyum.
"Hah? Ng, g-",
"Ikut aja, gapapa.", Luke terkekeh melihat reaksi Nezza yang gelagapan. Adinda memutar bola matanya.
"Hahaha, enggak ah. Gak enak. Gue juga ada acara lagian.", ujar Nezza sambil malu-malu.

Aku duduk diantara Luke dan Adinda.
"Gue ke kelas dulu deh ya, mau ambil tas. Mau balik bareng gak lu?", Luke melirikku dan Adinda. Aku menggeleng.
"Nope. Adinda bawa mobil.", ujarku sambil nyengir kuda.
"Idie, apaan, balik sendiri dih sono. Eh bareng kek Luke, mau ke kantin nih gue.", Adinda berdiri dan mengambil uangnya. Aku memutar bolamataku. Luke dan Adinda akhirnya berlalu.

Aku membereskan barang-barangku ke tas. Aku melihat kaki Nezza yang diayun pelan. Aku mendongak dan mendapatinya sedang tersipu malu dan tersenyum.

The hell? Apa dia suka sama Calum? Maksudku... Suka beneran suka? Atau perasaannya seperti aku? Suka namun lebih dari itu?

Tapi kenapa? Kenapa harus Calum?

Aku menenggol lengannya pelan.
"You cant stop looking at him.", ujarku sambil tertawa, dengan nada biasa tak memperlihatkan unsur sindiran dan cemburu disana. Nezza tertawa.

"I cant. Hes so... You know. When i looked at him, he always looked back at me. Im fangirling and from now im his fan.", Nezza masih merona. Senyum masih belum pudar dari wajahnya.

Aku terkekeh ramah.

Aku tersenyum manis, Nezza hanya mengagumi Calum, dan itu bukan hal yang salah.

Tapi hatiku berkata lain, hatiku berdecit. Kenapa aku merasa jatuh seperti ini.

Aku menggeleng dan kembali membereskan barangku. Ini hanya hal sepele, Naomi. Just drop it.

•••••••••••••••••

Sabar ya. Ff yg dipegang sm gua pasti selesei nya lama BAHAAHHAHAHAHAHAHHAHAbtw jan lupa vomments y beb.

O-Zone [ft. Calum Hood]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang