Bab 7

8.3K 262 1
                                    

"Gaby sayang , Mama dan Papa pamit ya. Kamu yang baik ya tinggal dengan Mertua kamu " Kata Mama nya sambil memeluk erat anak semata wayang nya itu. Dia sebenarnya tidak rela melepas Gaby tinggal sendiri tapi apa boleh buat. Sekarang Gaby sudah resmi jadi istri Bryan jadi memang sudah seharusnya dia tinggal dengan suami nya
Papanya juga terlihat sedih namun berusaha untuk tegar. Setelah selesai makan malam dengan keluarga besan nya, dia membawa Gaby ke ruangan belakang untuk berbicara dan berpamitan kepada putrinya.
Gaby melepas pelukan Mama nya dan berganti memeluk Papa nya. Walaupun menurut nya kali ini kedua orang tuanya keterlaluan karena membuat dia harus menikah namun jauh di lubuk hati nya yang paling dalam dia sangat menyayangi mereka. Yaa walaupun kadang dia suka bertengkar terutama dengan mama nya. Tapi cinta nya kepada mereka tidak berkurang

"Mobil Gaby gimana Pa ? Besok bisa antarin ke sini gak ? " dia sangat berharap bisa membawa mobilnya ke rumah baru mereka nanti.

Papanya terdiam sejenak dan menatap anaknya itu

"Mobil kamu sudah Papa jual nak. Kebetulan tadi sore sudah ada yang menelpon dan akan mengambilnya besok pagi. Jadi sekarang kita hanya punya satu mobil saja di rumah"

"Whaaat ??? " Gaby membuka mata nya lebar -lebar dan menatap Papa nya dengan ekspresi kaget

"Kamu kan sudah menikah. Toh Bryan kan punya mobil juga. Lebih baik satu mobil aja dipake bersama " Kata Mama nya sambil tersenyum

Kepala Gaby langsung pusing. Kaki nya lemes. Tamat lah riwayatnya kini. Masih dengan shock dia menatap mama nya dengan tidak percaya. Ini benaran mama bukan sih?? Koq jahat banget jadi orang !! Batin nya
Dia melihat sekeliling nya. Jangan - jangan yang ada di hadapan nya ini bukan kedua orang tuanya tetapi hantu yang sedang menyamar

"Gaby... Gaby... kamu kenapa ?? " Tanya Papa nya sambil mengguncang bahu anak nya

Gaby langsung terduduk dengan lemas di lantai. Dia tidak mampu lagi untuk berdebat dengan kedua orang tuanya. Pandangan nya kosong. Hatinya sakit. Jangan - jangan aku ini bukan anak kandung mereka. Aku hanya anak pungut yang mereka besarkan. Anak mereka ada di luar sana.... mereka mau kembali mengambil anak nya. Makanya mereka membuang aku dengan cara menikah
Gaby menggelang gelengkan kepala nya mengusir pikiran pikiran itu dari kepala nya. Sabar Gab..kamu pasti kuat.

"Mobil aku di jual , trus uang bulanan aku gimana ? " tanyanya dengan pelan sambil mendongak keatas menatap kedua orang tuanya yang masih berdiri

"Kamu kan sudah menikah sayang. Jadi kamu sekarang menjadi tanggungan suami. Dulu waktu mama dan papa nikah juga begitu. Opa dan oma kamu sudah tidak memberikan uang lagi ke mama " kata mama nya panjang lebar

Gaby semakin shock dengan perkataan mama nya.
"Kalau begini caranya...mending mama dan papa bunuh aku aja sekalian !! "

"Ngomong apa sih kamu ?? Kamu pikir bagus ngomong seperti itu ke orang tua ? " Kata Papa nya dengan marah sambil menarik anak nya itu untuk berdiri

Dia merasa kali ini Gaby sudah keterlaluan. Mama nya ikut ikutan menimpali..

"Mulai dari sekarang kamu harus bisa mandiri. Kebiasaan yang jelek harus di buang. Karena mama dan papa gak akan kasih kamu uang lagi , berarti kamu harus hemat.!!! "

Masih tidak percaya dengan kata - kata mama nya Gaby hanya bisa melongo melihat perubahan drastis kedua orang tuan nya. Sepertinya feeling nya benar. Kalau dia mungkin cuma anak angkat

"Tenang aja , Papa dan mama tidak sekejam itu koq sama kamu. Uang kuliah kamu tetap menjadi tanggung jawab papa." Papa nya tersenyum lembut lalu merangkul putrinya dengan sayang
Gaby melapas pelukan papa nya dan menatap mama nya yang saat ini sudah berdiri di samping nya.

"Ini bukan mimpi kan ? Kalu ini cuma mimpi , bangunin Gaby ma. " tanya nya sambil mulai menangis. Dia tidak bisa membendung air mata nya yang tiba - tiba keluar dengan deras nya.

Kedua orang tuanya langsung memeluknya dengan sedih. Mereka tauh cara mereka terlalu keras. Tapi ini semua demi kebaikan anaknya. Selama ini dia terlalu manja dan semua keinginan nya dituruti. Jadi untuk kali ini mereka harus bersabar untuk melatih Gaby menjadi wanita yang mandiri dan dewasa

****
Gaby melangkah gontai ke dalam kamarnya. Setelah tangisnya reda ,orang tuanya langsung pamit untuk pulang bahkan berpamitan juga dengan besan dan menantunya. Gaby tidak ikut bergabung dengan mereka. Dia langsung naik keatas kamarnya.. lebih tepatnya kamar Bryan. Kini dia merasa seperti anak yang terbuang

Dia membuka pintu kamar nya dan terduduk lesu di bawah lantai sambil menyandarakan kepalanya di samping tempat tidur.
Pandangan nya kosong ke depan. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya besok. Ya besok dia dan Bryan sudah tinggal sendiri. Terpisah dari kedua orang tua mereka

Tanpa dia sadari , Bryan sudah berdiri di depan nya sambil melipat tangan nya di dada. Gaby mengangkat kepalanya dan melihat keatas. Matanya menangkap tatapan Bryan yang penuh selidik

"Kalau mau bertengkar jangan sekarang. Gue udah kehabisan tenaga dan gue juga lagi gak mood buat bertengkar dengan lo hari ini. Besok aja lanjut bertengkar nya kalau lo mau. " Kata Gaby dengan pelan sambil berdiri

Tumben nih cewek gak bawel.. tanyanya dalam hati.
Bryan masih tetap diam. Dia juga sebenar nya capek untuk bertengkar malam ini. Kata - kata papanya barusan membuat nya semakin sakit kepala dan kesal

" Mulai sekarang kamu bukan lagi bertanggung jawab dengan diri kamu sendiri. Sekarang kamu juga bertanggung jawab atas hidup Gaby istri kamu. Papa akan memberikan kamu studio musik. Kamu bisa dapat uang dari hasil bermusik kamu. Papa juga sudah memberikan kamu rumah untuk di tempati. Papa tidak akan memberikan kamu uang bulanan lagi. "

" Wah gak bisa gitu donk pa. Kan perjanjian nya aku mau nikah asal papa ngasih aku uang bulanan 2x lipat dari yang sebelumnya." Protes Bryan

" Papa memang bilang iya. Tapi itu cuma akal - akalan papa aja. Biar kamu jadi menikah. Toh sekarang kalian sudah menikah. Kamu gak bisa lari lagi." Kata Papa nya santai sambil tersenyum penuh kemenangan

Bryan menendang meja yang ada di samping nya dengan kesal dan marah.Dasar PENIPUUU teriaknya dalam hati

Gaby yang sedang berdiri di depan nya kaget melihat Bryan tiba - tiba menendang meja dengan keras. Dia mengira Bryan marah padanya. Dengan cepat - cepat dia naik ke tempat tidur dan menutup mukanya dengan selimut

Bryan menarik selimut yang menutupi tubuh Gaby dengan kasar.
"Lo tidur dibawah. Gantian gue yang sekarang tidur di kasur. Badan gue pegel tidur di lantai dari siang. "

"Apaan sih. Masa gue yang harus tidur di lantai ? Gue kan cewek. Cemen banget sih jadi cowok " Kata Gaby dengan sewot. Dia tidak mau tidur di lantai. Bagaimana pun caranya dia harus bertahan agar dia bisa tidur diatasa tempat tidur.

"Gue hitung sampai tiga. Kalau sampai gak turun juga, gue angkat nih. Kalau perlu gue bawa ke kamar mandi. Biar lo tidur disana malam ini. " Bryan menatap tajam ke mata Gaby

"Oke.. baiklah. Dengan berat hati kayaknya gue harus ngungsi ke kamar papa dan mama di bawah. " Gaby bersiap untuk turun dari tempat tidur namun tiba - tiba tangan nya di tahan oleh Bryan

"Awas aja lo kalau berani ke kamar papa dan mama. "

"Yaudah kalau lo gak mau gue kesana. Gue bakal tidur disini. " Kata Gaby sambil tersenyum puas. Rasain lo.. kata Gaby dalam hati

"Arrrghh.... " Bryan menendang tempat tidur itu dengan keras. Kalau begini terus lama - lama dia bisa gila.

Gaby menahan senyum nya dibalik selimutnya. Ini baru permulaan. Permainan baru di mulai...

Fall In Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang