Bab 24

7.6K 244 3
                                    

Bryan saat ini sudah berada di kafe Horison bersama dengan teman-teman nya. Saat ini mereka sedang menunggu kedatangan Pak Darma, produser musik yang ingin mengontrak mereka. Jujur saja, Bryan cukup deg-deg an kali ini, rasanya seperti mimpi. Ketiga teman nya pun sama seperti dirinya. Mereka duduk dengan diam tidak berbicara sepata kata pun, masing-masing dengan pikiran nya. Sudah cukup mereka mengobrol sepanjang perjalanan dari rumah Jackson tadi. Akhirnya setelah menunggu hampir 15 menit, orang yang ditunggu pun akhirnya datang. Bryan dan ketiga teman nya langsung berdiri dan menyambut orang yang bernama Pak Darma itu.

"Aduhh maaf ya saya telat, tadi kena macet di jalan. Kenalkan saya Pak Darma."

"Iya gak apa-apa Pak. Kita juga baru sampai koq disini." Balas Bryan dengan tersenyum dan menjabat tangan Pak Darma, yang akhirnya diikuti oleh ketiga teman nya melakukan hal yang sama. Setelah saling berjabat tangan mereka pun duduk. Pak Darma mulai membuka pembicaraan.

"Oke, jadi kita sudah kumpul semua ya disini. Tujuan saya kesini karena ingin membahas sesuatu, jujur saja saya tertarik dengan Band kalian. Saya melihat penampilan kalian di youtube beberapa hari yang lalu." Pak Darma terdiam sesaat kemudian kembali melanjutkan, " Saya tertarik untuk bekerja sama dengan kalian. Kira-kira bagaimana menurut kalian ?." Dia mengedarkan pandangannya satu persatu ke Bryan dan teman-teman nya. Bryan dan ketiga teman nya tentu saja sangat senang dan saling melempar pandang sambil tersenyum.

"Ini benaran pak ? Bapak mau kerja sama dengan kami ?" Tanya Bryan sekali lagi dengan nada tidak percaya

"Iya tentu saja, saya memang serius untuk bekerja sama dengan kalian. Saya bisa membuat kalian menjadi Band yang terkenal. Apalagi tampang kalian berempat ini cukup menarik dan vokalisnya pun punya suara yang bagus." Pak Darma tersenyum dan menatap Bryan serta ketiga teman nya dengan muka berseri-seri

"Tentu saja kami mau pak. Ini impian kami sejak dulu." Jawab Jackson dengan mantap.

"Benar pak, dengan senang hati kami terima tawaran bapak." Kata Dino tidak mau kalah

"Baiklah, jadi saya anggap kalian semua setuju ya ? Saya disini membawa surat kontrak nya. Kalian bisa membacanya terlebih dahulu." Pak Darma mengeluarkan surat perjanjian kontrak dari dalam tas nya dan memberikan nya kepada Bryan. Bryan menerima nya dan membaca kontrak itu dengan teliti. Raut wajahnya sempat berubah ketika membaca point ke tiga di kontrak itu. Ketiga teman nya saling berpandangan dan langsung mendekat untuk melihat kontrak tersebut. Jackson sempat terkejut namun berusaha untuk tidak ketahuan oleh Pak Darma.

"Jadi bagaimana ? Apa kalian setuju ?" Tanya Pak Darma setelah mereka selesai membaca kontrak itu.

"Kami setuju pak." Jawab Bryan dengan lantang. Ketiga teman nya kaget dan menatap Bryan.

"Bray.. lo serius ?? Udah pikir baik-baik ?" Tanya Dino dengan hati-hati. Bryan hanya diam tidak mengubris pertanyaan Dino. Bryan kembali menatap Pak Darma dan berkata, "Jadi kami bisa tanda tangan sekarang.?" Pertanyaan Bryan dibalas dengan senyum sumringah oleh Pak Darma dan langsung membuka kontrak tersebut, menyuruh Bryan dan teman-teman nya untuk tanda tangan. Awalnya Jackson, Dino dan Morgan ragu namun ketika mereka melihat Bryan sudah menanda tangani surat kontrak itu, akhirnya mereka pun ikut untuk tanda tangan.

"Oke, jadi semua beres ya. Dua hari lagi saya akan menghubungi kalian dan kalian bisa langsung datang ke kantor."

"Baik Pak." Jawab Bryan

"Kalau begitu saya permisi dulu. Saya harus segera kembali ke kantor karena hari ini akan ada syuting video klip dari Band Axcel." Setelah berkata demikian, Pak Darma langsung berdiri dan meninggalkan mereka berempat. Setelah kepergian Pak Darma,Jackson menatapa Bryan dan bertanya, " Lo serius akan ngambil kesempatan ini ? Bagaimana kalau nanti mereka tauh kalau lo sudah nikah ?"

"Itu tugas kalian, jangan sampai ada yang tauh." Balas Bryan dengan santai

"Lo nyadar gak sih, lo itu Bryan Angelo Sanjaya. Kalau sampai wartawan tauh, lo anak dari pengusaha terkenal, mereka bakal nyari tauh tentang lo Bray.." Jackson memasang tampang kesal karena sepertinya Bryan terlalu santai menanggapi masalah ini. Dalam perjanjian kontrak itu salah satu pointnya adalah mereka tidak ada yang boleh menikah selama kontrak itu berlangsung. Sedangkan mereka semua tauh kalau status Bryan sudah married. Walaupun memang yang tauh tentang ini cuma mereka berempat, tapi tidak menutup kemungkinan nanti rahasia ini bisa terbongkar ke publik.

"Emang lo pada mau, hanya gara-gara status gue yang menikah, trus kita kehilangan kontrak besar ini ? Ini tuh impian kita dari dulu. Gue gak mau membuang kesempatan ini begitu saja. Soal status gue yang udah menikah, lo gak usah khawatir. Gue bisa selesain dengan cara gue sendiri." Bryan bangkit dari tempat duduknya dan menatap ketiga teman nya sambil tersenyum. " C'mon.. kita harus rayain hari yang bersejarah ini, gue tunggu di mobil lo pada semua." Lanjut Bryan dan segera keluar dari ruangan. Ketiga teman nya saling melempar pandang dan akhirnya mengikuti Bryan keluar

****

Pukul 20.00 Bryan sampai di rumah. Seharian ini dia menghabiskan waktunya bersama dengan ketiga teman nya, di tempat bilyard dan kafe favorit mereka. Jackson bahkan masih mengajaknya untuk lanjut lagi untuk party di club tapi di tolak olehnya. Dia tidak ingin Gaby sendirian di rumah, apalagi Gaby baru saja sembuh. Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, dia memikirkan tentang kontrak yang di tanda tangani nya. Bryan berharap keputusan yang di ambilnya itu tepat. Walaupun memang sempat ada perasaan bersalah dalam dirinya karena melakukan itu tapi dia mengabaikan nya.

Bryan melihat Gaby berbaring di sofa sambil menonton Tv. Perlahan, Bryan menhampirinya. Gaby yang melihat kedatangan Bryan langsung buru-buru memperbaiki posisinya.
"Eh udah pulang ? Gimana hari ini ?"

"Semuanya berjalan lancar, Sudah tanda tangan kontrak tadi siang." Mendengar perkataan Bryan, sontak Gaby langsung bersorak dan bertepuk tangan sambil tertawa. "Yeahhhhh... aseeek.. congrats yaa buat Band lo." Bryan tertawa dan mengucapkan terima kasih.

"Thank you ya Gab. Mudah-mudahan kedepan nya tidak ada kendala dan bisa segera rekaman."

"Amiiiin." Jawab Gaby dengan senang

"Btw... udah makan belom? Obatnya sudah di minum kan ?" Tanya Bryan tiba-tiba

"Iyaa udah koq, tenang aja. Gue udah sehat, besok gue udah bisa masuk kampus."

"Jam berapa ? Gue anterin."

"Jam 8 pagi. Emang lo yakin bisa bangun pagi ?" Tanya Gaby dengan hati-hati. Sebenarnya Gaby senang ada yang mau mengantar nya, tapi dia juga merasa tidak enak karena Bryan jadi harus bangun lebih pagi.

"Gue udah bilang kan,gue bakal nganter lo selama gue gak sibuk. Soal bangun pagi mah gue gak masalah. Asalkan lo ke kampusnya sama gue." Bryan kembali memainkan alisnya dan menatap Gaby dengan tajam. Gaby langsung membuang pandangan nya dan berpura-pura menonton TV dengan serius. Bryan tersenyum melihat Gaby yang salah tingkah.

"Hmm.. gimana kalau kita ngobrol aja dalam kamar Gab ?" Bryan mendekati Gaby dan merangkul pundak nya. Sontak Gaby kaget dan berusaha melepas tangan Bryan yang ada di pundak nya.

"Please deh.. jangan mulai lagi. Gue tauh lo iseng lagi kan sama kayak kemarin." Kali ini Gaby tidak akan terpancing lagi dengan permainan Bryan. Dia tauh kalau Bryan sedang mempermainkan nya saat ini.

"Idiih siapa juga yang iseng. Ini benaran Gab, lagian ini udah malam. Enakan juga ngobrol dalam kamar, daripada disini."

"Lo ke kamar aja sendiri. Gue masih mau nonton disini." Jawab Gaby dengan kesal.

"Tapi maunya ditemani sama lo Gab." Bryan kembali memasang tampang memelas berharap Gaby percaya. Gaby memutar kedua bola matanya dengan kesal dan langsung berdiri meninggalkan Bryan.
"Ehh.. mau kemana ??" Bryan berteriak memanggil Gaby yang sudah berjalan menaiki tangga menuju ke lantai 2.

"Bodoooh.. gue mau tidur, jangan ikuti gue." Balas Gaby setengah teriak tanpa menoleh ke Bryan. Bryan tertawa terbahak-bahak melihat Gaby yang kesal seperti itu. Entah kenapa sekarang dia lebih senang menggoda Gaby dengan hal-hal yang berbau romantis atau yang berhubungan dengan kegiatan suami istri. Bryan mematikan televisi dan mengikuti Gaby ke lantai 2 untuk segera tidur.






To be continue.....

Fall In Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang