Bab 29

5.6K 198 3
                                    

Gaby masih mematung di depan cermin di dalam kamarnya. Dia ragu apakah harus pergi atau tidak. Samuel dan Ayu dari kemarin terus-terusan mengubunginya agar tidak lupa akan janji mereka untuk ke kafe Horisson malam ini.

"Aaarggggh..... " teriak Gaby.. Dia benar-benar tidak ingin pergi saat ini.Gaby sebenarnya ingin pergi tapi tidak berdua dengan Samuel. Band yang akan mereka nonton ini,vokalisnya adalah Bryan suaminya sendiri. Mana mungkin dia bisa datang kesana bersama dengan cowok lain. Yang ada Bryan bisa marah.

Gaby sebenarnya sudah siap dari stengah jam yang lalu tapi dia enggan untuk beranjak dari kamarnya. Gaby melihat jam nya, masih ada waktu 1 jam lagi sebelum pergi. Samuel menawarkan untuk menjemputnya, namun di tolak oleh Gaby. Mereka akan janjian ketemu di kafe jam 7 malam nanti.

Bryan sendiri dari siang sudah keluar rumah. Dua hari belakangan ini Gaby semakin jarang bertemu Bryan. Kadang dia pulang ke rumah tengah malam saat Gaby sudah tertidur. Pagi hari saat Gaby berangkat ke kampus, Bryan masih tertidur pulas. Gaby jadi benar-benar kesepian di rumah sendirian setiap hari. Untungnya ada Ayu dan Aga teman yang bisa di hubunginya bila lagi suntuk di rumah.

*****

From : Sam
Gab,dimana ? Udah stengah 7 nih. Lo udah jalan kan ?

Gaby membaca pesan dari Samuel dengan gelisah. Saat ini dia lagi di perjalanan menuju ke kafe Horisson. Ayu dan Aga sudah sampai duluan disana dan sedang menunggunya di depan pintu masuk. Dengan cepat, Gaby membalas pesan dari Samuel.

To : Sam
Iya sam, gue udah di jalan. Nih 5 menit lagi gue sampai. C.u..

Sekali lagi Gaby menghela nafas panjang dan menghembuskan nya, semakin mendekati kafe Horisson, dia semakin gelisah dan gugup. Detak jantungnya pun berdetak semakin kencang. Ya Tuhan.. kenapa gue jadi kayak gini.. calm down gab.. calm dawn.. Gaby terus-terusan mengibur dirinya sendiri sambil memegang dada nya dengan kedua tangan nya.

Akhirnya Gaby sampai juga. Kafe Horisson sudah penuh dengan orang-orang yang mau mengantri masuk ke dalam.
"Bebeeeeb.... sinii... !!" Itu suara Ayu. Gaby langsung mencari asal suara itu. Ayu berdiri tidak jauh dari pintu masuk sedang melambaikan tangan nya ke arah Gaby. Gaby segera berlari menghampiri mereka.

"Ihhh bebeeb lama banget.. tuh bentar lagi mulai." Protes Ayu lalu menggandeng tangan Gaby. Gaby hanya terkekeh pelan, bukan maksudnya mau datang telat tapi memang jalanan sore ini benar-benar macet.

"Gab lo ga apa-apa kan ?" Aga menyipitkan matanya memperhatikan Gaby sejak dia datang. Raut wajahnya tidak seperti biasanya. Pasti ada sesuatu yang di sembunyikan nya.

"Ngg.nggak.. gue gak apa-apa koq. Kenapa sih ? Kayaknya lo merhatiin gue banget dari tadi." Gaby berusaha tetap tenang, dia tauh kalau Aga sahabatnya ini sangat peka dan jeli. Jadi sedikit saja dia membuat kesalahan, pasti Aga akan langsung tauh.

"Hellooo.. kita udah harus masuk sekarang. Ngobrolnya nanti di dalam saja." Teriak Ayu dengan kesal. Sepertinya memang hanya dia yang antusias untuk nonton penampilan Band One hari ini. Saat hendak masuk kedalam kafe, tiba-tiba mereka bertemu dengan Samuel yang memang sengaja keluar untuk menemui mereka.

"Hai Gab, akhirnya lo datang juga." Samuel terlihat senang dengan kedatangan Gaby.

"Kita lewat pintu samping aja. Kalau pintu ini, harus ngantri dulu. Keburu mereka udah tampil duluan baru kalian bisa masuk." Lanjut Samuel. Mereka langsung mengikuti Samuel dan berhasil masuk ke dalam ruangan tempat Band One akan tampil.

"Gue udah pesan meja yang paling depan buat kalian. Ayo langsung aja kesana." Samuel tersenyum dan berjalan mendahului Gaby dan kedua teman nya. Ayu langsung girang begitu mengetahui mereka akan duduk di meja paling depan.

Fall In Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang