Bab 16

7.3K 216 2
                                    

"Sms dari siapa ?" Bryan masih terus menatap Gaby sambil menunggu Gaby menjawab pertanyaan nya.

"Haa.. hmm ini sms dari teman kampus gue." Gaby berusaha tersenyum dengan manis sambil menurunkan tangannya kebawah meja yang masih memegang handphone. Dia meremas kedua tangannya dengan gugup. Bryan masih terus menatap nya dengan diam. Dia menyadari ada sesuatu yang disembunyikan Gaby dari dirinya.

"Besok gak ada kuliah kan? Mama ngundang kita buat ke rumah mereka."

"Ohh iyaa.. benar, waktu itu mama pernah telpon gue." Sahut Gaby cepat. Padahal dalam hati dia juga baru ingat pas Bryan menyinggung soal itu. Huffft....

"Jadi besok kita mau berangkat jam berapa ke rumah mami ?" Gaby tiba-tiba sudah mengalihkan pembicaraan. Dia tidak ingin Bryan curiga karena sms yang diterimanya tadi

"Agak siangan aja. Lo pagi-pagi harus beresin rumah dulu. Ingaat, pakaian kotor udah numpuk di kamar gue."

"Iyaaa..iyaa.. bawel. Besok pagi gue cuci semuanya." Gaby kembali cemberut mengingat begitu banyak pakaian mereka yang harus dicuci besok.
Tidak lama setelah itu makanan yang mereka pesan datang. Gaby tersenyum puas melihat makanan yang dipesan nya. Sepertinya lezat... "Marii makaan.." ucapnya dan langsung menyantap nya dengan lahap. Bryan tersenyum kecil melihat tingkah Gaby yang sangat lahap menikmati makanan nya. Well... good for u Gab

****
Sepanjang perjalanan pulang dari tempat makan ke rumah, Bryan dan Gaby hanya diam seribu bahasa. Untuk kali ini Gaby tidak ingin mencoba untuk memulai pembicaraan. Pikiran nya berfokus ke Samuel yang tadi mengirim sms.Sampai detik ini pun Gaby belum mencoba untuk membalas sms dari Samuel.
Pikiran nya dipenuhi dengan banyak pertanyaan yang mengganggunya. Sesekali Gaby melirik handphone nya. Berharap ada sms masuk dari Sam. Tanpa dia sadari, Bryan memperhatikan sikapnya yang sepertinya gelisah.

"Nunggu tlp atau sms dari siapa ?"

"Haa.. ooh.. ini.. gak ada apa-apa." Jawab Gaby dengan gugup. Dia tidak menyangka Bryan akan bertanya kepadanya.

"Kayaknya gelisah banget dari tadi. Ada yang penting ?" Tanya Bryan sekali lagi sambil tetap menatap kedepan fokus dibelakang kemudi
Gaby tidak tauh harus menjawab apa. Dia sendiri juga bingung kenapa harus menyembunyikan hal ini dari Bryan. Toh mereka berdua tidak saling menyukai. Bryan sering membuatnya kesal begitu juga sebaliknya. Dia merasa frustasi sendiri dengan sikapnya saat ini.

"Koq malah bengong sih. Gue lagi nanya nih dari tadi. Di tanggapin kek." Ucap Bryan dengan kesal. Sepertinya dia salah harus bertanya seperti itu ke Gaby. Dia sadar harusnya dia tidak boleh ikut campur urusan Gaby. Toh dari awal mereka sudah sepakat akan hal itu

"Baiklah.. gue gak bakal nanya lagi. It's not my business."

"Hmm.. sorry. " Gaby tersenyum kecil. Dia tauh mungkin Bryan marah karena dia tidak menjawab pertanyaan nya dari tadi. Sumpaah bukannya gak mau jawab, tapi gue juga gak tauh harus bicara jujur atau bohong.

Sampai di rumah,mereka langsung masuk ke kamar masing-masing. Bryan langsung sibuk dengan gitarnya dan Gaby masih fokus ke Hp nya. Dia harus membalas sms dari Samuel. Dia langsung menulis sms balasan.
To :+81380075xxx
Hai Sam. Sorry baru balas. Maaf tapi sepertinya besok gue gak bisa keluar sama lo. Gue ada acara keluarga di rumah. Maybe next time :)

Status report : Send

Gaby membaca kembali sms yang dikirimnya. Dia menutup mukanya dengan bantal. Kenapa juga harus ada kata 'next time' itu kan artinya dia juga mengharap untuk bisa keluar suatu saat nanti dengan Samuel. Aaarghhhh... gue kayaknya sudah gilaaa.....

Tidak lama kemudian ada balasan sms dari Samuel. Dengan cepat Gaby langsung membacanya
From : +81380075xxx
Oh iya gak apa-apa Gab. Gue ngerti. Oke kalau gitu lain kali lo harus mau ya gue ajak keluar :) please say yes to me ^_^

Oh my God... Sam cute bangeet sih... siapa coba yang bisa menolak kalau sms nya seperti ini.
Gaby tersenyum malu membaca sms dari Samuel. Hatinya seperti dipenuhi bunga-bunga yang lagi mekar di taman. Dia bahkan lupa kalau sekarang dia sudah menikah. Kehadiran Sam membuatnya lupa akan semuanya. Dia tauh ini benar-benar gila. Pleasee.. back to reality Gab. Lo sudah married.. ingat married.

No Gab.. ini bukan salahmu. Toh Samuel duluan yang datang. Bukan lo yang ngejar dia..

Ingat Gab.. apa yang sudah dipersatukan Tuhan tidak dapat dipisahkan. Jangan bermain api.!!

Lo tidak mencintai Bryan.. so buat apa bertahan ? Mending sama orang yang lo cintai.. dan Sam adalah orang itu

"Arrrrrghhhhh..." Gaby berteriak dalam hatinya.. kenapa malah seperti ini. Ada dua sisi dalam dirinya saling bertolak belakang. Masing-masing memberikan pendapat yang pada akhirnya memang harus dia yang memutuskan.







Hallo semuaa..
Bagi kalian yang sudah menunggu kelanjutan nya.. nah ini Bab 17 nya. Maaf buat bab 17 agak pendek. Hehe. Sabar yaaa. . Bab 18 akan terbit besok.

Please vote or coment yaa bila suka cerita ini.makasih ^_^

Fall In Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang