Chapter 10

754 41 7
                                    

Enjoy !

Harry's P.O.V

"Harry?" Suara itu ?

"Gemma?" Aku heran bagaimana dia bisa berada disini?

"iya, sssssttt" Gemma menaruh jari telunjuknya di bibirku.

"Tapi bagaimana bisa? Dan, kau berpakaian layaknya ninja!" Ucapku dengan sedikit meninggikan nada bicaraku.

"Sudahlah bantu saja Jessy dulu, nanti baruku jelaskan." Gemma mengeluarkan pisau kecil dari dalam baju serba hitamnya dan layaknya ninja seperti ucapanku tadi, Gemma memutuskan tali tebal yang melilit ditubuh Jessy yang kian hari kian mengurus, layaknya Beruang yang kehilangan bulunya.

"Ayo, ayo cepat! Bantu ia berdiri Harry, kalau bisa kau gendong dia!" Gemma Berbicara pelan dengan kekesalan yang tertahan.

"Ugh, baiklah." Ucapku dengan nada memelas, dan langsung menggendong Jessy, yang lemah disana, asalkan kalian tahu Gemma lebih seram dariku kalau lagi marah.

"Ayo, kita lewat belakang." Ucap Gemma dengan gaya ninjanya, mengendap-endap. Aku berjalan mengikutinya dari belakang dengan hati-hati, agar benda-benda mahal dirumah taylor ini tak jatuh dan membuat suara yang menarik perhatiannya dan para pengawalnya yang berbadan kekar, dan dengan lengan yang hampir meledak.

"Akhirnya, ayo masuk kemobilku." Ucap Gemma lalu membantu Jessy memasuki mobilnya.

Jessy benar - benar parah, wajahnya penuh goresan, bahkan memar disekitar wajah.

Kejam sekali Taylor kepadanya.

"Taylor sungguh kejam." Ucap Gemma kepadaku, lalu melirik Jessy singkat dari ujung matanya.

"Itulah yang sedari tadi kupikirkan." Akupun memutar bola mata dengan malas, lalu mengalihkan pandangan kearah jendela mobil Gemma.

"Gemma, kurasa kau harus menyetir lebih cepat, atau ki--"

"Dor ! Prang !"  Benar apa dugaanku, Kami benar - benar sedang diikuti oleh pesuruh Taylor mungkin?

"Sudah kuduga." Akupun melihat kearah benda yang tertembak, well, untung hanya spion bagian kiri yang kena, meleset jauh.

"Uh apa itu?" Gemma mulai gusar dengan keadaan.

"Kemungkinan besar adalah orang suruhan Taylor." Akupun hanya menikmati keadaan dengan santai, dan memperhatikan Gemma yang sibuk menyetir dengan wajah bingungnya.

"Kau punya, senjata yang bisa dipakai melawan mereka?" Ucapku lalu Gemma hanya menukikkan alisnya dengan heran, apakah ia sedang berpikir?

"Ada, buka disana." Tunjuk Gemma, lalu aku melihat 'senjata' yang Gemma bilang dengan bingung.

"Telur? Dan tepung? Kau yakin Gemma?" Ucapku ragu well, sebenarnya bisa dipakai tetapi itu sangat terlihat tidak elit.

"Coba saja, aku yakin berhasil, jangan kau kira itu hanya bisa dimakan, melainkan bisa menyelamatkan nyawa kita yang diujung tanduk ini. Well, walaupun tak terlihat elit memang, kasarnya sih kampungan. Yang jelas tak seberbahaya senjata api." Ucap Gemma dengan panjang lebar dengan sedikit terkekeh, kekehan yang lucu memang, begitupun dengan kekehanku, aku itu kloningannya Gemma.

"Baik, baik." Akupun melempar telur kearah mobil itu, tepat sekali kearah kaca depan mobil itu, lalu tak lupa kulempari dengan tepung, Mobil itupun kehilangan kendali atau mungkin si pengendara tak bisa melihat? sayangnya tak ada garam, kalau ada, mobil itu sudah siap digoreng.

"Aman. Well, Gemma bagaimana bisa telur dan tepung itu berada didalam mobilmu ini?" Tanyaku, aku heran bagaimana bahan - bahan itu bisa nyasar masuk kedalam mobil Gemma, kurasa ia tak pernah dan tak akan pernah mengikuti kursus memasak.

"Well, mungkin kau berpikir aku mengikuti kursus memasak, tetapi itu salah besar, sebenarnya itu kusiapkan kalau ada yang berulang tahun." Ia terkekeh geli, menunjukkan dengan jelas lekuk wajahnya, akupun hanya terdiam.

"Gemma !" Teriakku kearah Gemma sembari menunjuk kesuatu arah, iapun dengan refleks menginjak remnya.

"Harry ! Bisakah kau tak berteriak? Kau membuat kedua telingaku menangis !" Gemma, Gemma kau terlalu mendramatisir sayang.

"Kau terlalu mendramatisir Gemma. Well, sebenarnya aku menunjuk kearah apotik itu mungkin kita bisa membeli beberapa obat." Ucapku lalu aku menuruni mobil dan disusul dengan Gemma. Apa? Gemma? Tidak mungkin dia ikut.

"Gemma! Lebih baik dan seharusnya kau tunggu dimobil, kau bisa muntah - muntah." Aku mendorong tubuh Gemma lembut dengan kedua tanganku menuju mobil, dan menyuruhnya menunggu.

✽ ✽ ✽ ✽ ✽ ✽

Setelah selesai mengobati luka Jessy yang terlihat buruk itu, Akupun menggantikan Gemma menyetir dan menuju rumahku.

"Jessy kau lelah?" Ujar Gemma lembut dan aku bisa melihat bahwa Gemma membelai rambut Jessy pelan.

"Tidak begitu." Jessypun mengeluarkan suaranya yang terdengar lemah, lemah sekali.

"Lebih baik, kau beristirahat lagi." Akupun memberikan senyuman teduh kepadanya.

"Lekaslah kau sembuh, Jess." Ucapku kepada diriku sendiri.

✽ ✽ ✽ ✽ ✽ ✽

"Ayo kau harus segera berbaring, ayo kubantu." Ucapku kepada Jessy dan memapahnya kedalam kamar.

"Baiklah, segera tidur, aku akan menemanimu disini." Ucapku lalu membelai rambutnya pelan, dan aku mulai bersenandung pelan, perlahan - lahan kelopak matanya tertutup menghalangiku untuk melihat mata indahnya.

Aku mencium dahinya lembut lalu meninggalkannya sendiri dikamar ini.

"Gemma, aku mau berbelanja bahan - bahan makanan."  Gemma hanya berdehem kecil lalu aku menuju kearah mobilku yang terparkir diluar.

Tunggu bagasi bagian belakang Gemma terbuka?

Topi punya siapa?

"Gemma !" Gemma pun datang dengan langkah cepat.

"Topi siapa ini? Aku datang, bagasi ini telah terbuka lebar, Kau membukanya?" Aku mengambil topi berwarna abu - abu itu dengan kasar dan menunjukan didepan muka Gemma, kurang sopan memang.

"Tidak, bukan aku, dan topi? Itu aku tak tahu, tadi pagi aku melihat kedalam sana, tak ada apa - apa." Gemma pun bingung dengan semua ini.

"Berarti ada orang lain selain kita bertiga dirumah ini."   Ucap Harry dan Gemma serempak.

Harry mendekatkan indra penciumannya kearah topi berwarna abu - abu itu.

"Tunggu dulu, ini --"

"Ini apa?" Tanya Gemma geram.

"Ini seperti wangi rambut Taylor."

✽ ✽ ✽ ✽ ✽ ✽

✽ ✽ ✽ ✽ ✽ ✽

✽ ✽ ✽ ✽ ✽ ✽

✽ ✽ ✽ ✽ ✽ ✽

✽ ✽ ✽ ✽ ✽ ✽

Hello readers !!! apa kabar?

udah oada denger midnight memories? itu keren banget !!!

Oh ya kalian coba baca cerita ini dari awal soalnya ini aku edit besar besaran jadi banyak banget berubah bahkan bukan edit lagi namanya, kayak nulis ulang, jadi aku saranin baca, kalo bagi kalian bagus atau lanjut cerita ini, atau lanjut editnya vote sama commentnya aja.

PLEASE JANGAN JADI SILENT READERS !

AKU JUGA BUTUH SARAN DAN KRITIKNYA.

✽ Votes dan Comments ✽

Torn ║ h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang