Chapter 2

1.3K 73 0
                                    

Votes and Comments please ?

Harry's P.O.V

"Hei! Lepaskan dia!" Teriakku ketika melihat seorang perempuan yamg hendak dibawa pergi oleh seseorang, akupun segera berlari dan membawa perempuan itu ke apartemen.

"hmm Harry, siapa dia?" Ucap Louis yang baru saja berdiri dari sofa beludru itu.

"Dia hampir saja diculik." Lalu aku memasuki kamar dan membaringkannya perlahan, dan kembali keluar hendak membuatkannya makanan.

Bubur inipun telah selesai kubuat, ketika masuk ternyata dia sudah membuka matanya dengan wajah yang bingung.

"Ini untukmu." Ucapku dan menyodorkan semangkuk bubur yang masih hangat.

"Terimakasih." Ucapnya singkat, padat dan jelas.

"Baiklah aku keluar dulu." Akupun keluar dari kamarku sendiri, membiarkannya makan dan beristirahat tanpa ada rasa canggung.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Liam, Liam yang sedari tadi berbaring diruang tengah sekarang telah berdiri menghadap Harry.

"Dia baik walaupun sedikit pucat, mungkin masih ada efek obat tidur itu." Ucpaku santai dan bergabung duduk didepan televisi.

"Kau tak mengantarnya pulang?" Ucap Niall dengan raut wajah yang tak bisa dijelaskan, antara raut bodoh, bingung, penasaran, khawatir.

"Tunggu keadaanya membaik, biarkan dia bermalam disini." Sahut Harry lagi, mengalihkan pandangannya kearah televisi itu.

"Jadi kau tidur dimana?" Tanya Niall lagi, ah ! polosnya anak ini.

"Tentu dikamarku." Ucapku santai, dan bersikap wajar, sedangkan Niall dia membelalakan matanya.

"Jadi kau tidur bersamanya?" Tanyanya lagi untuk kesekian kalinya.

"Tentu, aku disofa." Kali ini Niall terlihat menghembuskan nafas leganya.

"huh! Kukira." Timpal Niall.

Decitan pintu terdengar memenuhi seisi ruangan yang sunyi, hanya terdengar suara kecil dari televisi.

"A-aku ingin hmm pu-pulang, terimakasih telah menolongku, dan teirmakasih atas bubur dan tempat tidurnya." Ia mengulas senyum kecil dibibirnya, lalu ia berjalan kearah pintu keluar.

"Tak usah, kau bermalam disini dulu saja, kau belum begitu baik." Ucapku dan menahan tangannya yang hendak pergi.

"Aku sudah jauh lebih baik." Ia menatapku lekat-lekat meyakinkan bahwa ia baik-baik saja.

"Tetaplah disini, besok aku akan mengantarmu." Akupun meyalinkannya untuk tinggal, ia menatap mata Harry sebentar dan pada akhirnya ia melemaskan otot-ototnya yang sedari tadi kaku, dan mendudukinya dikursi meja makan.

"Mengapa kau duduk sendirian disana? sini bergabung bersama kami."Ajak Louis dengan cara bicara khasnya.

"huh, terimakasih, tak usah, aku disini saja." Ujarny lalu memperbaiki posisi duduknya.

"Tak apa, mari kesini!" Kali ini Niall yang berseru dengan keras.

"Baiklah." Lalu ia berjalan kearah kami dan duduk disampingku.

"Well, namamu siapa?kami belum mengetahui namamu. Liam Payne" Liam memperkenalkan dirinya dan mengulurkan tangannya untuk direngkuh oleh eh? aku belum tahu namanya.

"Jessy, Jessy Anne Mark." Ia kembali mengukir senyum dibibir indahnya, dan membalas jabatan tangan Liam dengan hangat.

"Hi Jess! Aku Niall Horan!" Ucap Niall tanpa mengulurkan tangannya, Niall duduk terlalu diujung, Jessy hanya mengangguk dan tersenyum.

Torn ║ h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang