.
.
.Setiap pagi, Bella selalu datang ke rumah sakit dan terus berada disamping Luca. Membantunya mengingat tiap hal yang pernah mereka lalui bersama.
"Coba punggungmu udah baikan ya ..." kata Bella berandai-andai.
"Emangnya kenapa?" tanya Luca.
"Aku pengen ajak kamu ke tempat yang pernah kita datengin. Roma, menara pissa, colosseum, bukit ..." jawabnya penuh senyuman. "Siapa tau ingatanmu kembali, ya kan?"
Luca terdiam, kemudian manggut-manggut mengiyakan. "Emangnya kalo gue inget lagi, apa untungnya, buat gue? Lo?"
Bella sedikit tersentak mendengar pertanyaan Luca. Tapi kemudian dijawabnya, "Ingatan itu berharga, Luc. Setiap orang punya ingatan, kenangan, yang nggak bisa dilupain begitu aja. Kalo dia mau lupain, ya bisa aja sih. Tapi secuil dari ingatan itu nggak akan dia lupain, apalagi kalo ingatan bahagia, menyakitkan, dll."
"Trus, ingatan gue ... ?" Luca terus bertanya. "Apa yang lo tau dari ingatan gue?"
Dahi Bella mengkerut mendengar cara bertanya Luca.
"Yang gue tau dari ingatan lo ... ingatan lo banyak, jelas banyak." kekeh Bella. "Pasti ada suka duka, bahagia. menyakitkan ... Tentunya kenangan-kenangan masa kecil lo, di akademi, balapan, dan gue."
...
➖➖➖
Krieek ...
Bella membuka pintu kamar rumah sakit, dan tampaklah Luca yang sedang terduduk diatas ranjangnya ditemani Clara dan Migno. Ini sudah hari ke 6 dan Luca sudah bisa duduk dengan beberapa bantal empuk yang menjanggal punggungnya.
"Morning guys ..." sapa Bella lembut. Diletakkannya paper bag yang ia bawa diatas meja disamping ranjang Luca.
Ia pun tersenyum, "Hey Luc .."Yang disapa menoleh perlahan dan tersenyum. "Bawain makanan?"
Bella sedikit tersentak dibuatnya, tapi kemudian mengangguk dan segera mengeluarkan sebuah mangkuk plastik dari dalam paper bag.
"Taraa ... aku bawain sup anget nih, buatanku lho!" seru Bella antusias. Luca, Clara dan Migno langsung mendekatkan kepala mereka ke mangkuk plastik berisi sup hangat yang dibawa Bella.
"Waw, sup jagung, gue mau dong!" seru Clara meminta. Hampir saja ia menyendok sup jagung hangat buatan Bella itu.
"Eetts, ini khusus buat Luca!" sergah Bella segera menutup mangkuknya.
Tapi, kepala Luca menggeleng, dan tangannya mendorong pelan mangkuk sup itu agar menjauh dari hadapannya. Dengan keki nya ia berkata,
"Gue nggak mau makan itu. Sup sayur mulu. Bosen."
Mata Bella, Clara dan Migno melebar. Terbelalak mendengar ucapan ketus Luca. Biasanya, Luca mau memakan apa saja jika lapar, termasuk sayur-sayuran. Tapi barusan, ia terlihat seperti bukan Luca.
"Gaya lo bilang bosen. Emang lo mau sarapan pake apaan hah??"
"Steak daging." jawabnya datar.
Clara melongo. "Itu daging cincang dari suster aja nggak lo makan. Elaah ... pake mau steak daging segala."
"I-ini, di supnya ada dagingnya juga kok. Nih, coba aja!" Bella kembali membuka tutupan mangkuknya dan bersiap menyendok sup, tapi Luca langsung menutupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amnesia
Teen FictionGue jatuh cinta sama Luca, adik tiri pria yang gue idolakan. Dia ngajarin gue banyak hal yang gak pernah gue pelajari sebelumnya. Dan disaat akan menjalin hubungan serius dengannya, ada beberapa hal yang meresahkan gue. Peraturan, Rossi, Silvia, dan...