•|| Part 22 ||•

83 5 0
                                    

*

*

*



4 tahun yang lalu ...

Sebuah mobil hitam terparkir di halaman rumah tua disamping rumah Luca dengan 5 anggota keluarga berambut pirang yang sepertinya pindahan dari negri paman Sam, yang sedang mengangkut barang-barang dari dalam mobil ke rumahnya.

Dan ada seorang anak perempuan cantik jelita mencuri perhatian Luca yang sedari tadi mengintip dari jendela ruang tamu rumahnya.

"Hayoo ... lagi ngintipin apaan tuh?" seru ayah mengagetkan.

"Ada tetangga baru yah." kata Luca memberitahu ayahnya yang kemudian membuka pintu depan rumah dan memperhatikan tetangga baru disebelah rumahnya sambil memasang sepatu kerja.

"Woy Maro! Ngapain lo nempel mulu di jendela? Berangkat ayook!!" seru Georgia buru-buru.

Luca pun menyusul ayah dan kakaknya keluar rumah setelah berpamitan dengan ibunya didepan pintu. Tapi, wanita berambut pirang disamping rumah mereka menghampiri setelah memasukkan barang-barangnya.

"Iya, kami akan pindah kesini untuk menemani neneknya yang kurang sehat." kata wanita itu. Laurel Hemming namanya.

Dua keluarga itu pun berkenalan, antara keluarga Marini dan Hemming. Dan Lyra, si bungsu yang cantik jelita, berhasil membuat Luca berdebar jantungnya.


-- -- --


Setelah pulang sekolah, Luca diharuskan untuk latihan dan mempersiapkan diri untuk balapan selama kurang lebih 30 menit.

Saat memarkirkan motor balapnya di paddock, mata Luca melirik sosok tetangga barunya itu. Si anak perempuan yang telah mendebarkan jantungnya, bersama saudara laki-lakinya yang ternyata adalah pembalap juga, sama seperti dirinya. Tapi kelihatannya beda kelas.

"Aduh! Aduh duh duhh ..."

Perempuan itu menjatuhkan beberapa barang dari kardus yang dibawanya dengan susah payah. Luca yang melihatnya langsung berjalan menghampiri.

Ia berjongkok dan membantu memasukkan kembali barang-barang itu.

"Makasih." kata si perempuan sambil tersenyum manis.

Luca membalas senyumnya. "Kamu mau kemana? Kenapa bawa kardus segini beratnya sendirian?" tanya Luca, masih dalam keadaan berjongkok didepan kardus.

Perempuan itu menjawabnya dengan cengiran lucu. "Wait. Kamu kan tetangga yang tadi pagi, ya kan?"

Luca mengangguk, lalu menyodorkan tangannya sambil berkata "Aku Luca."

"Lyra." perempuan yang ternyata bernama Lyra itu membalas sodoran tangan Luca dengan menjabatnya.

"Hmm ..i see you as a rider now."

"Yeah, part time student-rider. Haha." Luca ikut nyengir. "Oh ya, saudaramu rider juga rupanya."

Lyra mengangguk. "Namanya Luke. Dia kembaran aku. Beda 15 menit!"

Luca manggut-manggut. "Eh, ini barang-barangnya mau didiemin disini nih?? Nggak jadi dibawa?"

Lyra melotot, lalu menepuk keningnya dan menghembuskan napas. Kemudian ia nyengir dan bersiap-siap untuk mengangkat kardus yang lumayan berat itu.

Tapi kemudian ..

"Sini aku bantu!" kata Luca sambil ikut berdiri dan mengangkat bagian lain kardus. Jari mereka sedikit bersentuhan, membuat mereka saling melirik lalu terkikik.

AmnesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang