Luca selalu menyalahkan dirinya sendiri ketika menyadari Bella telah pergi dari sisinya. Ada begitu banyak hal yang ia ingat dan tidak. Kenangannya bertumpuk, namun seperti buram dan seperti sebuah kilasan cahaya yang datang tiba-tiba.
Seringnya Luca menulis surat dan menitipkannya pada Alejandro, ayah Bella, tapi tak ada satu pun yang terbalaskan. Membuat hati Luca seperti diremas-remas, akan perasaan cemas, bersalah, dan rindu. Ia begitu rindu, terasa seperti ada bagian yang hilang pada hari-harinya setelah malam itu. Alejandro sendiri tidak memberikan banyak bantuan. Pria itu hanya mengangguk dan menerima surat yang dititipkan Luca untuk putrinya, entah benar-benar disampaikan atau tidak. Luca tidak pernah tau. Entah semua tulisannya dibaca atau tidak, Luca tetap menanyakan kabar Bella pada Alejandro dan terus menitipkannya surat. Membagi kisah hari-harinya, apa yang terjadi di akademi dan ketika hari balapan, yang Luca sendiri tau Bella pasti tak pernah absen untuk memantaunya di layar tv.
Bella kenapa melakukan semua ini? Pertanyaan itu yang sering memenuhi kepalanya.
Pikirnya, sesuatu yang buruk terjadi, di antara keduanya. Entah apa, kilasan ingatannya tak banyak membantu. Seolah bagian yang tak pernah muncul itulah yang paling ia butuhkan sebagai jawaban atas segala kebingungannya dan kepergian Bella.
Apapun itu, Luca selalu menulis surat. Berharap suatu hari, ketika Alejandro pulang ke tempat tinggalnya, dan kemudian ia kembali ke Italia dengan membawa putri cantiknya, Bella. Sama seperti dulu, seperti kali pertama itu.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Akhirnyaaa ... kelar! xixixi
maapkan karena lamanya kebangetan ya semua:"v
jangan lupaa tinggalkan jejak, thankies!
KAMU SEDANG MEMBACA
Amnesia
Teen FictionGue jatuh cinta sama Luca, adik tiri pria yang gue idolakan. Dia ngajarin gue banyak hal yang gak pernah gue pelajari sebelumnya. Dan disaat akan menjalin hubungan serius dengannya, ada beberapa hal yang meresahkan gue. Peraturan, Rossi, Silvia, dan...