.
.
.Siapa yang nggak shock mendengar kabar seorang pembalap kecelakaan hebat, tapi syukurlah selamat, dan malah lupa ingatan?
Luca, satu-satunya pembalap yang mengalami itu.
...
"Gue siapa?" Bulega nunjuk dirinya sendiri.
Luca melirik Bulega. Menatapnya sekitar semenit, lalu menggeleng.
"Kalo yang ini?" Bulega menunjuk Balda.
Luca mengalihkan matanya melirik Balda, teman setimnya, dan sedetik kemudian mengendikkan bahu.
"Gue, gue! inget gak lo ame gue?"
Dan Luca kembali mengendikkan bahunya cuek.
"Udahlah. Useless tau gak." cetus Migno kesal. "Gimana mau inget kalian, kalo gue, Vale, emak ama bapaknya sendiri aja nggak diinget."
Bulega melongo. "Wah, parah lo man!"
Luca mengernyit, lalu menekan bagian diantara kedua matanya. "Emang gue kenapa sih?"
"Orang lagi balapan, lo malah mental ke pembatas, cuy!" jawab Balda.
"Trus, ini gue lagi lupa ingatan gitu?"
"Dih, pake nanya." kekeh Bulega.
"Emangnya gue pernah kenal kalian? Ikut balapan? ugh ..." Luca mendengus dan makin menekan bagian atas hidung diantara kedua matanya.
➖➖➖
Krieek ...
"Guys, katanya dokter jangan terlalu ditekan ingata ... eh, Luca udah bangun rupanya."
Gue masuk ke kamar yang penuh sesak sama cowok-cowok pembalap ini. Gue pun berdiri disamping ranjang Luca dan merhatiin dia.
Kita saling bertatapan.
"eh, eh, dia inget sesuatu tuh kayaknya!" seru Balda, ngeliat ekspresi Luca yang natap gue dengan kedua alis yang bertaut.
Gue terus mandangin matanya.
"Lo inget ..gue?"
Dan secepat kilat Luca menggeleng, membuat yang lainnya mendesah.
"Jangan bo'ong lo bro! Jelas keliatan lo kayak inget sesuatu barusan .." seru Bulega sambil nunjuk Luca, bikin dia tersentak.
"heh, lo apaan sih? Jangan gitu dong ..." sergah gue mukul tangan Bulega. "Kata dokter jangan terlalu dipaksain. Kalo dipaksa, dia malah bisa pingsan dan stress."
"ups, sori ya bro. Gak bermaksud. Hhee .." ujar Bulega langsung ngelus-ngelus lengan Luca sambil nyengir.
Gue menghela napas, trus ngelus-ngelus kepala Luca.
Kasian dia ...
Udah dua hari, dan nggak ada satu hal pun yang dia inget pernah terjadi dalam hidupnya.
"Padahal kemarin gue sama lo kesini kan Bel, dan dia ngeliat kita. Tapi kok tetep nggak inget?" tanya Balda heran.
"Mungkin butuh beberapa hari." jawab gue.
Migno menghela napas dan mengacak-acak rambutnya yang sedikit itu. "Kok bisa lo kayak gini sih, bro ..."
➖➖➖
20.15
Pintu kamar Luca dirawat terbuka. Silvia, Georgia, ayah Luca dan beberapa orang lainnya keluar, selesai jengukin Luca sekitar 30 menitan, dan gue hampir membeku nungguin di kursi tunggu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amnesia
Teen FictionGue jatuh cinta sama Luca, adik tiri pria yang gue idolakan. Dia ngajarin gue banyak hal yang gak pernah gue pelajari sebelumnya. Dan disaat akan menjalin hubungan serius dengannya, ada beberapa hal yang meresahkan gue. Peraturan, Rossi, Silvia, dan...