Prolog dan deskripsi telah disunting. Silahkan baca kembali.
.
.
.
Aku berjalan. Menunduk sembari menatap flatshoes hitamku. Berjalan perlahan namun pasti. Sesekali aku menghela nafas berat sambil menatap langit bertabur bintang. Bisa aku rasakan hembusan angin malam menerpa seluruh kulitku. Membuat rambutku sedikit berkibar dibuatnya. Sesekali kendaran berlalu lalang. Tak ramai dan juga tak sepi. Diujung sana ada keramaian. Para penumpang yang menunggu bus datang. Halte. Aku berjalan menuju halte itu. Masih agak jauh jarakku untuk sampai di halte itu. Bukannya buru-buru aku malah memperlambat ritme langkahku.Ponsel dalam tasku bergetar tak bernada sedari tadi. Walaupun pikiranku melayang aku bisa merasakannya. Aku tau siapa yang menelponku. Jika bukan Aldi ya Iqbal. Atau mungkin Steffi, atau Salsa, atau mungkin juga Gio. Tapi aku sangat yakin itu adalah Aldi. Aku tidak berniat sama sekali untuk mengangkatnya. Atau mungkin bisa dibilang aku tidak mempunyai tenaga apapun untuk itu.
Banyak kejutan-kejutan yang berhasil membuatku terbangun dari mimpiku. Tersadar dari khayalan indahku. Terdiam lalu terpaku dari senyumanku. Aku harusnya tau. Aku hanyalah orang baru yang masuk kedalam sebuah dongeng orang lain yang dimana bukan aku peran utamanya. Aku bisa saja merusak dongeng itu. Itu dongeng mereka. Apa yang harus lakukan? Menghilang dari dongeng orang lain itu?
Steffi. sahabat terbaikku. Orang yang selalu ada untukku sejak aku kecil. Dia yang membuatku tertawa dalam kesedihan. Dia cahaya dari kegelapanku. Dia yang memberiku pelukan disaat aku sangat rapuh. Ternyata dia menyukai Iqbal. Teman baruku. Dimana aku selalu tersenyum ketika berada didekatnya. Dimana aku selalu merasa bahwa ialah alasan aku harus tersenyum, alasan aku selalu semangat, selalu riang di hari-hariku. Dan aku baru sadar. Aku menyukai pria itu sejak pertama kali aku bertemu dengannya.
Salsa. entah dia tau atau tidak selama ini aku dekat dengan Aldi. Atau mungkin dia menyadari perhatian Aldi padaku selama ini. Aku tidak tau. Karena aku tidak melihat sekelilingku. Aku hanya memikirkan diriku sendiri. Aku, egois. Aku peran antagonis dalam dongeng ini. Aku dulu memang menyukai Aldi, sangat! Aku mengagumi kedewasaannya. Aku mengagumi ketampanannya karena memang dia keturunan Pakistan-Indonesia. Aku selalu berdebar ketika di deketnya. Tetapi itu dulu. Sebelum aku bertemu Iqbal. Aku harus menjauhi Aldi. Untuk menjaga perasaan Salsa. Perlahan aku harus keluar dari dongeng itu. Aku akan menjauhi mereka, para lelaki yang aku sayangi dan aku akan membuang jauh-jauh khayalan bodoh dan perasaanku. Dan aku yakin, semuanya akan baik-baik saja. Setidaknya aku bisa berteman tanpa memiliki perasaan apapun dengan Aldi ataupun juga Iqbal.
"Veleria..."
Itu suara Aldi. Sudahku duga dia akan mencariku. Jadi, dia sudah pulang dari Bandung? Hatiku ingin sekali bicara yang sejujurnya. Bahwa aku ingin menjauh darinya. Tapi aku bingung harus dimulai dari mana. Dia menginjak pedal gas mobilnya nya sedikit. Agar berjalan pelan menyamai langkahku. Di terus menyebut namaku dengan rentetang omelan khasnya, karena aku pulang sendirian.
"Udah aku bilang jangan pulang sendirian Ve. Ayo masuk..."
Aku harus menolak tawarannya tapi bagaimana. Apa aku harus memberi alasan aku dijemput orang lain? Tapi siapa?
"Hey..."
Akhirnya aku berhenti melangkah. Dia juga memberhentikan mobilnya lalu keluar dan berjalan, berdiri tepat di hadapanku. Aku memang pendek. Yang aku lihat dadanya. Dia mengenakan kemeja biru laut yang digulung hingga sikut. Aku menaikan pandanganku. Hingga aku kini menatap matanya bulatnya.
"Ayo masuk. Aku anter kamu pulang" Aldi menarik lenganku namun tubuhku menahan untuk tidak bergeming.
"Ayo Ve aku anter kamu pulang..." aku menggeleng. Menunduk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pain (Secret Time)
RomanceSeorang pria yang tiba-tiba muncul di hidupnya. Membuat kehidupannya semakin rumit. Hingga akhirnya sebuah takdir mengejutkan sebuah dongeng itu. Semuanya begitu rumit. Ia bahkan tak tahu siapa dia sebenarnya. Apakah dia nyata atau tidak. Dia juga t...