Prolog

49.5K 2.6K 151
                                    

Will terus berlari, mencari sedikit waktu untuk dirinya agar tetap bisa bertahan hidup di sini. Peluh bercucuran membasahi keningnya. Napasnya terengah-engah. Sorot matanya menyiratkan kekhawatiran. 10 menit waktu tersisa dalam hidupnya.

"Aku harus mencari ke mana lagi?" Bank waktu gratis sudah kehabisan waktu dan Will tidak tahu harus mencari ke mana lagi. Ia melewati beberapa lorong gelap nan kumuh untuk mencari secercah harapan bagi dirinya. Pandangannya tak pernah luput dari setiap sudut kota menyedihkan itu.

8 menit tersisa ....

"Sial! Aku harus pergi ke mana sekarang?" Will jatuh terduduk di pinggiran kota. Menatap sendu setiap manusia yang sedang berlalu-lalang tanpa memedulikannya. Ini sudah biasa terjadi di Ozano. Kota keji dan miskin, penuh pencuri dan juga tak pernah memedulikan siapapun kecuali dirinya sendiri. Sebagian besar, namun tidak bagi Will.

DEG!

Will menatap sedih saat melihat seorang wanita muda di ujung sana yang mati karena kehabisan waktu. Tak ada yang peduli, bahkan mayatnya dibiarkan tergeletak di sana. Sudah biasa dan itu bukan merupakan suatu kejadian yang aneh di kota Ozano. Will ingin membantu namun ia kembali melirik lengannya yang sudah menunjukkan sisa waktu hidupnya.

6 menit tersisa ....

"Oh God! Tolong aku!" Will meremas rambutnya frustasi, tidak tahu harus melakukan apa.

Tiba-tiba terlintas dalam benaknya untuk menghampiri Edward si rentenir waktu di ujung sana. Rumahnya tidak jauh. Jika Will berlari, waktunya pasti akan cukup untuk tiba di sana. Namun banyak risikonya, iya akan terlilit hutang karena yang ia tahu bunganya sangatlah besar, sekitar 30%.

Di dunia ini semuanya dibayar oleh waktu. Jika kau ingin pergi ke toilet umum, kau harus membayar sebanyak 1 menit dalam hidupmu. Dan untuk membeli sebuah mobil biasa, kau harus membayar sebanyak 15 tahun dalam hidupmu. Orang yang mempunyai banyak waktu, ia adalah orang yang sangat kaya.

Will tidak punya pilihan lain. Ia berteriak dan langsung berlari secepat mungkin menuju rumah besar di ujung sana.

3 menit tersisa ....

TOK ... TOK ... TOK ....

"Tuan, kumohon bukalah. Aku membutuhkan waktumu tuan. Kumohon!" Will terus menggedor pintu kayu mahal itu dengan keras. Beberapa petugas yang menyadarinya langsung menghampiri dan siap untuk mengusir Will karena sudah membuat keributan.

"Kau, pergi dari sini!" ucap petugas berbadan besar itu.

2 menit tersisa ....

Will mulai menangis karena tidak tahu harus bagaimana lagi. Apakah hidupnya akan berakhir hari ini? "Kumohon tuan, aku sangat membutuhkan waktu. Aku ingin bertemu dengan tuan Edward."

"Dia sedang sibuk."

"Tapi tuan ...."

1 menit tersisa ....

Deg ... deg ... deg ....

Will pasrah. Pelupuk matanya tak kuasa membendung cairan Kristal nan indah itu. Will putus asa. Ia terduduk di lantai dan siap untuk menemui ajalnya.

40 detik tersisa ....

Bersamaan dengan itu, pintu kayu tersebut terbuka dan hadirlah sosok yang Will tunggu-tunggu. Edward Callistan sang rentenir atau bandar waktu. Will langsung bangkit dan mulai membuka suaranya panik, "Tuan, kumohon. Aku sangat membutuhkan waktu. Aku akan membayarnya dengan apapun yang kau mau. Aku akan membayarnya, aku berjanji."

Edward menaikkan salah satu alisnya meragukan. Edward menatap lengan Will dan malah menyeringai kemudian saat melihat tinggal 30 detik tersisa lagi di sana. Ia menatap wajah Will lekat. Hmm, lumayan manis juga pikirnya.

"Jadilah budakku," ucapnya sombong. Will menatap terkejut ke arah Edward dan menggeleng kecil kemudian. Ia tidak akan pernah sudi untuk menjadi seorang budak. Harga diri adalah yang utama bagi dirinya.

"Baiklah, itu keputusanmu." Edward berbalik dengan memasang tampang licik tingkat tinggi. Ia yakin bahwa pemuda itu pasti akan menerima syaratnya. Mengingat waktu yang ia miliki tinggal sedikit.

Will kalut dan juga bingung. Ia menatap Edward dan waktu yang muncul di lengannya secara bergantian. Ini adalah keputusan yang sulit. Memilih memertahankan harga dirinya atau hidupnya?

10 detik tersisa ....

"Baiklah. Aku akan menjadi budakmu." Will berbicara dengan lantang. Edward langsung tersenyum bangga, berbalik seraya meraih lengan will. Ia langsung men-transfer waktu sebanyak 1 bulan untuk pemuda beriris mata biru itu. Will merasa lega namun nyatanya ini adalah awal dari kesengsaraan hidupnya.

"Selamat datang budak baruku!" BLAM!

"Selamat datang budak baruku!" BLAM!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©©©©©©©©©©

Halooooo, saya bawa cerita baru lagi nih. Masih coming soon sih, mulai ditulis kalau salah satu cerita on going yang lain tamat 😂. Sorry kalau gaje.

Cerita ini terinpirasi dari film In Time. Itu film seru banget menurut saya, makanya saya bikin cerita ini. Tapi, alurnya bakalan beda dong ya 😄.

Voment yang banyak yaa....

Bye, see u on next chap

...6 Agustus 2016...

TIME! [ManxBoy 18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang